Minggu

Sharing Motivasi di SMAK Penabur Bintaro Jaya

Jumat kemarin, 22 Januari 2016, saya diundang oleh salah seorang guru SMAK Penabur Bintaro untuk membagikan seminar motivasi dihadapan kurang lebih 450 murid. Hari itu mereka memang sedang mengadakan work shop yang berhubungan dengan talenta masing-masing.

Sesuai agenda, sebelum mereka memasuki kelas workshop, lebih dulu mereka akan mendengarkan seminar motivasi, dan dirikulah yang ditunjuk untuk mengisi seminar tersebut.

Sebelumnya, Miss Rina, guru yang mengundangku telah menginformasikan kalau tema workshop mereka tahun ini adalah "Muda, Beda, Berkarya", dan saya diharapkan dapat memotivasi mereka, khususnya agar mereka dapat lebih semangat belajar serta bersyukur dengan semua talenta yang Tuhan berikan.

Jam 8.00 pagi acara seminar itu pun dimulai. Perta-tama MC (pak Yanner) menyanyikan lagu 'The Prayer' bersama seorang guru kesenian bernama Miss Stephanie.
Wowww!!!
Alamaksss..., indahnya suara mereka...  Benar-benar mirip Josh Groban dan Celine Dion...
Pasti sulit membedakan mana Josh Groban yang asli dengan Josh Goban atau Josh Siban??? :D
Tapi beneran... untuk acara pembukaan, duet mereka sukses abis!

Setelah "The Prayer", MC mulai memperkenalkan pembicara seminarnya, dan diputarkan video tentang kegiatanku yang diambil dari acara Kick Andy. Akhirnya, MC-pun memanggilku untuk naik ke atas panggung.

Sebelumnya, suamiku sudah menanyakan kepada saya, apakah saya mau berdiri persis di depan mimbar kecil yang sudah ada di atas panggung, supaya saat berbicara nanti tubuhku tetap menghadap  ke depan, bukannya menceng ke kiri atau ke kanan, seperti yang sering terjadi kalau saya sedang membawakan training-training sebelumnya, soalnya gedung kali ini cukup luas. Tapi saya bilang kalau itu tidak perlu, karena saya lebih senang kalau bisa bergerak dengan bebas. Biarlah kalau tubuhku nantinya melenceng ke kanan atau ke kiri, yang penting nggak sampai membelakangi peserta, dan untungnya sampai detik ini hal itu belum pernah terjadi (jangan sampai terjadi deh...) :D

Pertama-tama saya menyapa peserta dengan, "SMAK Penabur apa kabar?"
Jawaban mereka hanya, "Baik..."
"Hanya baik???" tanya saya pura-pura heran.
Beberapa dari mereka ada yang menyahut, "Luar biasa!"
"Kalau begitu," lanjutku. "Coba tunjuk satu orang yang bisa kasih kita contoh jawaban yang semangat. Saya mau jawabannya harus ada kata-kata dari tema kalian : muda, beda, berkarya."
Kemudian pak Yanner menunjuk satu orang murid untuk maju ke atas panggung. Murid itu bernama Samuel.
Ternyata Samuel agak pemalu. saya nggak tau mengapa pak Yanner malah menunjuk Samuel, apa jangan-jangan Samuel ini tipe anak yang ramai kalau masih di bawah panggung, sementara langsung menciut kalau sudah di atas panggung. Saat saya lontarkan pertanyaan, SMAK Penabur apa kabar? Pertama-tama Samuel malah menjawab, "Baik..." , membuat semua teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Lalu kedua dan ketiga kali Samuel malah kebingungan, lalu berkata, "Saya nggak bisa..."
Saya terus mendorong Samuel untuk membuat jawabannya dengan gerakan. saya coba memberinya contoh. Dan akhirnya, Samuel pun berhasil membuat jawaban lengkap dengan gerakannya. Kemudian saya meminta semua teman-temannya mengikuti jawaban dan gerakan Samuel.
Dengan semangat mereka menjawab sapaan yang kulontarkan... Satu kali... Dua kali... dan ketiga kalinya, ketika saya mengancam kalau yang tidak menjawab lengkap dengan gerakannya akan ditarik ke panggung menggantikan Samuel, dengan antusias serentak mereka menjawab, "Muda, beda, berkarya, yes! yes! yes!"
Padahal kalimat yang keluar dari mulut saya bukan lagi, "SMAK Penabur apa kabar?" tapi, "SMAK Penabur selamat pagi!"
Hehehe..., ternyata semua murid kena jebakan saya... Entah karena saking semangatnya, atau jangan-jangan karena ancaman saya sebelumnya... hehehe...

Selesai pembukaan singkat tadi, akhirnya saya pun memulai sharing saya.

Ada 3 hal yang akan saya sampaikan dalam sharing saya, yaitu :
1. Kesulitan merupakan anak tangga kesuksesan
2. Jangan cepat merasa puas
3. Keterbatasanku = keunikanku

Satu demi satu saya kupas dari sisi pengalaman saya sendiri. Bagaimana perjuangan saya saat sekolah dulu, bagaimana justru melalui kesulitan-kesulitan yang saya harus alami setiap hari dapat membawa saya kepada kesuksesan saya yang sesungguhnya. Karena melalui kesulitan dan tantangan tersebut mental saya ditempa. Karena itu, saya mengingatkan kepada mereka untuk tidak tsayat terhadap kesulitan, tidak tsayat menghadapi setiap tantangan. Karena pada saat kita berhasil melewati kesulitan atau tantangan tersebut, maka itu berarti kita sudah semakin dekat dengan kesuksesan kita.


Ada yang lucu, waktu saya cerita kalau saya ini juga jebolan SMAK Penabur, yaitu SMAK satu...
Spontan semua peserta langsung bergumam, "Wowwww...!!!"
Tapi kemudian saya lanjutkan, "Maksudnya, SMAK satu-satunya di Sukabumi!" hehehe...

Kemudian saya lanjut pada point kedua : Jangan cepat merasa puas.
Di sini saya  bercerita bagaimana berkat kesulitan dan tantangan yang harus saya hadapi, berhasil menumbuhkan dalam diri saya semangat belajar yang tinggi. Apa pun akan saya pelajari supaya saya bisa hidup lebih mandiri. Supaya saya bisa membuktikan kalau tunanetra pun bisa sukses dan tidak selamanya menjadi beban bagi orang lain. Bagaimana perjuangan saya untuk membaca buku. Sebelumnya saya bertanya kepada mereka, "Untuk kalian membaca buku itu mudah apa sulit?"
Serentak mereka menjawab, "Mudah!!!"
Nah, di situ saya tampilkan foto saat saya sedang dalam proses membaca buku. Di mana buku itu harus di-scan dulu lembar demi lembar. Jika bukunya miring sedikit, atau kurang tekan, maka hasil scan-nya jadi berantakan, alhasil saya harus mengulangi lagi. Bayangkan jika buku yang ingin saya baca itu sejumlah 1000 lembar, berapa lama waktu dan besar usaha yang harus saya keluarkan sebelum akhirnya saya baru bisa membaca buku tersebut?

Di akhir point kedua, saya mengatakan sebuah kalimat yang saya dengar dari almarhum Steve Jobs, "Stay hungry, stay foolish... Laparlah terus, bodohlah terus..." Dan juga kalimat yang saya dengar dari rekan saya mantan duta besar Kamboja, "Orang yang merasa dirinya pintar, maka sebenarnya pada saat itu juga orang itu membuktikan bahwa dirinya adalah bodoh!... Karena itu, jangan cepat merasa puas."

Lalu masuk ke point ketiga : Keterbatasanku = keunikanku.
Saya katakan kepada mereka kalau kebutaan saya bukan lagi menjadi kekurangan saya atau hambatan untuk saya berkembang. Tetapi justru kebutaan saya adalah keunikan saya. Tidak banyak orang buta yang bisa menciptakan lagu, tidak banyak orang buta yang bisa menjadi trainer... Karena sesungguhnya Tuhan telah kita sempurna, sempurna dengan segala kekurangan dan kelebihan kita masing-masing. Jadi jangan lagi fokus pada kekurangan kalian, tapi fokuslah pada apa yang menjadi kelebihan kalian. Karena ketika saya belajar fokus pada kelebihan saya, maka kebutaan saya sudah tidak ada artinya lagi.

Sharing pun saya tutup dengan sebuah lagu ciptaan saya yang berjudul 'Hidup Adalah Pilihan'.