Senin

Berdoa Rosario Bersama Glyn

Mengajarkan anak-anak berdoa, khususnya berdoa Rosario, membutuhkan strategi jitu, meleset sedikit saja akan berakibat fatal; alih-alih mengharapkan anak senang berdoa, malah membuat mereka takut dan benci berdoa.

Hari pertama aku mengajarkan Glyn doa Rosario pun merupakan suatu kesalahan yang untungnya, tidak membuat Glyn kapok, walaupun malam itu Glyn tidur agak gelisah. Aku sangat-sangat menyesal dan merasa bersalah.

Jadi malam itu, Glyn sedang memainkan gelang Rosario biru milikku yang kubeli di pertapaan Rawaseneng, langsung saja aku mengajaknya untuk mendaraskan doa Bapa Kami dan Salam Maria sesuai urutan maniknya. Glyn pun terlihat sangat antusias. Sementara Glyn mulai mendaraskan doa-doa tersebut, aku hanya diam, mendengarkan dan mengoreksi kalau dia lupa atau salah mengucapkannya. Dan ternyata Glyn terus-terusan melakukan kesalahan. Bukan hanya itu saja, posisi tubuh Glyn pun tidak bisa diam; kadang bisa duduk manis, tapi lebih sering miring kiri, miring kanan, tiduran, sampai nungging segala. Hal itu membuatku kesal.  Aku terus-menerus menyuruhnya untuk duduk manis, menutup mata dan mengucapkan doa yang benar. Tapi justru sikapku yang seperti itu membuat Glyn makin kacau. Sampai akhirnya kejengkelanku berujung pada tragedi; tadinya mau menyentuh kepala Glyn dengan jari telunjukku sambil berkata, "Kamu harus konsentrasi!", malah meleset mengenai sebelah mata Glyn. Akhirnya Glyn pun menangis.
"Sorry, mama nggak sengaja," cepat-cepat aku meminta maaf.
Tapi Glyn tetap menangis. Dan 10 manik Salam Maria pun berakhir dengan tangisan dan kesalahan yang berulang-ulang.

Semalaman hatiku dikuasai perasaan menyesal, bersalah dan kuatir, kuatir Glyn tidak mau lagi menyentuh Rosario. Kalau sampai hal itu terjadi, berarti penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah diriku sendiri.

Tapi syukur kepada Allah. besoknya, sebelum tidur, kembali Glyn mengambil Rosario biru yang sudah dicap sebagai miliknya, dan berkata kepadaku, "Mama, mau doa Rosario..."

Aku pun segera menanggapinya dengan tak kalah semangat, "Ayo..."

Kami duduk saling berhadapan di atas kasur.
Aku memutuskan untuk mengubah sikapku, bukan lagi sebagai guru, tetapi sebagai sahabat. Guru berfungsi sebagai pengajar dan pengoreksi kesalahan muridnya, tapi sahabat akan belajar dan mengoreksi bersama-sama.

Kami pun mulai mendaraskan doa Bapa kami dan Salam Maria bersama-sama.
Glyn terlihat sangat senang sekali. Dia tidak lagi merasa terbeban oleh kalimat doanya yang masih juga sering salah-salah, karena sekarang dia berdoa bersamaku, jadi dia tinggal mengikuti ucapanku. Baru selesai doa Bapa kami, Glyn menginterupsi dengan celotehannya yang macam-macam, termasuk gayanya yang mulai berubah-ubah seperti kemarin. Tapi untuk kali ini, aku tidak mau menghentikannya. Biar saja mengalir apa adanya. Justru saat aku ikut mengalir bersamanya, Glyn semakin terlihat antusias. Karena itu, tiba-tiba saja aku terpikir untuk menceritakan fungsi doa Rosario, tentu saja menurut fersi anak-anak :

"Setiap kali kita doa Rosario, sebenarnya kita lagi kirimin Bunda Maria bunga mawar. Makin banyak doanya, makin banyak bunga mawar yang kita kirimin... "

"Buat apa kirimin bunda Maria bunga mawar?"

"Karena bunda Maria suka sama bunga mawar... Setiap kita kirimin bunga mawar, bunda Maria langsung senyum. terus bilang sama Tuhan Yesus, "Yesus, lihat! Bunga mawar ini cantik-cantik sekali ya..."
"Dari siapa bunga mawar itu, mama?" tanya Tuhan Yesus sambil ikut ciumin bunga mawar yang harum-harum itu.
"Dari anakku yang tinggal di Sutera Kirana, namanya Glyn Cherish... Dia itu anaknya baik, deh, tiap malam dia selalu kirimin aku bunga-bunga mawar ini... Nanti aku mau buatin Glyn mahkota yang besaaar dari bunga-bunga mawar ini..."
Lalu Tuhan Yesus berkata, "Waaawww... baik sekali ya, mama, anak yang bernama Glyn Cherish itu..."
Bunda Maria ngangguk-ngangguk, terus berkata lagi, "Makanya, Yesus, tolong kamu kirimin Glyn malaikat-malaikat-Mu ya untuk menjagai dia malam ini, untuk melindunginya dari setan-setan yang jahat... Aku nggak mau anakku Glyn sedih dan sakit... Aku mohon Yesus selalu menolongnya dan menemaninya waktu Glyn sekolah, waktu Glyn bermain, jangan sampai Glyn jatuh... Pokoknya aku mohon supaya malaikat-malaikat-Mu selalu berada di dekat Glyn..."
"Baik, mama..." jawab Tuhan Yesus. Terus Tuhan Yesus panggil malaikat-Nya, "Kat! Kat!"
( Di sini Glyn menginterupsi: "Kok, panggilnya, Kat! Kat! sih?"
"Iya kan namanya Malaikat, jadi panggilnya, Kat! Kat!"... :D )
Cepat-cepat malaikat-malaikat Tuhan Yesus datang menghadap, "Ya, Tuhan?"
"Tolong ya kamu sekarang juga turun ke bumi, tepatnya ke jalan Sutera Kirana, di sana ada anak perempuan yang bernama Glyn Cherish... Tolong ya kamu jagain dia, jangan sampai ada setan yang mau jahatin dia... Pokoknya kamu harus berdiri di dekat-dekat Glyn ya..."
"Kenapa begitu, Tuhan?" tanya malaikat heran.
"Ya, soalnya malam ini Glyn sudah mengirimkan bunga mawar yang cantik-cantik untuk mama-Ku, makanya Aku senang melihat mama-Ku senang, dan Aku mau kamu buat Glyn juga senang..."
"Oooo... begitu ya, Tuhan... Baiklah kalau begitu, sekarang juga aku akan turun ke bumi dan pergi ke jalan Kirana itu untuk jagain anak yang bernama Glyn Cherish..."

Nah, akhirnya malaikat itu turun deh untuk jagain Glyn..."

Selama aku bercerita, Glyn benar-benar serius mendengarkan, dan membuatnya makin semangat untuk mendaraskan Rosario.

Kami pun kembali meneruskan doa kami yang sempat terinterupsi tadi.

Setiap kali pindah ke manik berikutnya, Glyn membutuhkan waktu untuk kembali menghitung mulai dari manik pertama, dan hal itu terjadi setiap kali pindah manik, belum lagi ditambah dengan selingan celotehannya yang kadang membuatku ingin tertawa.

Akhirnya 10 manik pun selesai di daraskan, ditutup dengan doa kemuliaan. Setelah itu aku meminta Glyn untuk melanjutkan dengan doa pribadinya yang sudah biasa dia doakan sebelum tidur, "Tuhan Yesus, Glyn mau bobo, lindungi ya supaya Glyn sehat, Terima kasih Tuhan Yesus, Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin."

Kemudian kami melakukan ritual kami, yaitu mencium Salib. Biasanya aku berkata, "Ayo, sekarang kita kiss Tuhan Yesusnya."

Sudah malam keempat kami melakukan doa Rosario bersama, kadang Glyn ingin mengirimkan bunga mawar, tapi kadang juga dia maunya kirimin kupu-kupu... Mungkin besok-besok kiriman Glyn makin bervariasi, tergantung imajinasinya saja... :D

Sekarang justru Glyn yang kadang berkata, "Aku bisa doa sendiri! Mama dengerin ya aku berdoa..." Dan memang kesalahannya semakin sedikit, bahkan nyaris sempurna!

Aku bersyukur Tuhan menolongku tepat pada waktunya, sehingga aku mampu sadar dari kesalahanku dan berhasil memperbaikinya. Semoga apa yang sudah kumulai, akan terus berbuah manis. Sebab aku yang menanam, Tuhan yang memberi pertumbuhan. Amin. (1 Kor 3 : 6)