tag:blogger.com,1999:blog-18454690871041341642024-02-19T23:04:14.260+07:00Remang-remangAku ini seorang tunanetra. Katanya sih penyebabnya adalah Retinitis Pigmentosa. Makanya aku menjuluki diriku sendiri: "Si gadis remang-remang", karena duniaku memang selalu terlihat remang-remang, redup, nyaris padam! :)Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.comBlogger118125tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-45497636051507840652019-06-26T15:32:00.002+07:002019-06-26T15:32:51.745+07:00Doterra, Apa Itu?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwpqAiJTaaSUSingDUAfyjk9zlY56ORFtgTIicQG0VCsqnaCyigy6UIYk2aZ6OXH42iQ3gNRYOw0ncwAygYgnvg6-AUWYyR-9srvLdmx9fPggNYpq3rZNpD310utLIUPrsiMWyXyIfdpc/s1600/65056851_2576718432347426_5953360293332516864_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwpqAiJTaaSUSingDUAfyjk9zlY56ORFtgTIicQG0VCsqnaCyigy6UIYk2aZ6OXH42iQ3gNRYOw0ncwAygYgnvg6-AUWYyR-9srvLdmx9fPggNYpq3rZNpD310utLIUPrsiMWyXyIfdpc/s400/65056851_2576718432347426_5953360293332516864_n.jpg" width="400" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">Selesai isi kesaksian
di Gereja NDC bareng Bos, aku dan Wiria mampir sebentar ke rumah Bos. Di tengah
obrolan, isteri Bos bercerita tentang essential oil yang lagi booming dan sudah
banyak yang membuktikan khasiatnya. Namanya Doterra. Dia kasih aku coba
beberapa oilnya yang paling top selling, seperti:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lemon. Satu tetes oil
untuk segelas air, dan aku disuruh minum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hah, essential oil
diminum? Apa gak salah nih?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tapi dia bilang kalau
essential oil Doterra ini memang kelebihannya aman dikonsumsi, karena proses
ekstraknya sama sekali tidak menggunakan alkohol dan zat kimia lainnya. Lain
dengan essential oil yang beredar di pasaran yang hanya bisa untuk pemakaian
topical atau difuse.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Karena memang lagi haus
habis mengisi sesi sharing, makanya dengan senang hati kuminum air segelas itu.
Ternyata rasanya sama sekali nggak seperti makan lemon yang asam, tapi bening
seperti minum air putih biasa, hanya memang aroma lemonnya terasa banget dan
langsung bikin segar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Katanya, untuk
mendapatkan 1 botol oil lemon ukuran 15 ml, membutuhkan 75 butir buah lemon.
Dan 1 tetes lemon saja sudah seperti mengkonsumsi beberapa butir lemon. Wow,
amazing! Buat aku yang memang males makan buah, maunya yang praktis-praktis
aja, seperti juice, essential oil lemon ini sudah seperti sorga buatku. Untuk
manfaat lemon. Ya, kita semua pasti sudah tahulah ya… selain tinggi vitamin C,
lemon juga bisa untuk detoks, melancarkan pencernaan, meningkatkan daya tahan
tubuh, menyegarkan dan yang pasti menyehatkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Selain lemon, dia juga memberiku
satu tetes oil Peppermint ke telapak tanganku. Aku disuruh menggosok dulu oil
itu dengan kedua telapak tangan,. Lalu baru diusap ke bagian tengkuk, leher dan
belakang telinga. Setelah itu dia menyuruhku menjalin jari-jari tanganku satu
sama lain, seperti posisi tangan sedang berdoa, tapi telapak tangan bagian
dalam tetap terbuka agar oil yang menempel di sela-sela jari dapat terhirup
oleh hidung. “Tarik napas perlahan-lahan… kemudian buang lewat mulut… Lalu
tarik napas lagi… dan buang … tarik… buang…” Begitu yang dia instruksikan
sampai kurang lebih lima kali hirup. “Nah, sekarang apa yang kamu rasakan?”
tanyanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Leherku rasanya hangat…
Dan rasanya lebih relax aja… nggak tegang kayak tadi…” Begitu jawabanku, dan
memang betul begitu yang aku rasain. Seperti biasa, kalau habis mengisi
training, seluruh badanku, apalagi bagian leher dan kepala rasanya kencang
banget. Mungkin gara-gara demam panggung yang nggak pernah sembuh, padahal jam
terbangku untuk naik ke atas panggung sudah dibilang lumayan juga. Tapi tetap
saja sebelum tampil, aku pasti bawaannya tegang, hehehe...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jelasnya kemudian,
proses ekstrak oil Doterra ini dilakukan langsung di ladang pertanian atau perkebunan
yang sedang panen, dan dari negara-negara penghasil terbaik. Misalnya saja jahe
dan kayu manis langsung diekstrak di Indonesia. Karena kalau tanaman atau
buah-buahan itu harus dibawa terbang dulu ke US, pasti akan mengalami kerusakan,
layu dan kehilangan kesegarannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terakhir, dia memberiku
bonus 1 sesi aroma touch. Wah, apa lagi, tuh?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ternyata Aroma touch
itu semacam massage, tapi bedanya aroma touch tidak memerlukan tenaga terlalu
besar seperti massage. Ya, namanya juga aroma touch, bukan aroma massage. Dan
aroma touch membutuhkan 8 jenis oil yang berfungsi sebagai penyeimbang antara
pikiran dan emosi. Di mana hampir semua keluhan tubuh itu disebabkan oleh
kondisi emosi dan pikiran yang tidak seimbang. Lalu sebagai relaksasi,
mengembalikan energi positif sehingga mampu meningkatkan imun tubuh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku disuruh tidur
menelungkup di ranjang khusus massage, jadi posisi kepalaku tetap lurus, tidak
miring ke satu sisi. Bayangin aja kalau orang disuruh tiduran dengan kepala
miring selama 45 menit sampai 1 jam, apa nggak tengklek tuh? Kemudian dia mulai
mempersiapkan segala sesuatunya, seperti lampu yang dibuat redup, difuser yang
berisi beberapa oil seperti lavender untuk relaksasi, On Guard untuk penangkal
hawa jahat,. Ups, maksudnya membersihkan ruangan dari berbagai macam virus yang
mungkin sedang berterbangan di segala penjuru. Ya, kurang lebih seperti itulah.
Selain itu, dia juga memasang musik instrumental. Wah, jadi kayak di ruang spa
provesional aja nih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku dimintanya membuka
baju bagian atas saja, karena yang akan di aroma touch hanya bagian punggung,
kepala dan telapak kaki.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Kalau kamu merasa
mengantuk, tidur saja, ya,” pesannya sebelum mulai. “Kita tidak akan mengobrol
lagi selama terapi, supaya tubuh dan pikiran kamu bisa lebih relax.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan sesi terapi pun
dimulai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ternyata setiap oil
memiliki teknik touch-nya sendiri. Ada yang menyamping, memutar,ke kepala, ke
belakang telinga, ke telapak kaki. Semuanya benar-benar teratur. Selain relax,
yang paling aku rasain adalah rasa hangat yang mulai menjalar ke seluruh tubuh.
Huaaahhh…, nikmat bener… jadi pengen bobo cantik, nih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tak terasa 45 menit
sudah berlalu, dan tiba-tiba kedua telapak kakiku dipegang lalu didorong dengan
gerakan sedikit menyentak ke arah depan sampai tiga kali. Setelah selesai,
barulah dia menjelaskan kalau gerakan menyentak itu gunanya untuk mengaktifkan
fungsi limpa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya pulang aku
dibekalin 5 macam oil ukuran 2 ml, hanya sebagai sample. Fiuuuhhh…, badan
segar, hati riang, hehehe…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Besoknya, bangun tidur
rasanya badan lebih segar, gak pegal-pegal kayak biasanya. Biasanya setiap
bangun tidur, punggung dan bahuku rasanya pegal, gak segar. Aku juga bingung
kenapa. Apa gara-gara bentuk bantal yang kurang cocok, atau memang posisi
tidurku yang kurang baik. Aku sendiri juga gak tau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hari Sabtunya, pas Mami
Papi datang, aku tetesin lemon ke botol minum mereka. Dan besoknya, Mami cerita
kalau tadi pagi akhirnya dia bisa BAB. Padahal sehari sebelumnya dia sudah
rencana mau beli dulkolak, tapi nggak keburu. Eh, untung minum oil lemon, jadi
nggak perlu lagi minum Dulkolak, deh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan kemarin mertuaku
demam. Katanya dibawah kulit muka rasanya panas banget. Aku kasih aja setetes
lemon dan suruh minum. Besoknya adik ipar whatsapp, “So, kemarin si Mama
dikasih apa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku langsung panik.
Waduh, ada apa sama si Mama? Lalu aku balas, “Dikasih lemon. Emang kenapa?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">“Si Mama bilang katanya
semalam enak tidur…”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku langsung menarik
napas lega. Haaaa, kirain ada apa. Hehehe…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Terus aku whatsapp Mama
mertua, “Ma, gimana badannya, enakan gak?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dia balas, “Sudah enak,
Rachel. Makasih ya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan hari Kamis kemarin,
aku mengikuti seminar Doterra di Pluit Village Mall. Di sana aku mendengar
banyak kesaksian-kesaksian lain dari para pengguna Doterra. Salah satunya kakak
dari isteri bosku yang terkena stroke. Kondisinya sudah tidak bisa apa-apa,
Cuma tiduran aja. Dan kalau tidur palingan Cuma bisa sampai 15 menit doang.
Lalu isteri bosku ini coba melakukan aroma touch. Pertama kali di terapi, sang
kakak bisa tidur sampai 30 menit. Dan dua hari kemudian, dilakukan lagi aroma
touch. Terus rutin sampai sekitar 6 bulan. Sekarang sang kakak sudah bisa tidur
sampai 6-8 jam. Beliau juga sudah bisa duduk. Dan yang paling menggembirakan,
dia menunjukkan dengan bangganya kalau sekarang dia sudah bisa memegang pena,
bahkan bisa memainkan cetekan penanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Yang lucu cerita dari
pak Erick. Isterinya kalau tidur suka ngorok. Setelah rutin memakai difuse
dengan 5 macam oil yang ditetes masing-masing 2 tetes, berangsur-angsur suara ngoroknya
menghilang, sampai bikin pak Erick malah jadi nggak bisa tidur, takut isterinya
kenapa-kenapa. Soalnya kan biasa ngedengerin suara ngoroknya tiap malam,
sekarang hening begini, Apa dia masih hidup?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada juga cerita anak
demam 39 derajat, nggak mau makan sama sekali. Dilakukan aroma touch. Selesai
terapi, si anak langsung mengeluh lapar dan minta makan. Waktu ditensi lagi,
demamnya berangsur-angsur turun. Besoknya si anak sudah kembali lincah dan
sehat seperti sedia kala.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dan bulan Agustus ini, aku
rencana berangkat ke KL , Malaysia untuk mengikuti pelatihan teknik aroma touch
bersertifikasi. Aku pikir, aku bisa mulai dari jasa aroma touch ini. Karena
nggak semua member Doterra bisa dan mau melakukan teknik aroma touch. Jadi bisa
dibilang ini peluang awal buatku untuk memulai bisnis Doterra. Karena produknya
eksklusif, maka penanganannya pun harus provesional, bukan seperti massage pada
umumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mimpiku sih, nantinya
aku mau buka klinik sendiri dan bisa memberikan peluang kerja buat teman-teman
tunanetra yang lain. Jadi harus dimulai dari diriku sendiri dulu. Seperti
prinsip 3D: Dimulai dari diri sendiri. Dimulai dari hal kecil. Dimulai dari
sekarang!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ya…, semoga berhasil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .75in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Buat teman-teman yang ingin bergabung
dengan Doterra, dan merasakan sensasi dari essential oil Doterra, bisa wa aku
ya di 085945336688.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Waktunya kembali ke alam </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">J</span></span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></b></div>
<br />Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-68593808844951867122017-04-26T11:38:00.003+07:002017-04-26T11:38:25.351+07:00Kartini, Masihkah Relevan?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/23/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_Raden_Ajeng_Kartini_TMnr_10018776.jpg/457px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_Raden_Ajeng_Kartini_TMnr_10018776.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/23/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_Raden_Ajeng_Kartini_TMnr_10018776.jpg/457px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_Raden_Ajeng_Kartini_TMnr_10018776.jpg" width="243" /></a></div>
Setiap tanggal 21 April, kita selalu memperingati hari Kartini. Semua televisi berlomba menampilkan sosok-sosok wanita yang mencerminkan semangat seorang <br />Kartini modern, bahkan semua sekolah mewajibkan siswa-siswinya mengenakan pakaian adat, demi mengingat kembali perjuangan RA. Kartini. Tapi apakah perjuangan seorang Kartini masih relevan hingga hari ini?<br />Apakah makna kesetaraan yang kita tangkap selama ini sudah tercermin dari sikap kita sehari-hari?<br /><br />Berbicara tentang kesetaraan, tidak melulu tentang gender saja, tetapi juga mengena pada kesetaraan antara suku, ras dan agama. Semboyan Bineka Tunggal Ika,<br />berbeda-beda tetapi satu, seharusnya menjadi perwujudan yang utama dan terutama dalam memaknai perjuangan seorang wanita luar biasa dari Jepara ini.<br /><br /><br />Dari dahulu Indonesia memang sudah ditakdirkan sebagai negara yang majemuk, <br />Beraneka ragam suku, bangsa, bahasa dan agama berbaur jadi satu. Karena itu, <br />sudah seharusnya rakyatnya pun hidup terbiasa untuk saling menghargai perbedaan.<br />Tapi apa yang nyata terjadi belakangan ini di negeri kita tercinta?<br />Perbedaan justru seakan menjadi akar permasalahan yang seperti tiada berujung. <br />Kecurigaan dan kebencian terhadap perbedaan bertumbuh subur layaknya jamur di <br />musim hujan. Kita cenderung memihak mereka yang sama dengan kita, baik secara <br />suku, ras maupun agama, walaupun di dasar hati terdalam kita tahu bahwa mereka <br />yang kita pihak melenceng dari kebenaran. Lalu di manakah kesetaraan yang <br />digembar-gemborkan itu?<br /><br />Memperingati hari Kartini setiap tahunnya adalah baik, bahkan teramat sangat <br />baik, jika kita memaknainya lebih dari sekedar berlomba menghias diri dengan <br />pakaian adat yang berwarna-warni layaknya peragaan busana, tetapi lebih kepada <br />perwujudan nyata tentang arti kesetaraan itu sendiri. Perbedaan adalah anugerah <br />jika kita melihatnya dari kacamata yang bijak. Kita bisa melihat perbedaan <br />sebagai sumber permusuhan. Atau bisa melihatnya sebagai sumber kekuatan. Sebagai<br />warga negara Indonesia yang adil dan beradab, seharusnyalah kita memandang <br />perbedaan sebagai sarana yang memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.<br />Pastikan perbedaan yang kita lihat menjadi sumber motivasi, bukan sebaliknya. <br />Yang terpenting bukanlah siapa saya, dari mana asal saya dan apa keyakinan saya,<br />melainkan apakah yang sudah saya berikan untuk negeri Indonesia tercinta ini?<br />Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-58244695340169129482016-08-01T09:02:00.000+07:002016-08-02T09:10:45.263+07:00Menikmati Pedasnya Empal Geprek<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: left;">
<span style="-webkit-text-stroke-width: initial; text-align: justify;">Jam sudah menunjukkan pukul satu siang, ketika aku sampai di bandara Ahmad Yani, Semarang. Cacing di perutku sudah berontak minta segera diberi makan, sementara semua tempat makan di Bandara sudah penuh dengan pengunjung. Jadilah aku memutuskan untuk mampir sebentar ke mall Citraland yang pastinya tersedia berbagai tempat makan dengan beragam pilihan menu, karena aku masih harus melanjutkan perjalanan ke Ungaran.</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-kerning: none;">Mall Citraland dapat ditempuh selama 20 menit dari Bandara dengan menggunakan jasa taksi bandara, ongkos yang ditetapkan oleh bandara untuk menuju mall tersebut adalah Rp. 50.000.</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Sesampainya di mall Citraland, aku langsung menuju foodcourt yang terletak di lantai 3. Setelah berkeliling untuk memilih-milih menu, akhirnya pilihanku jatuh pada Nasi Empal Ristana. Kebetulan saat itu aku lagi kepengen makan makanan yang pedas-pedas, biar menambah semangat di tengah cuaca kota Semarang yang panas. </span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; min-height: 14px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;"></span><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1g9omLYsdSJD3NZEvv2bHiaoDK8z7IAfJrkis12z5lXbIPzKr762M0xlDOQK0qRbmOkA1r5FH9qBo5QZDPGw3oPu1sYwmDC4VYYbAZsVW7cnjFiHZHeLjplDCP0dUWrRrgxcjZq5MlU8/s1600/IMG-20160731-WA0003.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1g9omLYsdSJD3NZEvv2bHiaoDK8z7IAfJrkis12z5lXbIPzKr762M0xlDOQK0qRbmOkA1r5FH9qBo5QZDPGw3oPu1sYwmDC4VYYbAZsVW7cnjFiHZHeLjplDCP0dUWrRrgxcjZq5MlU8/s200/IMG-20160731-WA0003.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Nasi Empal Ristana menyediakan dua menu andalannya, yaitu nasi empal biasa dan nasi empal geprek. Dengan keramahan khas warga Semarang, sang ibu penjual menjelaskan perbedaan kedua menu tersebut. Nasi empal biasa adalah empal dengan sambal terpisah, dan rasa sambalnya tidak terlalu pedas, sementara nasi empal geprek adalah empal yang menyatu dengan sambal mentah, rasa sambalnya pedas. Kedua menu tersebut sudah disertai dengan sambal goreng kentang dan tumis buncis. Harga seporsinya hanya 25.000 rupiah. </span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Mendengar kata pedas, tanpa pikir panjang aku pun langsung memesan empal geprek!</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; min-height: 14px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinWRq5yj939lOfTxYCK_ZGdtAgmrWlp26jAH9fUEGmagHXfdYJq6GkaNDtMn9VQnuavcX9_tYWeupLwnqKuWjiSPM2CgOp-Sr_GHdXFjFK0TKgMnHIwdKJCmqPI1i631w2L8WzZhhFl3U/s1600/IMG-20160731-WA0005.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinWRq5yj939lOfTxYCK_ZGdtAgmrWlp26jAH9fUEGmagHXfdYJq6GkaNDtMn9VQnuavcX9_tYWeupLwnqKuWjiSPM2CgOp-Sr_GHdXFjFK0TKgMnHIwdKJCmqPI1i631w2L8WzZhhFl3U/s320/IMG-20160731-WA0005.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Setelah sekitar sepuluh menit menunggu, si empal geprek pun datang! Disajikan cantik di atas piring dengan alas daun pisang. Oh, ternyata selain sambal goreng kentang dan tumis buncis, sang ibu pun menambahkan semangkuk sup lobak hangat. Hmm, benar-benar lengkap! Sayang tidak sekalian dengan minumnya juga, hohoho…, mulai ngelunjak, deh!</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; min-height: 14px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;"></span><br /></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Selesai bersyukur atas makanan yang telah tersedia kepada Tuhan sang pemberi berkah, aku pun mulai bersantap. Saat suapan pertama, lidahku langsung saja bersorak: gurihnya kena, empuknya pas, pedasnya mantap! Cita rasa khas masakan rumahan, empal yang manis dan empuk dipadukan dengan sambal yang pedas sedikit asin, menciptakan sebuah rasa yang unik. Aku yang belagu sudah berani-beraninya mengaku doyan pedas, sekarang harus menahan malu di depan para pengunjung foodcourt lainnya, karena baru suapan kelima, keringat sudah menetes, air mata mengalir dan ingus mengucur deras. Tapi untuk menyerah begitu saja, rasanya tak rela! Dengan nafas yang sudah senin kamis, aku terus berjuang menghabiskan semuanya hingga tak tersisa. Hehehe…, ini doyan apa rakus? Sampai-sampai sang ibu penjual menyodorkan setumpuk tisu, mungkin merasa iba melihatku yang sedang berjuang mengunyah makanan sambil sibuk membersihkan dahi, mata dan hidung. Widiiih…, belagu, sih…, hahaha…</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Tapi sungguh, pedasnya bikin ketagihan!</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Mungkin lain kali aku akan memesan empal biasa saja, deh, yang pedasnya tidak segila empal geprek. Tapi buat yang benar-benar doyan pedas, bukan cuma mengaku-ngaku doyan pedas sepertiku, kudu coba empal gepreknya, dijamin maknyos!</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Selesai makan, aku sempatkan mengobrol sebentar dengan sang ibu penjualnya yang bernama Luciana Susanti, yang ternyata juga merupakan pendiri dari nasi empal Ristana ini. Beliau berkisah, “Awalnya kita ada di Jalan Mt. Haryono 576, berdiri sejak tahun 2005. Pertama menu kita hanyalah nasi empal dengan sayurannya, kemudian baru pada tanggal 3 Juli 2016, kita membuka cabang di foodcourt Citraland dengan pengembangan menu empal geprek. Ciri khas kita adalah empal yang empuk dan dari daging bagian kisi. Untuk empal geprek, sambalnya merupakan inovasi sendiri.” </span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-stroke-width: initial; font-family: Arial; font-size: 12px; line-height: normal; margin-bottom: 10px; text-align: justify;">
<span style="font-kerning: none;">Wah, berarti aku beruntung juga berkunjung ke Semarang ketika si Nasi Empal Ristana ini sudah buka cabang di mall Citraland, jadi aku masih bisa menyicipinya tanpa perlu ke Jl. Mt. Haryono. Dan ternyata, Nasi Empal Ristana ini juga sudah termasuk ke dalam deretan kuliner khas di kota Semarang. Bagi yang ingin ke Semarang, jangan sampai melewati jajanan kuliner yang satu ini.</span></div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-60247412573949793942016-05-02T13:35:00.001+07:002016-05-02T13:35:30.235+07:00Lagu Baru: Kutahu Siapa Yang Aku Percaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/UhQ_PHhfrfo/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/UhQ_PHhfrfo?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Kutahu Siapa Yang Aku Percaya</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
O Yesus Tuhanku,</div>
<div style="text-align: center;">
Kau satu-satunya yang aku andalkan di dalam hidupku.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
O Yesus Tuhanku,</div>
<div style="text-align: center;">
Kaupengharapanku tuk hadapi semua yang menghadangku.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
TanpaMu kulemah,</div>
<div style="text-align: center;">
TanpaMu kuhilang.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
REFF:</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Kutahu siapa yang aku percaya,</div>
<div style="text-align: center;">
Hanyalah Kau Yesus yang jadi andalanku.</div>
<div style="text-align: center;">
Kutahu siapa yang aku percaya,</div>
<div style="text-align: center;">
Semua kan berakhir</div>
<div style="text-align: center;">
Dan aku akan jadi pemenang.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
* 2 Timotius 1:12 *</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Picture is taken from:</div>
<div style="text-align: center;">
http://www.rlgeorge.studio/the-divine-mercy/</div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-91179355972030231152016-03-27T16:04:00.000+07:002016-03-27T16:04:03.158+07:00Masker Tahi Kambing<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipA3tx4bF5yd_Ui6WHQa_27iXVPfJI9U5MWKNXXWPjEalD-g13jolpUJUZwR1YRH2YsTcfcBVY8NYh0feasjt4mWGTrN7NLurmGyIdaz8v9u47kHEvqln4jRx0onrN4tVN3Jnw6K0tYmY/s1600/IMG-20160327-WA0008.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipA3tx4bF5yd_Ui6WHQa_27iXVPfJI9U5MWKNXXWPjEalD-g13jolpUJUZwR1YRH2YsTcfcBVY8NYh0feasjt4mWGTrN7NLurmGyIdaz8v9u47kHEvqln4jRx0onrN4tVN3Jnw6K0tYmY/s320/IMG-20160327-WA0008.jpg" width="308" /></a></div>
Halo halo halo semua... Tumben-tumben nih kali ini aku mau sharing tentang skincare, apalagi yang tradisional seperti ini... :)<br />
Prinsipnya sih : kalau ada yang murmer, kenapa harus cari yang mahal???<br />
Toh, ternyata yang murmer juga gak kalah ampuh dari skincare mahal tuh.<br />
Intinya sih... Pelit kali ya??? hehehe...<br />
<br />
Ini bermula dari kenekatanku untuk lepas dari ketergantungan memakai cream dokter. Dari SMA kulit mukaku udah terkontaminasi sama cream dokter, setiap kali berhenti pemakaian, muka pasti langsung break out. Beberapa kali bertahan dengan muka yang berjerawat, tapi pada akhirnya balik lagi ke cream dokter, karena nggak kuaaaatt sama jerawatnya yang merajalela... :(<br />
<br />
Nah, kali ini juga mukaku break out abis, tapi untuk kali ini aku nekat terus bertahan walau pun dengan muka yang amburadul. Dan setelah rutin memakai ramuan tradisional, akhirnya jerawatnya mulai kalem, malah sekarang jerawatnya tinggal yang di pipi kanan aja, itu pun udah pada kering... :)<br />
<br />
Nah, karena ini judulnya kurang kerjaan, akhirnya tadi aku coba buat masker tahi kambing.<br />
<br />
Lho kok, tahi kambing???<br />
<br />
Hehehe... abis bentuknya mirip tahi kambing sih...<br />
Tadi buatnya buru-buru, suami udah ngajak pergi, jadi deh buletinnya asal-asalan doang, alhasil jadi nggak karuan kayak gini...:)<br />
<br />
Jangan lihat bentuknya yang mirip tahi kambing, tapi khasiatnya dong... benar-benar mirip tahi kambing, pas nemplok langsung bikin semaput, hehehe...<br />
<br />
Maksudnya, untuk masker tahi kambing ini sangat berkahsiat Karena kandungan di dalamnya 100% alami! NO kimia, NO pengawet, apalagi merkuri dan kawan-kawannya, semuanya pure dari kulkas sendiri, hehehe...<br />
<br />
abis maskeran pakai tahi kambing ini, muka langsung kerasa lembuuuuttt banget, karena butiran berasnya itu bisa sekalian dijadiin scrub wajah... hidung juga jadi halus, bebas komedo, dan yang pasti kulit jadi lebih cerah agak kekuningan akibat dari kunyitnya. Tapi pas cuci muka juga hilang kok, apalagi tadi aku langsung pergi ke Mall... :)karena baru pakai sekali, buat jerawat sih masih belum kelihatan ya, tapi yang pasti nggak nimbulin jerawat baru...<br />
Karena masih ada sisa, makanya tadi aku sekalian pakai buat scrub tangan dan kaki juga. digosok terus sampai kering dan ngelotok sendiri. Langsung mengangkat kulit mati. Kulit jadi halus dan bersih.<br />
Sensasi pas dipakai kerasa hangat dikulit<br />
<br />
Pokoknya, setelah kenal dengan yang namanya DIY skincare, aku udah nggak minat lurak-lirik skincare di mall lagi. Palingan cuma pelembab mawar sari ayu aja yang masih aku pakai buat pelembab.<br />
<br />
Makin ke sini, makin cinta sama DIY skincare, karena mukaku terselamatkan dengan skincare homemade ini.<br />
* Murah<br />
* Alami<br />
* Aman<br />
* Bisa diubah-ubah ingridience-nya sesuai kebutuhan<br />
* Ampuh menyembuhkan jerawatku yang membandal<br />
* Bikin diriku tambah kreatif<br />
* Yang pasti khasiatnya terbukti ampuh sejak jaman nenek moyang<br />
<br />
Ini dia bahan-bahan yang kupakai :<br />
<br />
Beras, timun, tomat, daun jambu, temulawak, jahe, kunyit, kencur.<br />
Tadinya mau dikasih jeruk mipis, tapi kelupaan, hehehe...<br />
<br />
Pertama-tama berasnya direndam dulu. Aku sih cuma sekitar 1 jam-an, ngikutin caranya Lintang. Katanya supaya vitaminnya nggak banyak kebuang.<br />
Nah abis itu, beras dan kawan-kawannya tadi itu langsung diblender.<br />
Karena hasilnya terlalu basah, kemungkinan dari air timun atau tomatnya yang kebanyakan, atau juga air berasnya yang keikutan masuk ke blender, makanya aku sangrai dulu biar jadinya bisa lebih khalis. Setelah itu, baru deh dibulet-bulet sesuai selera, terus dijemur sampai kering.<br />
<br />
Tentang Ingredients<br />
<br />
Beras dari tanaman padi (Oryza sativa) mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi kulit, antara lain :<br />
<br />
table with 2 columns and 6 rows<br />
Vitamins†<br />
Thiamine†(B1)<br />
(6%)<br />
0.0701 mg†<br />
Riboflavin†(B2)<br />
(1%)<br />
0.0149 mg†<br />
Niacin†(B3)<br />
(11%)<br />
1.62 mg†<br />
Pantothenic acid†(B5)<br />
(20%)<br />
1.014 mg†<br />
Vitamin B6<br />
(13%)<br />
table end<br />
<br />
Vitamin B kompleks terutama thiamine, riboflavin dan niacin sangat efektif untuk mengurangi tanda-tanda penuaan seperti hiperpigmentasi dan fine wrinkles,<br />
terutama apabila dikombinasikan dengan vitamin E.<br />
Selain itu beras juga mengandung :<br />
list of 5 items<br />
ï Allantoin†dengan kadar bervariasi antara 70 - 171 mcg per gram beras : Allantoin berfungsi untuk melembabkan kulit. Sifatnya juga anti inflammatory,<br />
dapat mendinginkan kulit, terutama setelah mengalami sunburn.<br />
ï Asam amino†: lysine, methionine, tyrosine, phenylalanine, leucine, isoleucine, threonine, valine. Kadar protein dalam beras yaitu sekitar 7,13 g/100<br />
g. Protein dibutuhkan untuk regenerasi sel. Lysine dan methionine diperlukan dalam sintesis kolagen.<br />
ï Asam lemak†: linoleic & linolenic, myristic, palmitic, palmitoleic, stearic acid. Asam lemak dapat melembabkan dan menjaga elastisitas kulit.<br />
ï Methanol extract†: untuk menghambat aktivitas enzim tyrosinase, yaitu enzim yang berperan dalam pembentukan melanin.<br />
ï Ferulic acid†: merupakan antioksidan yang terdapat pada dinding sel tanaman. Ferulic acid sangat baik jika dikombinasikan dengan vitamin C dan E karena<br />
sifatnya menstabilkan kedua vitamin tersebut.<br />
list end<br />
Air rebusan beras dipakai dalam DIY skincare untuk :<br />
list of 5 items<br />
ï Mencerahkan kulit dan mengurangi flek hitam<br />
ï Menghaluskan dan melembabkan kulit<br />
ï Mengontrol sekresi sebum sehingga kulit bebas kilap<br />
ï Menjaga elastisitas kulit, memperlambat munculnya fine wrinkles<br />
ï Mendinginkan dan menenangkan kulit, mengobati sunburn†<br />
list end<br />
Sebaiknya air beras diolah dulu ya, misalnya direbus seperti yang saya lakukan. Pernah kan mendengar ada orang yang mengeluh kulitnya perih, gatal, panas,<br />
dan jerawatan karena pakai air cucian beras? Itu karena beras mengandung zat anti nutrisi seperti†oryzacystatin dan allergen.†<br />
Beras untuk dikonsumsi dan DIY skincare harus diolah untuk menghilangkan zat anti nutrisi sebagai berikut<br />
list of 5 items<br />
ï asam fitat : tidak baik untuk pencernaan karena mengurangi pemanfaatan mineral †dan protein (dengan mengikat kalsium, fosfor, zat besi dan protein).<br />
ï trypsin inhibitor †: mengurangi kecernaan protein di usus<br />
ï hemaglutinin-lectin : mengurangi kecernaan nutrien karena mengikat reseptor karbohidrat di saluran pencernaan<br />
ï oryzacystatin (enzim yang mendegradasi protein) : tidak baik untuk pencernaan, juga untuk kulit karena sel-sel kulit mengandung protein<br />
ï allergen : dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit<br />
list end<br />
Mengetahui cara pengolahan bahan itu penting. Seringkali ada orang menyalahkan bahan-bahan alami sebagai penyebab memburuknya kondisi kulitnya, ternyata<br />
cara mengolahnya yang salah.<br />
<br />
Timun (Cucumis sativus)†mengandung senyawa cucurbitacin dan cucumerin yang bersifat sebagai antioksidan dan anti peradangan. Mengandung vitamin K (16%),<br />
C (3%), B1 (2%), B2 (3%), B3 (1%), B5 (5%), B6 (3%), B9 (2%), A (1%).Kandungan vitamin B5 (panthotenic acid) pada timun bermanfaat untuk menahan air sehingga<br />
kulit tetap lembab. Vitamin C dan A dapat menstimulasi pembentukan kolagen dan mengurangi hiperpigmentasi.†Timun digunakan untuk :<br />
list of 5 items<br />
ï Memperlambat timbulnya kerut<br />
ï Mengurangi pembengkakan (terutama di area mata)<br />
ï Mengobati iritasi dan sunburn<br />
ï Mengontrol sekresi sebum†<br />
ï Mengecilkan pori-pori<br />
list end<br />
<br />
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)†banyak digunakan dalam DIY skincare karena dapat :<br />
list of 6 items<br />
ï Menghilangkan sel kulit mati penyebab kulit kusam<br />
ï Mencerahkan kulit (menghilangkan hiperpigmentasi) karena kandungan vitamin C yang tinggi<br />
ï Mengontrol sebum<br />
ï Mengobati jerawat<br />
ï Mengecilkan pori-pori<br />
ï Menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat<br />
list end<br />
Jeruk nipis juga terkenal sebagai antimikroba alami. Bakteri yang dihambat oleh air jeruk nipis cukup banyak, meliputi bakteri Gram positif dan negatif,<br />
juga†Candida albicans††yang sering menyebabkan masalah kulit dan kelamin.<br />
Komponen penyusun aroma pada jeruk nipis sangat banyak, antara lain a-pinene, a-thujene, fl-pinene, sabinene, myrcene, a-terpinene, d-limonene, ?-terpinene,<br />
para-cimene, a-terpinolene, linalool, cis-a-bergamotene, terpinene-4-ol, neral, a-terpineol, fl-bisabolene, geranial, geranil acetate, nerol, geraniol,<br />
citral. Selain memberikan aroma, sifatnya juga antimikroba dan antioksidan.†Jeruk nipis juga tinggi vitamin C yang bisa mengurangi hiperpigmentasi dengan<br />
menghambat aktivitas enzim tyrosinase yang berperan dalam pembentukan melanin.†<br />
<br />
<br />
Daun jambu biji (Psidium guajava) tinggi antioksidan dan antibakteri. Kandungannya antara lain tannin,††phenol, triterpenes, lectin,†quercetins, leucocyanidin,<br />
sequiterpenes hydro-carbons,†caryophyllenes, sterols, gallic acid, guavins A, C dan†D, carotenoid, vitamin.†<br />
sumber<br />
Daun jambu biji juga mengandung flavonoid seperti††morin-3-O-lyxoside, morin-3-O-arabinoside,†quercetin, quercetin-3-O-arabinoside yang memiliki aktivitas<br />
antibakteri yang kuat.†Daun jambu biji diteliti efektif menghambat pertumbuhan sejumlah mikroorganisme seperti†Staphylococcus,†Shigella,†Salmonella, Bacillus,<br />
E. coli, Clostridium, Pseudomonas†dan jamur†Candida†spp. Daun jambu biji banyak digunakan untuk pengobatan luka secara tradisional.<br />
Sifat daun jambu biji adalah :<br />
list of 6 items<br />
ï antimikroba<br />
ï anti-inflammatory†<br />
ï antimalarial<br />
ï antitumor<br />
ï antiallergic<br />
ï antimutagenic<br />
list end<br />
Dalam skincare, daun jambu biji digunakan untuk :<br />
list of 4 items<br />
ï mengobati jerawat<br />
ï menghilangkan komedo terbuka (blackheads)<br />
ï meredakan gatal-gatal<br />
ï mengencangkan kulit (anti aging)<br />
list end<br />
Kunyit (Curcuma longa) mengandung curcumin yang menyebabkan warna kuning. Curcumin memiliki sifat sebagai antioksidan, anti peradangan, antiviral, antibakterial,<br />
antijamur dan antikanker. Curcumin merupakan modulator bagi enzim-enzim dalam tubuh yang berperan dalam detoksifikasi. Curcumin dapat menyembuhkan beberapa<br />
jenis masalah kulit seperti acne, psoriasis, scleroderma, vitiligo, aging, iradiasi, kanker kulit (melanoma) dan penyembuhan luka. Curcumin dapat meningkatkan<br />
produksi kolagen dan fibroblast sehingga mempercepat penyembuhan luka juga meningkatkan elastisitas kulit.<br />
sumber<br />
Curcumin merupakan antimutagenik yang mencegah mutasi sel-sel tubuh, mutasi adalah salah satu penyebab timbulnya kanker. Bakteri yang bisa dilawan curcumin<br />
adalah†Staphylococcuc aureus, Eschericia coli, Bacillus cereus, Yersinia enterocolitica.†Curcumin juga berpotensi sebagai pengawet alami dalam bahan pangan.<br />
<br />
<br />
Temulawak (Curcumae xanthorrhizae) mengandung :<br />
curcuminoids (1-2%),campuran dari curcumin, monodemethoxycurcumin, bisdesmethoxycurcumin.<br />
volatile oil (3-12%), terdiri dari sesquiterpenes, xanthorrizol (44.5%) dan camphor (1.39%)†<br />
flavonoids: catechin, epicatechin, quercetin, myricetin, kaempferol, apigenin, luteolin, naringenin†<br />
<br />
Bahan aktif †yang penting dalam temulawak adalah xanthorrizol dan curcumin yang sifatnya adalah antioksidan, anti peradangan, anti mutagenik & anti kanker,<br />
serta antimikrobial. Xanthorrhizol juga diketahui dapat menghambat aktivitas enzim tyrosinase (enzim yang berperan dalam pembentukan melanin). Oleh karena<br />
itu, temulawak juga bermanfaat untuk mencerahkan kulit.<br />
<br />
Jahe (Zingiber officinale) mengandung volatile oil bernama zinerone, shogaol dan gingerol. Gingerol itu aktivitas antioksidannya sangat kuat, bahkan melebihi<br />
kekuatan antioksidan dari BHT (butylated hydroxytoluene yang sering digunakan sebagai pengawet kosmetik). †Oleh karena itu, jahe digunakan sebagai antikanker.<br />
Gingerol juga merupakan antibakteri.†Jahe mengandung vitamin B kompleks, terutama vitamin B6 (12%). Juga vitamin C (6%) dan vitamin E (2%). Vitamin B penting<br />
untuk metabolisme sel, sedangkan C dan E sebagai antioksidan dan menstimulasi pembentukan kolagen.<br />
<br />
Kencur (Kaempferia galanga) mengandung senyawa†cineol, †borneol, †3-carene, †camphene, †kaempferide, cinnamaldehyde, p-methoxycinnamic acid, ethyl cinnamate<br />
and ethyl-p-methoxy cinnamate. Seperti rempah-rempah lainnya, kencur bersifat antioksidan dan antimikroba. Ethyl-p methoxicinnamate dapat menghambat produksi<br />
melanin.†Cinnamaldehyde juga terdapat pada kayu manis, sifatnya dapat meningkatkan produksi kolagen pada kulit sehingga kulit menjadi lebih elastis. Berbagai<br />
resep lulur tradisional menggunakan kencur untuk mencerahkan dan mengencangkan wajah.<br />
<br />
Referensi :<br />
randomandquick.blogspot.comRachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-78770356212034372652016-01-24T20:59:00.002+07:002016-01-24T20:59:48.859+07:00Sharing Motivasi di SMAK Penabur Bintaro JayaJumat kemarin, 22 Januari 2016, saya diundang oleh salah seorang guru SMAK Penabur Bintaro untuk membagikan seminar motivasi dihadapan kurang lebih 450 murid. Hari itu mereka memang sedang mengadakan work shop yang berhubungan dengan talenta masing-masing.<br />
<br />
Sesuai agenda, sebelum mereka memasuki kelas workshop, lebih dulu mereka akan mendengarkan seminar motivasi, dan dirikulah yang ditunjuk untuk mengisi seminar tersebut.<br />
<br />
Sebelumnya, Miss Rina, guru yang mengundangku telah menginformasikan kalau tema workshop mereka tahun ini adalah "Muda, Beda, Berkarya", dan saya diharapkan dapat memotivasi mereka, khususnya agar mereka dapat lebih semangat belajar serta bersyukur dengan semua talenta yang Tuhan berikan.<br />
<br />
Jam 8.00 pagi acara seminar itu pun dimulai. Perta-tama MC (pak Yanner) menyanyikan lagu 'The Prayer' bersama seorang guru kesenian bernama Miss Stephanie.<br />
Wowww!!!<br />
Alamaksss..., indahnya suara mereka... Benar-benar mirip Josh Groban dan Celine Dion...<br />
Pasti sulit membedakan mana Josh Groban yang asli dengan Josh Goban atau Josh Siban??? :D<br />
Tapi beneran... untuk acara pembukaan, duet mereka sukses abis!<br />
<br />
Setelah "The Prayer", MC mulai memperkenalkan pembicara seminarnya, dan diputarkan video tentang kegiatanku yang diambil dari acara Kick Andy. Akhirnya, MC-pun memanggilku untuk naik ke atas panggung.<br />
<br />
Sebelumnya, suamiku sudah menanyakan kepada saya, apakah saya mau berdiri persis di depan mimbar kecil yang sudah ada di atas panggung, supaya saat berbicara nanti tubuhku tetap menghadap ke depan, bukannya menceng ke kiri atau ke kanan, seperti yang sering terjadi kalau saya sedang membawakan training-training sebelumnya, soalnya gedung kali ini cukup luas. Tapi saya bilang kalau itu tidak perlu, karena saya lebih senang kalau bisa bergerak dengan bebas. Biarlah kalau tubuhku nantinya melenceng ke kanan atau ke kiri, yang penting nggak sampai membelakangi peserta, dan untungnya sampai detik ini hal itu belum pernah terjadi (jangan sampai terjadi deh...) :D<br />
<br />
Pertama-tama saya menyapa peserta dengan, "SMAK Penabur apa kabar?"<br />
Jawaban mereka hanya, "Baik..."<br />
"Hanya baik???" tanya saya pura-pura heran.<br />
Beberapa dari mereka ada yang menyahut, "Luar biasa!"<br />
"Kalau begitu," lanjutku. "Coba tunjuk satu orang yang bisa kasih kita contoh jawaban yang semangat. Saya mau jawabannya harus ada kata-kata dari tema kalian : muda, beda, berkarya."<br />
Kemudian pak Yanner menunjuk satu orang murid untuk maju ke atas panggung. Murid itu bernama Samuel.<br />
Ternyata Samuel agak pemalu. saya nggak tau mengapa pak Yanner malah menunjuk Samuel, apa jangan-jangan Samuel ini tipe anak yang ramai kalau masih di bawah panggung, sementara langsung menciut kalau sudah di atas panggung. Saat saya lontarkan pertanyaan, SMAK Penabur apa kabar? Pertama-tama Samuel malah menjawab, "Baik..." , membuat semua teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Lalu kedua dan ketiga kali Samuel malah kebingungan, lalu berkata, "Saya nggak bisa..."<br />
Saya terus mendorong Samuel untuk membuat jawabannya dengan gerakan. saya coba memberinya contoh. Dan akhirnya, Samuel pun berhasil membuat jawaban lengkap dengan gerakannya. Kemudian saya meminta semua teman-temannya mengikuti jawaban dan gerakan Samuel.<br />
Dengan semangat mereka menjawab sapaan yang kulontarkan... Satu kali... Dua kali... dan ketiga kalinya, ketika saya mengancam kalau yang tidak menjawab lengkap dengan gerakannya akan ditarik ke panggung menggantikan Samuel, dengan antusias serentak mereka menjawab, "Muda, beda, berkarya, yes! yes! yes!"<br />
Padahal kalimat yang keluar dari mulut saya bukan lagi, "SMAK Penabur apa kabar?" tapi, "SMAK Penabur selamat pagi!"<br />
Hehehe..., ternyata semua murid kena jebakan saya... Entah karena saking semangatnya, atau jangan-jangan karena ancaman saya sebelumnya... hehehe...<br />
<br />
Selesai pembukaan singkat tadi, akhirnya saya pun memulai sharing saya.<br />
<br />
Ada 3 hal yang akan saya sampaikan dalam sharing saya, yaitu :<br />
1. Kesulitan merupakan anak tangga kesuksesan<br />
2. Jangan cepat merasa puas<br />
3. Keterbatasanku = keunikanku<br />
<br />
Satu demi satu saya kupas dari sisi pengalaman saya sendiri. Bagaimana perjuangan saya saat sekolah dulu, bagaimana justru melalui kesulitan-kesulitan yang saya harus alami setiap hari dapat membawa saya kepada kesuksesan saya yang sesungguhnya. Karena melalui kesulitan dan tantangan tersebut mental saya ditempa. Karena itu, saya mengingatkan kepada mereka untuk tidak tsayat terhadap kesulitan, tidak tsayat menghadapi setiap tantangan. Karena pada saat kita berhasil melewati kesulitan atau tantangan tersebut, maka itu berarti kita sudah semakin dekat dengan kesuksesan kita.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiESdT6eb21e1e9uq-hQE7Xw0jwb6bv4ZaDJ4ZDTDsMfbWW7_LebKcqbrOVJ3BvridowMAx173L1KJ6bk2xd4qxcrbRli4SisQsSeAlHpQPUYNoJ7zGxrwjGqOzCtQyVTurpN56KfsTZyY/s1600/rachel_smak_penabur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiESdT6eb21e1e9uq-hQE7Xw0jwb6bv4ZaDJ4ZDTDsMfbWW7_LebKcqbrOVJ3BvridowMAx173L1KJ6bk2xd4qxcrbRli4SisQsSeAlHpQPUYNoJ7zGxrwjGqOzCtQyVTurpN56KfsTZyY/s320/rachel_smak_penabur.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Ada yang lucu, waktu saya cerita kalau saya ini juga jebolan SMAK Penabur, yaitu SMAK satu...<br />
Spontan semua peserta langsung bergumam, "Wowwww...!!!"<br />
Tapi kemudian saya lanjutkan, "Maksudnya, SMAK satu-satunya di Sukabumi!" hehehe...<br />
<br />
Kemudian saya lanjut pada point kedua : Jangan cepat merasa puas.<br />
Di sini saya bercerita bagaimana berkat kesulitan dan tantangan yang harus saya hadapi, berhasil menumbuhkan dalam diri saya semangat belajar yang tinggi. Apa pun akan saya pelajari supaya saya bisa hidup lebih mandiri. Supaya saya bisa membuktikan kalau tunanetra pun bisa sukses dan tidak selamanya menjadi beban bagi orang lain. Bagaimana perjuangan saya untuk membaca buku. Sebelumnya saya bertanya kepada mereka, "Untuk kalian membaca buku itu mudah apa sulit?"<br />
Serentak mereka menjawab, "Mudah!!!"<br />
Nah, di situ saya tampilkan foto saat saya sedang dalam proses membaca buku. Di mana buku itu harus di-scan dulu lembar demi lembar. Jika bukunya miring sedikit, atau kurang tekan, maka hasil scan-nya jadi berantakan, alhasil saya harus mengulangi lagi. Bayangkan jika buku yang ingin saya baca itu sejumlah 1000 lembar, berapa lama waktu dan besar usaha yang harus saya keluarkan sebelum akhirnya saya baru bisa membaca buku tersebut?<br />
<br />
Di akhir point kedua, saya mengatakan sebuah kalimat yang saya dengar dari almarhum Steve Jobs, "Stay hungry, stay foolish... Laparlah terus, bodohlah terus..." Dan juga kalimat yang saya dengar dari rekan saya mantan duta besar Kamboja, "Orang yang merasa dirinya pintar, maka sebenarnya pada saat itu juga orang itu membuktikan bahwa dirinya adalah bodoh!... Karena itu, jangan cepat merasa puas."<br />
<br />
Lalu masuk ke point ketiga : Keterbatasanku = keunikanku.<br />
Saya katakan kepada mereka kalau kebutaan saya bukan lagi menjadi kekurangan saya atau hambatan untuk saya berkembang. Tetapi justru kebutaan saya adalah keunikan saya. Tidak banyak orang buta yang bisa menciptakan lagu, tidak banyak orang buta yang bisa menjadi trainer... Karena sesungguhnya Tuhan telah kita sempurna, sempurna dengan segala kekurangan dan kelebihan kita masing-masing. Jadi jangan lagi fokus pada kekurangan kalian, tapi fokuslah pada apa yang menjadi kelebihan kalian. Karena ketika saya belajar fokus pada kelebihan saya, maka kebutaan saya sudah tidak ada artinya lagi.<br />
<br />
Sharing pun saya tutup dengan sebuah lagu ciptaan saya yang berjudul 'Hidup Adalah Pilihan'.<br />
<br />Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-91621913728518923882015-11-23T16:29:00.000+07:002016-01-24T21:06:43.347+07:00(Lagu) Hidup Adalah Pilihan<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Hidup Adalah Pilihan</b></div>
<div style="text-align: center;">
(Karya: Rachel Stefanie Halim)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saat hidup terasa berat tuk dijalani,</div>
<div>
Saat semua begitu tampak kelabu.</div>
<div>
Kubertanya, apa arti hidup ini,</div>
<div>
Jika tiada satu pun yang berubah?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hari demi hari berlalu begitu saja,</div>
<div>
Jenuh dan bosan melanda setiap langkahku.</div>
<div>
Kubertanya, apa arti hidup ini,</div>
<div>
Jika tiada satu pun yang berubah?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
REFF:</div>
<div>
Hidup ini adalah sebuah pilihan</div>
<div>
Yang harus kutentukan sendiri.</div>
<div>
Terus maju ataukah berhenti di sini,</div>
<div>
Semua ada di genggaman tanganku.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kini kusadari arti hidup ini,</div>
<div>
Terus berjuang genggam keberhasilan!</div>
<div>
Terus berjuang raih kebahagiaan!</div>
<div>
Terus berjuang demi masa depanku!</div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-65939748019608738852015-10-28T10:40:00.001+07:002015-10-28T11:23:40.582+07:00Kick Andy ShowHari ini aku mau bercerita tentang kemunculanku yang tiba-tiba di acara Kick Andy Show, Metro TV.<br />
<br />
Banyak juga yang nanya gimana kok aku bisa-bisanya nongol di acara sepopuler Kick Andy, terus dibayar apa kita yang bayar???<br />
Wah, kelihatan ya kalau yang nanyanya niat bener, to the point, gak pake embel-embel, apalagi sampai mirip gembel, cuma kayaknya perlu deh sedikit disambelin, biar nanyanya gak pake volume The Beatles, sampai kudu disumpel pake kain pel... :D<br />
<br />
Jadi gini ceritanya:<br />
Tanggal 27 September malam, pas aku + keluarga lagi pergi ke undangan pernikahan saudara, tiba-tiba Wiria yang lagi ngecek HP ngasih laporan, "Ada orang Kick Andy nih kirim messege ke inbox Fanpage 'Aku Buta, Tapi Melihat', katanya dia mau undang yayang ke acara Kick Andy tanggal 1 Oktober ini."<br />
"Hah, cepet banget tanggal 1?" Pekikku sedikit surprise. "Berarti kan minggu depan!"<br />
"Iya." Suami ngelanjutin laporannya. "Ini dia kasih nomor HPnya, minta dihubungin kalau situ berminat."<br />
"Ya, aku sih mau-mau aja..." Ngomongnya aja gitu, padahal hati sih udah jumpalitan sampai buat salto di udara beberapa kali saking excited-nya. "Tapi..., itu beneran ga sih?" tanyaku, timbul juga perasaan ragu. Takut nanti saltonya udah makin tinggi, terus ternyata hanya dapat September Mopdari orang yang gak bertanggungjawab. Alhasil langsung menukik turun, terjun bebas, gak pake acara nyangkut dulu di pohon, tapi langsung terbanting di lantai ubin. Auch!!! Bisa dibayangin gimana tuh sakitnya...<br />
"Biar koko aja yang hubungin dia," kata Wiria anteng.<br />
<br />
Sepulang dari pesta, barulah Wiria hubungin nomer tersebut, tapi ternyata gak diangkat. Akhirnya wiria SMS dan kasih nomor aku ke orang itu, supaya dia aja yang hubungin aku.<br />
sekitar jam 10 malam, barulah aku dapat SMS dari orang Kick Andy itu yang bilang kalau tadi dia sedang dalam perjalanan dan karena sudah malam, besok dia mau telepon aku untuk ngobrol-ngobrol dulu. Besoknya... hmm, kayaknya aku lupa deh gimana cerita selanjutnya... kayaknya sih kita ga jadi teleponan, karena ada something, tapi dia langsung bilang kalau hari Selasa akan ada tim multi media yang akan dating ke rumahku untuk ambil gambar, dan nanti bagian multi media itu yang akan langsung hubungin aku.<br />
<br />
Jadilah hari Selasa itu aku dikunjungin oleh tim Kick Andy yang sejumlah 5 orang Mobilnya aja ada tulisan 'Metro TV'. <br />
<br />
Mereka ambil gambar tentang kegiatanku sehari-hari, seperti bikin materi training di laptop, masak, nyapu, main sama anak, dll... Hmm, udah kayak lagi shooting Inem Si Pelayan Seksi aja, dan aku yang jadi Inemnya, hehehe...<br />
Selesai ambil gambar, mereka suruh aku datang langsung ke studio hari Kamisnya, 1 Oktober, jam 5 sore, karena acara akan dimulai jam 18.30. Sementara akan tayang di TV tanggal 9 Oktober, jam 20.05 WIB.<br />
<br />
Bencana!!!<br />
Pas hari kamisnya, aku ambruk!!!<br />
Kepalaku sakiiiittt... sampai muntah-muntah di kamar mandi, padahal aku udah minum obat sakit kepala. Kecurigaanku sih pertama karena pas lagi datang bulan. Biasanya aku emang begini kalau lagi didatangin si bulan, gampang masuk angin, padahal si angin gak pernah dipersilakan masuk... :P Dan kecurigaan suami, karena aku tegang akut karena mau masuk tipi!!!<br />
Huff, masa sih??? Rasanya sih aku biasa aja deh... Waktu masuk Daai TV, acara Dunia sehat dulu juga aku gak sampai ambruk kayak begini deh...<br />
<br />
Tapi akhirnya aku berangkat juga dengan sekujur badan lemas, kayak habis dilucuti semua organ dalamnya, tiada tulang-belulang, tiada semangat, dan tiada tenaga walau untuk ngomong sekali pun. Baru sedikit ngomong aja, dada langsung kerasa sesak.<br />
waduh, gimana ini???<br />
gimana nanti kalau aku pingsan pas di atas panggung???<br />
gak lucu kan jadinya kalau nanti Andy bilang, "Maaf pemirsa, nara sumber kita kali ini jatuh pingsan, dan harus segera dilarikan ke rumah sakit. Untuk berita lebih lengkapnya, anda bisa saksikan di acara breaking news nanti malam!!!"<br />
<br />
Tapi syukurlah...<br />
Tragedi konyol itu tidak perlu terjadi, karena penampilanku malam itu lancer-lancer aja, malah terbilang cukup santai, sampai punya kesempatan buat ngatain Andy si setan botak, hehehe... Untungnya Andy ga marah, cuma kalau di Studio tanggapan Andy itu bukan cuma nyengir aja, seperti yang muncul di TV, tapi dia sempat bilang, "Nyesal saya undang kamu Rachel..." hehehe... Tadinya aku udah kepikiran buat nimpalin lagi, "Aku juga nyesal, kenapa ketemu setan botaknya di sini, bukan di neraka..." Sebelumnya kan Andy bilang, "Kalau kamu masuk Neraka, kamu bakal ketemu sama saya di sana..."<br />
Hehehehe...<br />
ternyata Andy itu orangnya kocak banget... Setiap kali jeda Iklan, dia selalu ngebanyol dengan cerita-cerita lucu, buat kita-kita yang ada di Studio pada ketawa terbahak-bahak...<br />
Dia juga sering ngecengin Pak Irwan dari Sido Muncul.<br />
O ya, karena sebenarnya waktu itu Kick Andy sedang memperingatkan hari mata sedunia, makanya mereka mengambil tema tentang 'Menjadi Penerang Dalam Gelap'. Dan mereka juga meresmikan KOMATNAS (Komite Mata Nasional), Hadir juga ibu mentri kesehatan, Nila Moeloek. Ibu yang sangat ramah dan bersahaja.<br />
<br />
Dan terakhir, aku diminta untuk memberikan pesan kepada pemirsa yang masih diberikan mata sempurna, bagaimana mereka harus menghargai mata mereka. Ya sudah, aku bilanglah kalau mata kita ini adalah asset yang sangat berharga. Dan tiba-tiba aja kepikiran sama aku untuk membuat ilustrasi yang seolah-olah menantang mereka, maksudku sih supaya mereka bisa lebih membayangkan tentang keberadaan mata mereka yang walau kecil, tapi memiliki harga yang sangat tak ternilai. Aku bilang, "Kalau seandainya mata saya ini bisa didonor, adakah diantara anda yang bersedia mendonorkan matanya untuk saya? Saya berani membayar anda satu miliyar? atau dua miliyar? untuk sebelah mata saja. Apa ada yang bersedia?" diam sejenak. "Pasti anda akan berpikir beribu-ribu kali untuk memberikan mata anda kepada saya, karena sekarang anda sadar bagaimana betapa berharganya mata kita."<br />
Tapi siapa sangka,,,<br />
ternyata perkataan aku itu ditanggapin oleh segelintir orang dengan serius!<br />
<br />
Tepatnya kemarin siang, suamiku dapat telepon dari seorang bapak. Kurang lebih begini percakapannya:<br />
"Selamat siang pak Wiria, nama saya... Saya waktu itu menyaksikan istri bapak di Kick Andy, dan saya sudah menelepon Metro TV untuk minta nomer telepon isteri bapak, tapi mereka belum juga memberikannya kepada saya. Akhirnya tadi pagi, saya langsung datang ke Metro TV, dan saya langsung mendapatkan nomer pak Wiria... Begini pak, sebenarnya saya pernah bertemu isteri bapak waktu di LP. Saya ini dulunya Napi, pak, dan waktu itu isteri bapak datang bersama Legio Maria untuk Misa dan isteri bapak memberika kesaksiannya di sana. Dan sekarang, maksud telepon saya ini adalah, saya ingin mendonorkan biji mata saya untuk isteri bapak, GRATIS!!!<br />
Tapi, untuk sekarang, saya donornya satu mata dulu ya, pak, nanti kalau saya sudah meninggal baru satunya lagi...."<br />
<br />
Kemudian Wiria coba menjelaskan tentang hal ikwal donor-mendonorkan mata. Banyak orang berpikir kalau donor mata itu berarti semua biji matanya dipindahin... Hmm, kalau begitu mah, udah dari dulu saya minta ditukar sama mata orang bule, biar makin cakep karena bisa pilih warna, hehehe... Tapi hal yang sebenarnya itu adalah hanya kornea mata saja yang bisa didonorkan, sementara retina itu tidak bisa didonor. Jadi, kata dokter dulu, kalau sebenarnya mata saya juga bisa didonorin ke orang, karena korneaku ini masih bagus....<br />
Nah, jadi begitulah ceritanya...<br />
<br />
Jadi, sekarang, aku juga mau memproklamasikan kepada semua orang, terutama para pembaca setia blogku ini, kalau aku juga mau mendonorkan korneaku nanti... Yang butuh, silakan aja ambil. Tapi pas aku udah ga bernafas lagi ya... :D<br />
<br />
Sampai detik ini, aku dan suami masih merasa terharu banget melihat niat tulus sang bapak. Sampai-sampai dia bela-belain dating ke Metro TV untuk minta nomer teleponku... Bener-bener hatimu mulia sekali, pak...<br />
<br />
Dan status Facebook-ku hari ini :<br />
<br />
Dia dahulu seorang Napi, dan kami ternyata pernah bertemu di LP saat saya kunjungan dan sharing di sana... hari ini, dia ingin mendonorkan biji matanya<br />
untuk saya... <br />
Mungkin dia pernah dipenjara oleh karena kesalahannya, tapi hari ini dia dipenjarakan oleh kasih Kristus... mungkin seperti inilah yang Tuhan katakan,<br />
"Yang terdahulu akan menjadi terkemudian, yang terkemudian akan menjadi terdahulu."<br />
Mungkin sampai hari ini banyak orang yang masih memandangnya dengan sebelah mata hanya karena melihat masa lalunya, tetapi bagi Kristus dia adalah biji<br />
mata kesayangan-Nya.<br />
Terima kasih pak...<br />
meski niat tulus bapak utk mendonorkan mata bapak pada saya tdk tersampaikan, tapi saya yakin kalau biji mata bapak saat ini juga sudah berada di telapak<br />
tangan yang maha sempurna, dan Dia yang akan memperhitungkan semuanya...<br />
<br />
<br />
NB : Katanya aku di tipi gemuk banget, sampai ada yang nyangka aku lagi hamil, hiks hiks... Ditambah lagi dandanan aku yang hamper mirip salah satu tokoh fampir di serial Twilight, bikin aku jadi mirip ibu pejabat... Waktu selesai didandanin sama orang Metronya sih, mamiku bilang cakep banget. Tapi kenapa kok pas muncul di tipi aku jadi ancur begitu??? :P<br />
Ada juga yang bilang kalau TV itu bikin kita lebih kelihatan besar 30%. Makanya kenapa para artis itu aslinya ceking banget, tapi kalau di TV kelihatan montok... Nah, aku di TV kok bukannya kelihatan montok, tapi... bengkak!!! :D<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/z8YH6mb9ZDE/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/z8YH6mb9ZDE?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<br />Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-89154225250998617522015-07-20T14:29:00.004+07:002015-07-20T14:29:44.637+07:00Merasa Jelek Karena Kacamata Tebal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.highindexlenses.com/wp-content/uploads/2013/12/can-i-get-my-eyeglass-lenses-thinner-300x248.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.highindexlenses.com/wp-content/uploads/2013/12/can-i-get-my-eyeglass-lenses-thinner-300x248.jpg" height="165" width="200" /></a></div>
Kisah ini sebenarnya terjadi sudah agak lama, sekitar tahun lalu, ketika aku mengisi sesi training di Departemen Perhubungan (DEPHUB).<br />
<br />
Waktu sesi pembagian port (terdapat 3 port) : port Bersyukur, Tanggungjawab dan Cukup.<br />
Di port Cukup dibimbing oleh Ustadz Hasanudin Labai Tw, port Tanggungjawab oleh Bapak Nurrachman Oerip, Sh. mantan duta besar kerajaan Kamboja, dan di port Bersyukur diisi oleh aku sendiri.<br />
<br />
Peserta dibagi dalam 3 kelompok yang akan secara bergilir memasuki port-port tersebut. Dan selama setengah jam, tiap peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sesuai judul port yang mereka masuki kepada para pembimbing.<br />
<br />
Ada seorang peserta wanita di port-ku yang takkan kusebutkan nama aslinya di sini, hanya kuberi inisial "Y" saja. Nah, Y ini mengajukan pertanyaan padaku dengan suara agak sedikit bergetar, "Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri? karena selama ini saya selalu merasa rendah diri."<br />
<br />
"Kenapa ibu merasa rendahh diri?" Aku malah bertanya balik. Tujuannya sih agar aku bisa mengetahui lebih dulu alasan dia rendah diri selama ini.<br />
<br />
"Karena mata saya juga bermasalah... Saya harus memakai kacamata sangat tebal. Makanya saya jadi rendah diri..."<br />
<br />
Tanpa pikir panjang, aku pun menjawab, "Mungkin setelah ibu melihat saya hari ini, ibu bisa lebih percaya diri..."<br />
<br />
dan ternyata dengan cepat ibu itu pun mengiyakan jawabanku.<br />
<br />
"Dibanding saya," lanjutku. "Ibu masih terbilang beruntung, karena walaupun mata ibu bermasalah, tapi ibu masih bisa melihat dengan dibantu kacamata, sementara saya... kacamata model apa pun sudah tidak lagi bisa membantu saya..." Setelah hening sejenak, aku kembali berkata, "Contohnya saja sekarang, kalau ibu mau permisi ke belakang, ibu tinggal melangkahkan kaki dan pergi sendiri. Sementara saya... Jujur saja, sekarang ini saya lagi kebelet pipis nih..." ujarku santai sambil nyengir. "Tapi saya mau tidak mau harus menunggu orang lain yang bersedia menuntun saya ke kamar kecil, karena saya belum hafal letak bangunan di sini... Jadi, kalau masih ada yang bisa disyukuri, kenapa harus susah-susah memikirkan sesuatu hal yang hanya membuat diri kita semakin terpuruk?"<br />
<br />
Akhirnya..., setelah sesi port itu berakhir, aku baru bisa ke kamar kecil dengan diantar tante Erna.<br />
<br />
Waktu keluar dari kamar mandi, kami kembali bertemu dengan Y yang entah memang sudah menunggu kami di depan kamar mandi, atau memang cuma kebetulan saja. Di situ Y bercerita dengan air mata yang bercucuran bahwa hanya karena memakai kacamata tebal, akhirnya dia merasa kalau dirinya itu jelek. Makanya waktu ada seorang pria mendekatinya, tanpa pikir panjang lagi Y langsung saja menerimanya, dan tak berapa lama mereka pun menikah, padahal Y sama sekali tidak suka pada pria itu. Akhirnya dalam waktu yang terbilang singkat, mereka pun bercerai dengan meninggalkan seorang anak. "Pernikahan yang dipaksakan hanya karena saya takut tidak laku... Saya merasa saya ini jelek..." kata Y di sela-sela tangisnya. "Sekarang saya menyesali kebodohan saya... Tapi apa boleh buat, semua sudah terjadi..."<br />
<br />
Padahal menurut tante Erna, Y memiliki wajah yang cantik, dengan kulit putih dan postur tubuh yang lumayan tinggi..<br />
<br />
Begitulah kisah Y, seorang wanita cantik yang merasa jelek hanya karena memakai kacamata tebal, sehingga membawanya pada keputusan yang justru menghancurkan semua harapannya.<br />
<br />
Dipikir-pikir, dulu aku juga pernah merasa seperti itu, merasa jelek dan tidak berguna hanya karena kondisi mataku, sehingga membuatku minder, tidak mau bergaul dan selalu menutup diri... Dan ternyata sikapku itu yang justru membuatku semakin terpuruk dalam kesedihan, kesepian dan rasa mengasihani diri sendiri yang berlebihan. Padahal, kalau saja dari dulu-dulu aku sudah menyadari akan kelebihan yang belum tentu dimiliki orang lain, pasti banyak waktu yang bisa kumanfaatkan dengan lebih maksimal, dari pada hanya mengurung diri dan sibuk mengasihani diri sendiri.<br />
<br />
Karena itu, buat teman-temanku tersayang, yang mungkin saat ini masih juga merasa bahwa dirinya itu jelek, tidak berguna atau mungkin juga merasa kalau dirinya merupakan ciptaan yang salah cetak... semoga melalui tulisanku ini, kalian bisa menyadari kalau di muka bumi ini tidak ada manusia yang sempurna seutuhnya... di balik setiap kekurangan yang tampak pasti tersembunyi sebuah potensi. Jadi, dari pada sibuk menyesali kekurangan yang kita miliki, bukankah lebih baik waktu itu kita gunakan untuk mencari tahu apa kelebihan kita, dan mulai mengembangkannya menjadi sesuatu yang berguna dan bisa membanggakan di suatu hari nanti?<br />
<br />
Mulailah bergerak untuk bangkit dari keterpurukan yang sudah membutakan kita selama ini, dan mulailah mencari tahu letak kelebihan kita. Hal yang paling mudah kita lakukan untuk mengetahui potensi kita adalah salah satunya dengan melakukan apa yang kita sukai, karena biasanya dari hobi kitalah terkuak bakat atau kelebihan yang kita miliki... Kalau kamu suka bernyanyi, bernyanyilah sekeras-kerasnya. Asal jangan sampai kedengaran pak satpam, nanti takutnya kamu dikira orang stres, hehehe... Kalau suka nonton film kung fu, coba ikutan les wushu, siapa tahu kamu malah jadi juara wushu dan mengharumkan nama bangsa... Pokoknya, gunakan waktu sebaik-baiknya, karena menyesal kemudian tiada gunanya...<br />
<br />
Jangan hiraukan apa kata orang, karena hidupmu adalah milikmu sendiri. Sejelek apa pun kamu, masih jelek orang yang bilang kamu jelek, karena berarti dia pasti salah satu ciptaan yang salah cetak, minimal salah cetak otak, hehehe...<br />
<br />
Aku masih dan akan selalu ingat perkataan yang disampaikan pak Nurrachman Oerip, "Orang yang merasa pintar, maka sebenarnya saat itu dia menjadi orang yang paling bodoh!"<br />
<br />
Jadi, kalau ada yang bilang kamu bodoh, maka sebenarnya dia lebih bodoh dari kamu, hehehe...<br />
<br />
Nah, sebagai penutup ceritaku, aku mau nyanyi lagu yang kuciptakan sendiri ah...<br />
<br />
"Tahukah kawan, kisah hidupku;<br />
sebagai seorang yang tak mampu melihat,<br />
indahnya dunia pun cerahnya mentari,<br />
hanya gelap yang menjadi kawanku.<br />
<br />
Dapatkah kawan, kau membayangkan;<br />
rindu hatiku menatap wajah anakku.<br />
Namun haruskah kuterus ratapi diri,<br />
yang hanya membuatku semakin terpuruk.<br />
<br />
REFF:<br />
<br />
Apa gunanya, keluhkan yang tak ada,<br />
hanya membuang waktu yang berharga.<br />
Syukuri semua dan hargai kurniaNya,<br />
kuyakin hidup kan lebih berarti."Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-14006837024782394392015-07-20T10:22:00.000+07:002015-07-20T14:24:32.717+07:00Theme Song: Bible Kids FestivalDapat inspirasinya waktu lagi sikat kamar mandi, hehehe... dan tak disangka malah dapat juara... :-D<br />
<br />
Theme Song : Bible Kids Festival <br />
(Juara lomba 2014 St. Laurensius) <br />
<br />
Yesus berkata, <br />
"Marilah hai anakKu, datang padaku dan belajarlah dariKu. <br />
Bible Kids Festival tempat yang Kusediakan, <br />
agar kau bertumbuh jadi hebat dan kuat." <br />
<br />
Ini aku, Tuhan, datang penuhi panggilanMu.<br />
<br />
REFF:<br />
Hebat, aku anak yang hebat. <br />
Kuat, kuat dalam imanku. <br />
Karena Yesus jadi guruku, <br />
di Bible Kids Festival kumenjadi hebat dan kuat. <br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/L3K_1ex6JJE/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/L3K_1ex6JJE?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-41374918396891403202015-03-02T20:11:00.001+07:002015-03-02T20:14:33.151+07:00Berdoa Rosario Bersama Glyn<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCxAMrEKsRfIgUzXjlaY29hNfaJveif1zSWTLgIXOzthEf7uqMb9CGxXdLpF1meFhIWVOIGrzkxAJMmWMl0DTUY7TTtnf_8M1uiJ2VmMujhCrgswK4eCfvIBWa6S69YP_Dubk3ngs4JIM/s1600/rosario.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCxAMrEKsRfIgUzXjlaY29hNfaJveif1zSWTLgIXOzthEf7uqMb9CGxXdLpF1meFhIWVOIGrzkxAJMmWMl0DTUY7TTtnf_8M1uiJ2VmMujhCrgswK4eCfvIBWa6S69YP_Dubk3ngs4JIM/s1600/rosario.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Mengajarkan anak-anak berdoa, khususnya berdoa Rosario, membutuhkan strategi jitu, meleset sedikit saja akan berakibat fatal; alih-alih mengharapkan anak senang berdoa, malah membuat mereka takut dan benci berdoa.<br />
<br />
Hari pertama aku mengajarkan Glyn doa Rosario pun merupakan suatu kesalahan yang untungnya, tidak membuat Glyn kapok, walaupun malam itu Glyn tidur agak gelisah. Aku sangat-sangat menyesal dan merasa bersalah.<br />
<br />
Jadi malam itu, Glyn sedang memainkan gelang Rosario biru milikku yang kubeli di pertapaan Rawaseneng, langsung saja aku mengajaknya untuk mendaraskan doa Bapa Kami dan Salam Maria sesuai urutan maniknya. Glyn pun terlihat sangat antusias. Sementara Glyn mulai mendaraskan doa-doa tersebut, aku hanya diam, mendengarkan dan mengoreksi kalau dia lupa atau salah mengucapkannya. Dan ternyata Glyn terus-terusan melakukan kesalahan. Bukan hanya itu saja, posisi tubuh Glyn pun tidak bisa diam; kadang bisa duduk manis, tapi lebih sering miring kiri, miring kanan, tiduran, sampai nungging segala. Hal itu membuatku kesal. Aku terus-menerus menyuruhnya untuk duduk manis, menutup mata dan mengucapkan doa yang benar. Tapi justru sikapku yang seperti itu membuat Glyn makin kacau. Sampai akhirnya kejengkelanku berujung pada tragedi; tadinya mau menyentuh kepala Glyn dengan jari telunjukku sambil berkata, "Kamu harus konsentrasi!", malah meleset mengenai sebelah mata Glyn. Akhirnya Glyn pun menangis.<br />
"Sorry, mama nggak sengaja," cepat-cepat aku meminta maaf.<br />
Tapi Glyn tetap menangis. Dan 10 manik Salam Maria pun berakhir dengan tangisan dan kesalahan yang berulang-ulang.<br />
<br />
Semalaman hatiku dikuasai perasaan menyesal, bersalah dan kuatir, kuatir Glyn tidak mau lagi menyentuh Rosario. Kalau sampai hal itu terjadi, berarti penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah diriku sendiri.<br />
<br />
Tapi syukur kepada Allah. besoknya, sebelum tidur, kembali Glyn mengambil Rosario biru yang sudah dicap sebagai miliknya, dan berkata kepadaku, "Mama, mau doa Rosario..."<br />
<br />
Aku pun segera menanggapinya dengan tak kalah semangat, "Ayo..."<br />
<br />
Kami duduk saling berhadapan di atas kasur.<br />
Aku memutuskan untuk mengubah sikapku, bukan lagi sebagai guru, tetapi sebagai sahabat. Guru berfungsi sebagai pengajar dan pengoreksi kesalahan muridnya, tapi sahabat akan belajar dan mengoreksi bersama-sama.<br />
<br />
Kami pun mulai mendaraskan doa Bapa kami dan Salam Maria bersama-sama.<br />
Glyn terlihat sangat senang sekali. Dia tidak lagi merasa terbeban oleh kalimat doanya yang masih juga sering salah-salah, karena sekarang dia berdoa bersamaku, jadi dia tinggal mengikuti ucapanku. Baru selesai doa Bapa kami, Glyn menginterupsi dengan celotehannya yang macam-macam, termasuk gayanya yang mulai berubah-ubah seperti kemarin. Tapi untuk kali ini, aku tidak mau menghentikannya. Biar saja mengalir apa adanya. Justru saat aku ikut mengalir bersamanya, Glyn semakin terlihat antusias. Karena itu, tiba-tiba saja aku terpikir untuk menceritakan fungsi doa Rosario, tentu saja menurut fersi anak-anak :<br />
<br />
"Setiap kali kita doa Rosario, sebenarnya kita lagi kirimin Bunda Maria bunga mawar. Makin banyak doanya, makin banyak bunga mawar yang kita kirimin... "<br />
<br />
"Buat apa kirimin bunda Maria bunga mawar?"<br />
<br />
"Karena bunda Maria suka sama bunga mawar... Setiap kita kirimin bunga mawar, bunda Maria langsung senyum. terus bilang sama Tuhan Yesus, "Yesus, lihat! Bunga mawar ini cantik-cantik sekali ya..."<br />
"Dari siapa bunga mawar itu, mama?" tanya Tuhan Yesus sambil ikut ciumin bunga mawar yang harum-harum itu.<br />
"Dari anakku yang tinggal di Sutera Kirana, namanya Glyn Cherish... Dia itu anaknya baik, deh, tiap malam dia selalu kirimin aku bunga-bunga mawar ini... Nanti aku mau buatin Glyn mahkota yang besaaar dari bunga-bunga mawar ini..."<br />
Lalu Tuhan Yesus berkata, "Waaawww... baik sekali ya, mama, anak yang bernama Glyn Cherish itu..."<br />
Bunda Maria ngangguk-ngangguk, terus berkata lagi, "Makanya, Yesus, tolong kamu kirimin Glyn malaikat-malaikat-Mu ya untuk menjagai dia malam ini, untuk melindunginya dari setan-setan yang jahat... Aku nggak mau anakku Glyn sedih dan sakit... Aku mohon Yesus selalu menolongnya dan menemaninya waktu Glyn sekolah, waktu Glyn bermain, jangan sampai Glyn jatuh... Pokoknya aku mohon supaya malaikat-malaikat-Mu selalu berada di dekat Glyn..."<br />
"Baik, mama..." jawab Tuhan Yesus. Terus Tuhan Yesus panggil malaikat-Nya, "Kat! Kat!"<br />
( Di sini Glyn menginterupsi: "Kok, panggilnya, Kat! Kat! sih?"<br />
"Iya kan namanya Malaikat, jadi panggilnya, Kat! Kat!"... :D )<br />
Cepat-cepat malaikat-malaikat Tuhan Yesus datang menghadap, "Ya, Tuhan?"<br />
"Tolong ya kamu sekarang juga turun ke bumi, tepatnya ke jalan Sutera Kirana, di sana ada anak perempuan yang bernama Glyn Cherish... Tolong ya kamu jagain dia, jangan sampai ada setan yang mau jahatin dia... Pokoknya kamu harus berdiri di dekat-dekat Glyn ya..."<br />
"Kenapa begitu, Tuhan?" tanya malaikat heran.<br />
"Ya, soalnya malam ini Glyn sudah mengirimkan bunga mawar yang cantik-cantik untuk mama-Ku, makanya Aku senang melihat mama-Ku senang, dan Aku mau kamu buat Glyn juga senang..."<br />
"Oooo... begitu ya, Tuhan... Baiklah kalau begitu, sekarang juga aku akan turun ke bumi dan pergi ke jalan Kirana itu untuk jagain anak yang bernama Glyn Cherish..."<br />
<br />
Nah, akhirnya malaikat itu turun deh untuk jagain Glyn..."<br />
<br />
Selama aku bercerita, Glyn benar-benar serius mendengarkan, dan membuatnya makin semangat untuk mendaraskan Rosario.<br />
<br />
Kami pun kembali meneruskan doa kami yang sempat terinterupsi tadi.<br />
<br />
Setiap kali pindah ke manik berikutnya, Glyn membutuhkan waktu untuk kembali menghitung mulai dari manik pertama, dan hal itu terjadi setiap kali pindah manik, belum lagi ditambah dengan selingan celotehannya yang kadang membuatku ingin tertawa.<br />
<br />
Akhirnya 10 manik pun selesai di daraskan, ditutup dengan doa kemuliaan. Setelah itu aku meminta Glyn untuk melanjutkan dengan doa pribadinya yang sudah biasa dia doakan sebelum tidur, "Tuhan Yesus, Glyn mau bobo, lindungi ya supaya Glyn sehat, Terima kasih Tuhan Yesus, Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin."<br />
<br />
Kemudian kami melakukan ritual kami, yaitu mencium Salib. Biasanya aku berkata, "Ayo, sekarang kita kiss Tuhan Yesusnya."<br />
<br />
Sudah malam keempat kami melakukan doa Rosario bersama, kadang Glyn ingin mengirimkan bunga mawar, tapi kadang juga dia maunya kirimin kupu-kupu... Mungkin besok-besok kiriman Glyn makin bervariasi, tergantung imajinasinya saja... :D<br />
<br />
Sekarang justru Glyn yang kadang berkata, "Aku bisa doa sendiri! Mama dengerin ya aku berdoa..." Dan memang kesalahannya semakin sedikit, bahkan nyaris sempurna!<br />
<br />
Aku bersyukur Tuhan menolongku tepat pada waktunya, sehingga aku mampu sadar dari kesalahanku dan berhasil memperbaikinya. Semoga apa yang sudah kumulai, akan terus berbuah manis. Sebab aku yang menanam, Tuhan yang memberi pertumbuhan. Amin. (1 Kor 3 : 6)Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-14455289263000975392015-01-29T13:21:00.000+07:002015-01-29T14:13:17.101+07:00Bertemu Falabella Horse<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHuuTHMwAub3GLSi4U8sGth4QEXUhZ9CSyJDqOUUGjK9FQZY1gbbbzFUGd-olcUA1eAxj_H-dOWBmAMapIPee7D4Td1GG05XcBCiZO58fKrYw_dUYnmkRpgjgZtDAgFgGGefJcyIytNnk/s1600/WP_20150127_13_19_38_Pro.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHuuTHMwAub3GLSi4U8sGth4QEXUhZ9CSyJDqOUUGjK9FQZY1gbbbzFUGd-olcUA1eAxj_H-dOWBmAMapIPee7D4Td1GG05XcBCiZO58fKrYw_dUYnmkRpgjgZtDAgFgGGefJcyIytNnk/s1600/WP_20150127_13_19_38_Pro.jpg" height="179" width="320" /></a></div>
Ini adalah kali kedua aku ke Medan dalam rangka mengisi training BCA. Yang pertama menginap di Swiss-Bel hotel, dan yang kedua di The Hill hotel di Sibolangit. Tapi kedua-duanya aku nggak sempat pergi ke mana-mana, cuma ngendon di hotel... :)<br />
<br />
Mau berkunjung ke rumah Tjong A fei (orang terkaya di Medan tahun 1920-an) belum juga kesampaian... Pokoknya suatu hari kudu ke sana. Belum lengkap deh rasanya kalau sudah baca buku sejarahnya, tapi nggak ngunjungin langsung rumahnya, padahal sudah ada di depan mata. Kata bapak supir yang kemarin jemput aku di bandara sih, pernah pemburu hantu datang ke situ dan nggak berhasil ngalahin roh penghuninya... Katanya baru kali ini nemuin tandingan yang sangat kuat. Langsung aja aku nyeletuk, "Mungkin rohnya jago kung fu kali, hehehe..."<br />
<br />
Tapi waktu di The Hill, aku melihat-lihat mini zoo-nya (lebih tepatnya Wiria yang lihat-lihat, sambil ceritain ke aku), dan ada kuda mirip pony yang lebih kecil dari pada kuda pony biasanya, namanya Falabella horse. Lucu bangeeeet... :) Langsung aja aku kepikiran Glyn; Glyn pasti suka banget nih ketemu pony benaran... bisa dielus-elus lagi...:)<br />
<br />
Falabella horse masuk ke dalam jenis kuda terkecil di dunia, jarang sekali tingginya bisa melebihi 78 cm. Falabella walaupun ukurannya mini, tidak bisa dikatakan kuda pony, tetapi lebih ke miniatur kuda. Nenek moyangnya berasal dari Amerika selatan, dan dibawa ke dunia barat oleh bangsa Spanyol.<br />
Kuda Falabella dikembangbiakan di Argentina dari kuda lokal jenis Criollo yang dimulai pada tahun 1868 oleh seseorang bernama Patrick Newtall.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQvdunUOLjYNvCstNlKIEiEHLGcJXmTbXBoZPFEDz6-IcpU99OIruLpaFhYGqJF4Ilhf83I1blRZcAQH4hsl3vZeC47Po7O_mP-mhLU-b50OKPLwMGSr7Mmf0E9j1pRGET4dpdrAygB1A/s1600/WP_20150127_09_25_09_Pro_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQvdunUOLjYNvCstNlKIEiEHLGcJXmTbXBoZPFEDz6-IcpU99OIruLpaFhYGqJF4Ilhf83I1blRZcAQH4hsl3vZeC47Po7O_mP-mhLU-b50OKPLwMGSr7Mmf0E9j1pRGET4dpdrAygB1A/s1600/WP_20150127_09_25_09_Pro_s.jpg" height="180" width="320" /></a>Nah, ini dia fotoku bersama para Falabella yang lucu-lucu, semua langsung datang nyamperin aku... Cute banget kan??? Pengen deh bawa pulang satuuuuu aja... :)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDLKYtKF0LJyYsDkV8AXfKZTbbzH-5dFKOdYL6VagDJ_PMcSAodR_iuYcLXlCnu_wXik0tX9UpemLs358NGLkB2GoeUdWai5E-ZLfuLE_5HkxRbSr2l4pn_3Kfur17Ky4b4bW0olo4-d0/s1600/WP_20150127_12_44_37_Pro_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDLKYtKF0LJyYsDkV8AXfKZTbbzH-5dFKOdYL6VagDJ_PMcSAodR_iuYcLXlCnu_wXik0tX9UpemLs358NGLkB2GoeUdWai5E-ZLfuLE_5HkxRbSr2l4pn_3Kfur17Ky4b4bW0olo4-d0/s1600/WP_20150127_12_44_37_Pro_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Dan ini foto bersama pak Markus (salah satu pembicara) dan isterinya, tante Erna, serta beberapa dari peserta New Me batch 30 di The Hill hotel, 26-27 Januari 2015.<br />
<br />
Kesan terhadap kota Medan setelah dua kali berkunjung :<br />
Pengemudi mobilnya "mantan pembalap semua"... :)<br />
Pergi dan pulang semua tim pada mabok, kecuali ogut, mungkin karena ogut kagak bisa lihat jalanan, jadi asyik-asyik aja selama belum kerasa 'bruk!!!'...:)Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-37153318245591756262015-01-22T17:01:00.001+07:002015-01-23T12:48:09.524+07:00Menikmati Situs Sejarah Trowulan, Mojokerto<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4hcwyv-PpQKtF7thtHnvBTo6W5D5UajnMoRztaGgu16prGeS-rhrYCMmwXXrXifuPyP1LtVzsgTW7Ikqzk9wtNJ7WzIkQQcLkWazNzfZ_KcJyHa3oS3Hq7RB3YWzsVIVzm7oq_GEnS0Y/s1600/WP_20131112_001_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4hcwyv-PpQKtF7thtHnvBTo6W5D5UajnMoRztaGgu16prGeS-rhrYCMmwXXrXifuPyP1LtVzsgTW7Ikqzk9wtNJ7WzIkQQcLkWazNzfZ_KcJyHa3oS3Hq7RB3YWzsVIVzm7oq_GEnS0Y/s1600/WP_20131112_001_s.jpg" height="143" width="320" /></a></div>
Ini adalah perjalananku di bulan November 2013. Seperti biasa, waktu itu aku dan tim QQ sedang ada sesi di Surabaya selama 4 hari 3 malam. Training dilaksanakan di hotel Sativa Sanggraloka Pacet. Nah, karena sesiku ada di hari ke 2 dan 4, makanya di hari ke 3 aku dan suami memilih untuk melancong ke Trowulan, Mojokerto. Kami memesan travel dari hotel, hanya setengah hari dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore, biayanya sebesar 400.000 rupiah, sudah berikut mobil dan supir.<br />
Perjalanan dari Pacet menuju Trowulan ditempuh kurang lebih selama satu setengah jam.<br />
<br />
Trowulan merupakan sebuah kecamatan di Kab Mojokerto, Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kab Jombang dan terletak di jalan nasional yg menghubungkan Surabaya dengan Solo.<br />
Di Trowulan terdapat puluhan situs berupa bangunan, temuan arca, gerabah, dan peninggalan Kerajaan Majapahit. Di duga kuat pusat kerajaan majapahit berada di wilayah ini seperti yg di tulis oleh Mpu Prapanca dalam kitab Nagarakertagama dan dalam sumber dari cina abad 15. Trowulan di hancurkan pada tahun 1478, saat Giridrawardhana mengalahkan Kertabumi dan sejak saat itu ibukota Majapahit pindah ke Daha.<br />
<br />
Reruntuhan kota kuno di Trowulan ditemukan abad ke 19. Peninggalan di sekitar Trowulan banyak yang terkubur lumpur didalam tanah, hal ini dikarenakan meluapnya sungai brantas dan aktivitas gunung kelud. Kebanyakan bangunan kuno ini terbuat dari bahan bata merah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUguam00VYBeGJXO3g92tMovci3o-7VJ9bNR2iu50ICUR81VjMag-2_xS4KWKU4I0pe6J5nZyXxugvjFwwDE2HjLoRnfjVNN73DbsOU_gA2m2CZLqNRIZ8yAFs9XtxmlEMXJwTWqay1bg/s1600/WP_20131113_001_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUguam00VYBeGJXO3g92tMovci3o-7VJ9bNR2iu50ICUR81VjMag-2_xS4KWKU4I0pe6J5nZyXxugvjFwwDE2HjLoRnfjVNN73DbsOU_gA2m2CZLqNRIZ8yAFs9XtxmlEMXJwTWqay1bg/s1600/WP_20131113_001_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Candi pertama yang kami kunjungi adalah Candi Tikus. Candi Tikus ditemukan 1914 sebagai sarang tikus saat itu. Jadi ceritanya, para petani kala itu diganggu oleh wabah tikus yang menghancurkan tanaman padi mereka. Agar mereka tahu di mana sarang tikus-tikus itu berada, mereka pun mengejar sampai tikus-tikus itu masuk ke sebuah lubang. Saat lubang itu digali, ditemukanlah sebuah candi di bawahnya. Makanya Candi itu diberi nama Candi Tikus. Sebenarnya Candi itu merupakan kolam pemandian ritual.<br />
<br />
Kompleks pemandian yang terbuat dari bata merah ini berbentuk cekungan wadah berbentuk bujur sangkar. Di sisi utara terdapat sebuah tangga menuju dasar kolam. Struktur utama yang menonjol dari dinding selatan diperkirakan mengambil bentuk gunung legendaris Mahameru. Bangunan yang tidak lagi lengkap ini berbentuk teras-teras persegi yang dimahkotai menara-menara yang ditata dalam susunan yang konsentris yang menjadi titik tertinggi bangunan ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf8mpjSReOAZrpijvA-MLdcsuAFDn8sWBWd9O_yMrKd4ZSTImjIo917kz7hbVobB4lp_0wNWWQgfwTkWL06Opzr75gByMLleagi7UGWN4I0jOSxsZgWVxy2B3L_3doDC3LK8UEm2omEqA/s1600/WP_20131113_005_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf8mpjSReOAZrpijvA-MLdcsuAFDn8sWBWd9O_yMrKd4ZSTImjIo917kz7hbVobB4lp_0wNWWQgfwTkWL06Opzr75gByMLleagi7UGWN4I0jOSxsZgWVxy2B3L_3doDC3LK8UEm2omEqA/s1600/WP_20131113_005_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Waktu aku sedang meraba-raba dinding candi, ada dua ibu lain yang juga sedang mengelilingi candi sambil terdengar suaranya berkomat-kamit, sepertinya sedang membaca doa. Dan salah satu dari mereka berkata pada temannya, "Nah, di sini kerasa banget. Hawanya beda. Pasti mereka banyak berada di sini..." Kemudian mereka pun kembali berkomat-kamit. Mungkin maksud "Mereka ada di sini" itu adalah para arwah yang dulu tinggal di Candi itu, dan mungkin ibu-ibu itu sedang mendoakan arwah mereka.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6RYj7GT8B8BCu6c1CmQlIHKb1bDRs1AqlPikxciMoKLF-y1NuYVC3dOxNrV-tUWU_-WHZNCaCP7GTnDMJu-LUzwFuzGilVimQRwlYnVy8K4HgjigEdvIL8i4NHJXaaaB9pDJVYrKNy7s/s1600/WP_20131113_019_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6RYj7GT8B8BCu6c1CmQlIHKb1bDRs1AqlPikxciMoKLF-y1NuYVC3dOxNrV-tUWU_-WHZNCaCP7GTnDMJu-LUzwFuzGilVimQRwlYnVy8K4HgjigEdvIL8i4NHJXaaaB9pDJVYrKNy7s/s1600/WP_20131113_019_s.jpg" height="320" width="180" /></a></div>
Waktu aku sedang berdiri di puncak tangga Candi dan lagi bersiap-siap mau di foto, tiba-tiba ibu-ibu itu menghampiri kami dan menawarkan untuk membantu mengambil foto, jadi suamiku juga bisa sekalian di foto bareng aku. Setelah di foto, ibu-ibu itu pun bertanya tentang keadaan mataku. Mungkin mereka sudah memperhatikanku dari tadi, dan bisa mengira kalau ada yang nggak beres sama mataku, kok dari tadi kerjaannya meraba-raba Candi dan kalau jalan harus dituntun, hehehe...<br />
<br />
Tidak jauh dari Candi Tikus, di desa Temon berdiri gapura Bajang Ratu, sebuah gapura paduraksa anggun dari bahan bata merah yang diperkirakan dibangun pada pertengahan abad ke-14 M. Bentuk bangunan ini ramping menjulang setinggi 16,5 meter yang bagian atapnya menampilkan ukiran hiasan yang rumit. Bajang ratu dalam bahasa Jawa berarti 'raja (bangsawan) yang kerdil atau cacat.'<br />
Tradisi masyarakat sekitar mengkaitkan keberadaan gapura ini dengan Raja Jayanegara, raja kedua Majapahit. Berdasarkan legenda ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya. Nama ini mungkin juga berarti "Raja Cilik" karena Jayanegara naik takhta pada usia yang sangat muda. Sejarahwan mengkaitkan gapura ini dengan Çrenggapura (Çri Ranggapura) atau Kapopongan di Antawulan (Trowulan), sebuah tempat suci yang disebutkan dalam Negarakertagama sebagai pedharmaan (tempat suci) yang dipersembahkan untuk arwah Jayanegara yang wafat pada 1328.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIrzkV9SER8wyZXWgJh2XQC1y8fNUjSISu3UaZW7oAXFmZ54oWzR4xh3o7GWgZS-rGN79l-Oso3yYEcxNrO9PHtdWl9pxdK_akNx_H-sOiRWSD81UzTXWIW6WzVmsEA_Gt4QCsxK9stBg/s1600/WP_20131113_047_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIrzkV9SER8wyZXWgJh2XQC1y8fNUjSISu3UaZW7oAXFmZ54oWzR4xh3o7GWgZS-rGN79l-Oso3yYEcxNrO9PHtdWl9pxdK_akNx_H-sOiRWSD81UzTXWIW6WzVmsEA_Gt4QCsxK9stBg/s1600/WP_20131113_047_s.jpg" height="180" width="320" /></a>Lanjut ke Gapura Wringin Lawang, terletak tak jauh dari jalan utama di Jatipasar.<br />
Dalam bahasa Jawa, "Wringin Lawang" berarti "Pintu Beringin". Gapura agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang ini lazim disebut bergaya 'candi bentar' atau tipe gerbang terbelah. Gaya arsitektur seperti ini mungkin muncul pada era Majapahit dan kini banyak ditemukan dalam arsitektur Bali.<br />
Kebanyakan sejarahwan sepakat bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di ibu kota Majapahit. Dugaan mengenai fungsi asli bangunan ini mengundang banyak spekulasi, salah satu yang paling populer adalah gerbang ini diduga menjadi pintu masuk ke kediaman Mahapatih Gajah Mada.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeNKRDZL4B4TAvQdE6a_B-x30KPYAC0NMHo52su5V1H6sKat1MfPhoCgLPVfYGy3UpKlmVFB-UTQqpMfFCgbcpVMrRGFrGkpUo11UaLZiKzCXbBrg-5P5gv_vxXDOUsy5XzJrLgljDBRc/s1600/WP_20131113_064_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeNKRDZL4B4TAvQdE6a_B-x30KPYAC0NMHo52su5V1H6sKat1MfPhoCgLPVfYGy3UpKlmVFB-UTQqpMfFCgbcpVMrRGFrGkpUo11UaLZiKzCXbBrg-5P5gv_vxXDOUsy5XzJrLgljDBRc/s1600/WP_20131113_064_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Sekarang ke Candi Brahu yang berada Di desa Bejijong. Di candi inilah tempat diselenggarakan upacara kremasi (pembakaran jenazah) empat raja pertama Majapahit. Di dekat Candi Brahu terdapat reruntuhan Candi Gentong.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfdqAfnLGu-mqgrGYz3u_Zl9H_-uXGe4bN169-fr2sXjOLEqJX44xaJPlMM29-1uVgYVOm3RLOpXqbzvbtucV74ydIvbrHAglx8z5qD801pZRzerqsFnVF0zYp9oHsjOAg06ZjhvJLoYM/s1600/wader.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfdqAfnLGu-mqgrGYz3u_Zl9H_-uXGe4bN169-fr2sXjOLEqJX44xaJPlMM29-1uVgYVOm3RLOpXqbzvbtucV74ydIvbrHAglx8z5qD801pZRzerqsFnVF0zYp9oHsjOAg06ZjhvJLoYM/s1600/wader.jpg" height="137" width="320" /></a>Saatnya makan siang. Pak supir menyarankan kami agar mencicipi makanan khas setempat, yaitu Sambel Wader. Lokasi nya di jalan raya, sebrang kolam Segaran.<br />
<br />
Wader merupakan ikan kecil, suka disebut ikan bilis yg hidup di air tawar atau sungai. Waktu zaman majapahit, warga trowulan menangkap ikan wader ini di Kolam Segaran untuk dijadikan santapan lauk sehari-hari. Biasa nya ikan wader di goreng kering dan disajikan bersama sambel tomat, tetapi sebelum di goreng, ikan akan di bersihkan dan di rendam dengan campuran bumbu-bumbu warisan.<br />
Ikan nya Mirip Teri Tapi Lebih Besar. Rasa sambelnya, wah..., super maknyos dan muantap pedesnya... pokoknya kalau ke sana lagi, pasti yang nggak boleh ketinggalan adalah makan sambel wader. Rasa ikannya juga gurih, garing, sampai duri-duri kecilnya bisa dimakan, jadi nggak perlu<br />
takut keselek duri. Disajikan dengan nasi hangat, hmm, tambah yummie deh...:)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZmlKq4ewxlnJ07Cr-43sozdF_NY5jkz83Ar0AcDe32eQJY2BT7VvRGxiWq-A7IklhKBrBJhIOmMotSN_TIv46AXgGZp8hGmr3sFUsqQ4gw0MZtAA5t4d_i34pXg8THXgdh0MN-9wUY5Q/s1600/WP_20131113_051_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZmlKq4ewxlnJ07Cr-43sozdF_NY5jkz83Ar0AcDe32eQJY2BT7VvRGxiWq-A7IklhKBrBJhIOmMotSN_TIv46AXgGZp8hGmr3sFUsqQ4gw0MZtAA5t4d_i34pXg8THXgdh0MN-9wUY5Q/s1600/WP_20131113_051_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Jadi, kolam Segaran itu merupakan kolam besar berbentuk persegi panjang dengan ukuran 800 x 500 meter persegi yang dahulunya digunakan sebagai penampungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Majapahit.<br />
Selain itu juga, menurut cerita bapak supir, dahulu kala di kolam ini ditemukan banyak perabotan yang terbuat dari emas murni, seperti piring, mangkuk, gelas, sendok, garpu, dan sebagainya.<br />
Konon di kolam inilah para raja Majapahit akan membuang peralatan makan mereka setelah mengadakan pesta untuk menjamu para duta dan tamu kerajaan. Nah, biar dianggap kalau Majapahit itu adalah kerajaan yang kaya raya, dihadapan para tamu itu raja akan langsung memerintahkan para pelayannya untuk membuang peralatan makan yang baru saja mereka pakai ke kolam tersebut. Sekarang kolam Segaran oleh masyarakat sekitar digunakan sebagai kolam pemancingan. Ikan wader yang kumakan juga diambil dari kolam ini.<br />
<br />
Setelah makan siang, kami berkunjung ke Museum Trowulan Di sana banyak terdapat arca peninggalan Majapahit, salah satunya adalah arca Gajah Mada. Ada juga miniatur rumah jaman Majapahit. Masih banyak lagi peninggalan-peninggalan sejarah di trowulan yg masih harus di gali dan dipugar. Sungguh, negeri kita ini benar-benar diberkahi bukan hanya dengan kekayaan alamnya, tapi juga situs-situs sejarahnya yang memukau. Sebagai warga negara Indonesia, aku sangat bangga dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya yang kaya raya dengan ragam budaya dan agamanya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmNa7FO1q7kmXkacfOXAAnwBvUjKdJ8KHvlpTIJhpHRmqtj28GVEhkdvx-QgXnp-OV9OsRFCb3flTZcZE9LGBhAcmo19CeUz8fyWoZrYl8gHUf41uQ1taC2O7AlnXp9bBUzZSzN5I4tso/s1600/WP_20131113_080_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmNa7FO1q7kmXkacfOXAAnwBvUjKdJ8KHvlpTIJhpHRmqtj28GVEhkdvx-QgXnp-OV9OsRFCb3flTZcZE9LGBhAcmo19CeUz8fyWoZrYl8gHUf41uQ1taC2O7AlnXp9bBUzZSzN5I4tso/s1600/WP_20131113_080_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Salah satu yang membuat kami terpukau juga adalah keberadaan patung Budha tidur yang sangat besar mirip di Thailand. Aku yakin, banyak orang Indonesia sendiri yang tidak mengetahui keberadaan patung raksasa ini. Di sinilah kita bisa membuktikan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki toleransi tinggi. Meski di Trowulan sekarang sudah mayoritas beragama Islam, namun dengan keberadaan patung Budha tidur ini sudah membuktikan bahwa penduduk Trowulan hidup saling menghormati dan menghargai antara satu sama lain, meski berbeda kepercayaan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6oORHxGdwhAGztRMRwKksEMlpkpFbziYX2sUGJ3l1nYHGQSijf91IWK70bS3WYUVEOhFKQ6RAg0kzPxFRZAwlFpN35aCAXkMW_MajD_Lh_MjozXPuOLAjlb1ziUdYSkFlnKVrvYIO3UE/s1600/WP_20131113_092_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6oORHxGdwhAGztRMRwKksEMlpkpFbziYX2sUGJ3l1nYHGQSijf91IWK70bS3WYUVEOhFKQ6RAg0kzPxFRZAwlFpN35aCAXkMW_MajD_Lh_MjozXPuOLAjlb1ziUdYSkFlnKVrvYIO3UE/s1600/WP_20131113_092_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Saatnya kembali ke hotel.<br />
Kami mampir dulu untuk membeli rujak cingur pesanan pak Markus, salah satu teman pembicara, dan juga untuk teman-teman lainnya yang pastinya iri karena mereka harus tetap di hotel, sementara kami bisa keluyuran menikmati sejarah Trowulan, hehehe....<br />
<br />
Sesampainya di hotel sekitar jam enam sore. Peserta training sedang waktunya istirahat dan makan malam. Nah, ternyata bukan aku saja yang membawakan teman-teman kejutan berupa rujak cingur, tapi diam-diam mereka juga sudah menyiapkan kejutan yang lebih mengejutkan lagi, khususnya buat aku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8-Zp2SEaDmA5yAfoPtRpkl3wTUXPBKYb_b2tJYLTLVUXSBHuxLKMupRpmEPutCmnT5CQThV2OFKhkOoTKd5MTum8Ipt2QJYGQRI8O79gvYWYy_2LgFwT4tdbGNSLy9FKWgAAQv_uw5Rs/s1600/WP_20131113_111_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8-Zp2SEaDmA5yAfoPtRpkl3wTUXPBKYb_b2tJYLTLVUXSBHuxLKMupRpmEPutCmnT5CQThV2OFKhkOoTKd5MTum8Ipt2QJYGQRI8O79gvYWYy_2LgFwT4tdbGNSLy9FKWgAAQv_uw5Rs/s1600/WP_20131113_111_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Saat aku memasuki ruangan training yang sudah kosong, tiba-tiba serentak mereka menyanyikan lagu Jambrud, "Hari ini, hari yang kautunggu... bertambah satu tahun usiamu, bahagialah kamu...". Lalu Rani membawakan sebuah kue muffin yang diberi lilin kecil, dan tante Erna menyuruhku untuk meniupnya...<br />
Oh my God!!! Ternyata hari itu adalah hari ulang tahunku!!! Tepat tanggal 13 November...<br />
Wah..., senangnya... Makasih ya teman-teman... kalian sudah menyempurnakan kegembiraanku hari itu...<br />
Kemudian bos telepon dari Jakarta hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Waktu aku menanyakan kadonya, beliau menawarkan akan membelikan aku kaca mata hitam...<br />
Hah..., kenapa nggak sekalian saja sama tongkat putihnya, bos, biar bisa langsung alih profesi jadi tukang pijat, hehehe...Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-66376758984288449312015-01-19T11:55:00.000+07:002015-01-19T14:19:28.310+07:00Belajar Taat Dari Seorang Anak Kecil<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://teresasthoughtsfortoday.files.wordpress.com/2013/01/obedience.png?w=320&h=214" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://teresasthoughtsfortoday.files.wordpress.com/2013/01/obedience.png?w=320&h=214" /></a></div>
<div>
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat 18:3)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terkadang, pikiran anak-anak yang polos, justru mampu membawa mereka kepada ketaatan yang sempurna. Dibandingkan kita yang mengaku sudah dewasa, dengan pikiran yang lebih dewasa, lebih benar, lebih tahu segalanya, malah sulit untuk sampai pada sebuah ketaatan yang semestinya. Pikiran orang dewasa yang terlalu kompleks, justru makin menjauhkan mereka dari hati Allah, dari kehendak Tuhan yang paling sederhana sekali pun!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kemarin, hari Minggu malam, kami (Wiria, Glyn dan saya) pergi ke gereja untuk mengikuti Misa. Seperti biasa, sebelum Misa dimulai, tata laksana akan mengingatkan umat agar mematikan semua alat komunikasi dan tidak makan dan minum selama Misa berlangsung.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tetapi saat di tengah-tengah Misa, tiba-tiba Glyn membisiki aku, “Mama, aku haus banget…, aku mau minum…”</div>
<div>
Spontan aku membungkuk untuk mengambil botol minum yang ada di dalam tasku yang kutaruh di bawah kursi. Tapi kembali Glyn membisiki aku, “Tapi kan mama, tadi Romo bilang nggak boleh makan sama minum…”</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mendengar itu, tanganku yang sudah memegang botol minum langsung terhenti, dan aku pun mengangguk mengiyakan.Lalu inilah kata-kata yang keluar dari bibir Glyn, “Ya udah deh mama, aku nggak usah minum aja…”</div>
<div>
Seketika itu juga, hatiku membuncah dengan rasa kagum luar biasa. Aku sungguh tak percaya Glyn rela menahan haus demi melakukan sebuah ketaatan kecil. Kuusap-usap punggung Glyn sambil balas membisikinya, “Kamu memang anak hebat, Glyn…”</div>
<div>
Ternyata, hari itu aku belajar tentang arti ketaatan yang sesungguhnya bukan dari ahli teologi atau para pakar Alkitab, tetapi justru dari seorang anak berumur 5 tahun!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terima kasih, Glyn... :X :)</div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-43590816790465077632015-01-10T00:19:00.000+07:002015-01-12T12:58:32.860+07:00Berlibur Ke Negeri Di Atas Awan Dan Pertapaan Rawaseneng<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF-KxoYL75dT6WtYwaAFJRc40GwwnEXq3eEWNOoHXA88OZF37lJgkz8TlJd52ocdSDlKfbjV4gU6VXul0UokWWMzH7ZxIFKqWgwW9rtQ0ha-dKE3Z5xlQIps-z5gwGl91cEmLme278sCU/s1600/WP_20141226_10_28_10_Pro.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF-KxoYL75dT6WtYwaAFJRc40GwwnEXq3eEWNOoHXA88OZF37lJgkz8TlJd52ocdSDlKfbjV4gU6VXul0UokWWMzH7ZxIFKqWgwW9rtQ0ha-dKE3Z5xlQIps-z5gwGl91cEmLme278sCU/s1600/WP_20141226_10_28_10_Pro.jpg" height="320" width="179" /></a></div>
Akhirnya, kuinjakkan juga kakiku ke negeri di atas awan!<br />
<br />
Tadinya, kami masih belum punya rencana apa pun untuk melewatkan liburan tahun baru. Lain lagi sama Glyn, dia memang sudah di tag jauh-jauh hari oleh grandmanya akan dibawa berlibur ke Manado.<br />
Tapi ternyata aku mendapat tugas dari kantor untuk mengisi sesi training di Jogjakarta pada tanggal 26 Desember. Jadi kupikir, mending sekalian saja extend untuk mewujudkan impian kami yang belum kesampaian, yaitu pergi ke dataran tinggi Dieng.<br />
<br />
Setelah berunding dengan suami, akhirnya kita sepakat untuk extend sampai tanggal 2 Januari. Alasan suami, supaya dia tak perlu lagi mendengar suara petasan yang memekakkan telinga. Jadi kami memutuskan setelah pekerjaanku selesai, besoknya kami akan langsung<br />
pergi ke Dieng satu malam, dan selebihnya akan kami habiskan di Pertapaan Rawaseneng. Istilah suamiku sih, buat sekalian nebus 'obat gila', hehehe...<br />
<br />
Kami pun mulai Googling jasa travel yang akan mengantar kami ke Dieng. <br />
Dan kami menjatuhkan pilihan pada <a href="http://putrawijayatours.wordpress.com/" target="_blank">Putra Wijaya Tour</a>. Dua hari satu malam dengan biaya 2,7 jt untuk 2 orang.<br />
Ok, urusan travel sudah beres. Kami akan berangkat ke Dieng tanggal 27 pagi, dan travel akan menjemput kami langsung di hotel. Jadi sekarang kami harus mencari hotel di Jogja.<br />
Ternyata high season semua hotel di Jogja fully booked, dan harganya sudah tidak masuk akal. Karena kantor hanya memberi kami budget 400 ribu untuk hotel, akhirnya kami menemukan hotel Brongto dengan biaya 500 ribu semalam.<br />
<br />
====<br />
26 Desember 2014<br />
Kami berangkat ke bandara bareng Glyn, mami dan papiku yang juga akan berangkat ke Manado. Ternyata tanpa disengaja, jadwal keberangkatan dan kepulangan kami sama, 26 Desember 2014 - 2 Januari 2015. Pesawatnya pun sama, Batik Air. Tapi pulangnya beda, aku Citilink, sementara mereka Batik Air. Dan yang beda lagi adalah, pesawat kami dibayari kantor, sementara mereka bayar dewek, hehehe...<br />
<br />
Tiba di Jogja jam 11-an, dijemput pak Erwin, staff dari perusahaan 'Setiawan Group' tempat aku akan mengisi training pada jam 2 siang nanti.<br />
Di Mobil, pak Erwin menanyakan kami mau makan siang apa. Suami pun menjawab, "Lotek, pak!"<br />
Mendengar permintaan suamiku yang mungkin tidak diduganya, pak Erwin sampai mengulang pertanyaannya sebanyak tiga kali, "Beneran, pak, mau makan lotek?"<br />
Hehehe..., padahal pak Erwin sudah menawari kami makan di restoran, tapi suamiku malah milih makan lotek di warung pinggir jalan.<br />
Akhirnya kami pun berhenti di warung lotek Colombo. Kata pak Erwin, ini adalah lotek terenak di Jogja. Dan memang betul, suami komentar kalau loteknya uenak tenan...<br />
<br />
Setelah itu, kami langsung menuju jalan Magelang, tepatnya ke Restoran Pringsewu, tempat training akan dilaksanakan. Aku diperkenalkan dengan pemilik perusahaan tersebut yang bernama pak Andi beserta isteri. Kemudian kami dibawa ke dalam sebuah ruangan. Di sana sudah berkumpul para karyawan Setiawan group yang akan mengikuti sesi training, jumlah mereka sekitar 60 orang.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg14iPsOSCzbYKmeRqzur6Eto7szz7EFHv_-O8kU7oIoCl8ZvmWmwWfrJbe3A1Z42DBCpL3aHGczezz3mKiIEAH2fJXcJPOa__C4pk9WK96xPcAqRAnZ-cSFK9gGt5RapajGWArYzZCFNM/s1600/WP_20141226_13_15_37_Pro.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg14iPsOSCzbYKmeRqzur6Eto7szz7EFHv_-O8kU7oIoCl8ZvmWmwWfrJbe3A1Z42DBCpL3aHGczezz3mKiIEAH2fJXcJPOa__C4pk9WK96xPcAqRAnZ-cSFK9gGt5RapajGWArYzZCFNM/s1600/WP_20141226_13_15_37_Pro.jpg" height="179" width="320" /></a></div>
Waktu masuk ke ruangan itu, aku sudah merasa pengap, mungkin karena AC-nya baru dinyalakan. Tapi ternyata AC-nya memang bermasalah. Jadi sepanjang training kami kepanasan, lebih-lebih aku yang harus berbicara di depan, benar-benar basah kuyub. Tentu saja ruangan panas sangat mengganggu konsentrasi kami. Tapi apa pun yang terjadi, aku harus tetap menjalankan tugasku dengan semaksimal mungkin, berusaha membangun suasana agar tetap kondusif.<br />
<br />
Puji Tuhan, akhirnya training pun selesai, semua peserta tetap mampu mengikuti sesi demi sesi dengan penuh perhatian, bahkan banyak dari mereka yang menangis. Mudah-mudahan menangisnya bukan karena kepanasan, hehehe...<br />
<br />
Sekitar jam 7.30, sehabis makan malam, pak Erwin pun kembali mengantar kami sampai ke hotel Brongto. Waktu aku tanya ke resepsionisnya, "Apa itu arti dari kata 'Brongto'?"<br />
ternyata artinya 'cinta', diambil dari bahasa Sansekerta.<br />
<br />
Okelah, kami ternyata tidur di kamar 'cinta'. Tapi saking cintanya, sepanjang malam kami tidur sambil diiringi suara berdenging mirip mesin pesawat yang berasal dari kamar mandi. Waktu dicek, sumber suara itu berasal dari keran air panas yang mungkin dikarenakan tekanannya terlalu tinggi, jadi menimbulkan suara berdenging yang luar binasa bising.<br />
Yah, tapi kami harus tetap bersyukur... Setidaknya kami masih kebagian tempat untuk melewatkan malam. Karena waktu kami check in, ada seorang bapak juga yang ingin memesan kamar, tapi resepsionis bilang kalau semua kamar sudah penuh... :)<br />
<br />
====<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOXkoEsL7Dv99pE_35XbuzNg9KgzIYx7qqxbPsE3of2r2q33TeG1nuNbkTlAxbJlsp9TPxaHZ61tVs6wUjKKpj_wtgCkdj8adSyPhaHsBf-_jezvSEYuxVJ-3t2iJWlS3BhINfj_gT1Fs/s1600/xenia_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOXkoEsL7Dv99pE_35XbuzNg9KgzIYx7qqxbPsE3of2r2q33TeG1nuNbkTlAxbJlsp9TPxaHZ61tVs6wUjKKpj_wtgCkdj8adSyPhaHsBf-_jezvSEYuxVJ-3t2iJWlS3BhINfj_gT1Fs/s1600/xenia_s.jpg" height="159" width="200" /></a></div>
Besoknya, jam 7.30 pagi, travel sudah datang menjemput kami. Selesai sarapan, kami pun memasuki mobil Xenia putih, dengan pemandu perjalanan kami bernama Mas Adit, dan bapak supir bernama pak Yono. Jarak dari Jogja ke Dieng akan ditempuh selama 4 jam.<br />
Sampai di Wonosobo, kami berhenti dulu untuk menikmati santapan khas setempat yang bernama mie Ongklok: Mie kuah yang diberi sayuran, ditemani dengan sate sapi, tempe kemul dan geblek, semacam makanan yang terbuat dari singkong. Sayangnya waktu aku datang, gebleknya gak ada, yang ada geubleug, hehe... (itu mah bahasa sunda atuh)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6dHyAs4wkcOMxbchHW6_EiEJnjvnFdD7JqWVsZlSNKjI32eXhu4G1GAPhgyEdPkgKzBkIglEnav0yy7GdBr_mPCiwKmDqbSF6NQ3Aff93CYHl1Ir9BVAo0Y5fC0O8ZMwxfdgs0OQbKCg/s1600/ongklok_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6dHyAs4wkcOMxbchHW6_EiEJnjvnFdD7JqWVsZlSNKjI32eXhu4G1GAPhgyEdPkgKzBkIglEnav0yy7GdBr_mPCiwKmDqbSF6NQ3Aff93CYHl1Ir9BVAo0Y5fC0O8ZMwxfdgs0OQbKCg/s1600/ongklok_s.jpg" height="200" width="111" /></a></div>
Ongklok ternyata memiliki arti sendiri. Disebut mie ongklok karena sebelum disajikan mie ini diramu dengan sayuran kol segar dan potongan daun kucai. Kol dan daun kucai merupakan sayuran khas Wonosobo.<br />
Kucai sendiri adalah daun yang terkenal sebagai penurun darah tinggi.<br />
Setelah dicampur di sebuah gayung dari bambu, campuran mie dan sayuran tadi dicelup-celupkan selama beberapa menit di air mendidih.<br />
Inilah yang disebut diongklok. Mie secara berulang-ulang dicelupkan di air mendidih. Cara pembuatan mie seperti ini hanya ada di Wonosobo.<br />
<br />
<br />
Hanya beberapa menit, mie dan campuran sayuran tadi ditaruh di mangkuk dan diguyur kuah. Kuah mie ongklok inilah yang terkenal khas. Kuahnya berasal dari pati yang dicampur gula jawa, ebi, serta rempah. Supaya rasanya lebih maknyus, mie ongklok diguyur juga oleh bumbu kacang, merica dan bawang goreng.<br />
Sementara kata Mas Adit, tempe kemul juga punya arti sendiri. Kemul itu artinya diselimuti. Makanya tempenya diselimuti tepung biar anget, hehe...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiljJD6HK3tlCUuYcuqbRAKM3hF_zSCZpDYImrmyBRNjwbMPrSf_9-H2C1Xw2N0oT_u5lab5Y35ZbijsuEr_aBKxG7zkn9w6rwMwJcI9opOz66ov1PcgoXPnj65LS-ghKwLQ7a2DEaWeGA/s1600/IMG_0005+(2)_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiljJD6HK3tlCUuYcuqbRAKM3hF_zSCZpDYImrmyBRNjwbMPrSf_9-H2C1Xw2N0oT_u5lab5Y35ZbijsuEr_aBKxG7zkn9w6rwMwJcI9opOz66ov1PcgoXPnj65LS-ghKwLQ7a2DEaWeGA/s1600/IMG_0005+(2)_s.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
Sebelum sampai Dieng, kami mengunjungi dulu home industri pembuatan carica, sejenis pepaya yang berukuran kecil. Buah ini hanya tumbuh di Dieng. Dibuat menjadi manisan, rasanya sangat enak dan manis. Apalagi kalau habis ditaruh di kulkas, wah tambah maknyos...:)<br />
Di sana juga kami membeli kacang Dieng, keripik jamur dan yang gak boleh ketinggalan; Purwaceng. Purwaceng itu sejenis tanaman ginseng yang tumbuh di Dieng, khasiatnya selain untuk kesehatan, tapi juga yang paling terkenal, sesuai namanya, yaitu untuk membuat para lelaki makin ngejoss hehehe...<br />
<br />
Perjalanan pun berlanjut. Mobil terus menanjak menuju ke dataran yang semakin tinggi. Dan akhirnya sampailah kami ke Negeri di atas awan, alias dataran tinggi Dieng.<br />
Wah, ternyata cuaca Di Dieng pada bulan Desember sangat tidak bersahabat. <br />
Hujan teruuuus tiada henti... Hawa yang sudah dingin, makin menusuk karena di sertai hujan dan angin.<br />
<span style="text-align: center;"><br /></span>
<span style="text-align: center;">Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Telaga Menjer. Telaga yang memiliki pemandangan sangat cantik, katanya, aku sih cuma bisa ngebayangin doang, hehehe... Tapi sayangnya, hujan yang turun membuat pemandangan di sekitar telaga tertutup kabut. </span>Setelah itu, kami mampir dulu di warung kecil untuk sekedar menghangatkan badan dengan minum segelas purwaceng, wedang jahe dan sepiring kentang goreng.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4WGsGxlU_jmUnm5A50ewdhli4SzncKe_uzLrV4UnxBIgSigaKtMxI7EfU4xeaVnKhZhOEYcX_aZvLWoNGoyKGObdYQQWMc126ocv9sAGiZz6nPMdDBMrl4U0PGw6BQmxLJLJva-_igmk/s1600/IMG_0016+(1)_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4WGsGxlU_jmUnm5A50ewdhli4SzncKe_uzLrV4UnxBIgSigaKtMxI7EfU4xeaVnKhZhOEYcX_aZvLWoNGoyKGObdYQQWMc126ocv9sAGiZz6nPMdDBMrl4U0PGw6BQmxLJLJva-_igmk/s1600/IMG_0016+(1)_s.jpg" height="200" width="150" /></a></div>
Tempat wisata selanjutnya adalah candi Arjuna. Di sana kami berfoto bersama para penari yang biasa menari di acara ruwatan gembel atau ritus pemotongan rambut gimbal. Aku dikasih ijin oleh para penarinya untuk meraba-raba pakaian mereka... Untung gak salah raba, hehehe...<br />
Kemudian kami beranjak ke teater Dieng Plateau untuk menonton sejarah terjadinya Dieng. Nah, kalau di sini sih, tepatnya cuma Wiria yang nonton, sementara aku cuma mendengarkan cerita yang dipaparkan Wiria. Tapi sayang, baru nonton setengah jalan, tiba-tiba listrik mati. Kata penjaganya sih, ada batang pohon yang tumbang, jadi film tidak bisa diterusin. Tentu saja para penonton kecewa... Serentak kami pun berteriak, "Huuuuuuu....."<br />
Karena hari sudah sore, dan hujan yang tiada henti, maka kami pun memutuskan untuk langsung ke penginapan dulu.<br />
<br />
<br />
Penginapan di sana ternyata hanya berupa rumah penduduk yang disewakan.<br />
Satu rumah bisa terdiri dari beberapa kamar. Kami kebagian kamar di lantai dua, dengan kamar mandi di dalam. Huff, rasanya nikmat sekali badan ini setelah mandi air panas dan boboan sambil selimutan.<br />
<br />
Tadinya kami sudah janjian untuk keluar lagi makan malam, tapi berhubung hujan yang tak juga kunjung berhenti, ditambah hawa yang semakin dingin dengan suhu mencapai 9°C, aku memutuskan untuk order makanan saja, biar bisa makan di penginapan. Benar-benar salah tanggal. Seharusnya waktu terbaik berkunjung ke Dieng adalah pada bulan Juni - Agustus, pas musim kemarau.<br />
Selain banyak acara tradisional yang digelar, tapi paling penting adalah gak perlu ribet sama hujan. Meski katanya di musim kemarau, hawa Dieng malah lebih dingin dari pada di musim hujan. Tapi mendingan dingin dari pada hujan terus, setidaknya kalau gak hujan kita bisa lebih leluasa untuk pergi ke mana-mana, dan yang terpenting pemandangan di sekitar Dieng tidak tertutup kabut.<br />
<br />
Semalaman hujan gak bosan-bosannya turun membasahi Dieng. Dengan anginnya yang semakin kencang, membuat atap seng yang berada entah di mana terus mengeluarkan suara gedebugan. Aku berpikir, "Orang-orang Dieng sudah biasa kali ya dengan suara-suara kayak gini... Gimana kalau sampai rumahnya rubuh, gara-gara terus-terusan diterpa angin yang kencang kayak gini?...<br />
Ah, tapi apa pun yang terjadi, terjadilah. Yang pasti, malam ini aku harus bisa tidur, karena perjalanan masih panjang. Jangan sampai acara jalan-jalannya berantakan, gara-gara terkapar karena sakit."<br />
<br />
Besoknya, penginapan menanyakan kepada kami ingin sarapan apa. Karena hawa yang super duper dingin, akhirnya kami memilih mie instan kuah saja, biar dimakan hangat-hangat.<br />
Perjalanan pun kembali dilanjutkan. Kali ini Mas Adit membawa kami berkunjung ke Telaga Warna. Di sana kami menelusuri jalan-jalan setapak yang kadang menanjak, tapi juga kadang menurun. Untung suamiku sudah mahir dalam teknik menuntun tunanetra, jadi aku tetap merasa aman dan nyaman, walaupun seandainya harus menuruni jurang terjal sekali pun, yang penting Wiria tetap berada di sampingku, hehehe... lebai ya??? :D<br />
Pertama-tama kami diperlihatkan telaga yang disebut Telaga Warna.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw3qzXhBB0LgeBX6HRs-_zt55YJDFp2jqVz_U4O_73omCR_j24ewPolx8unZoQG5CMSPMOFEv5g8amVyOP1EnwdrGp_4HedJVgr8z1LGlit5V3U0YX-XcK56bbTDrNEwrho6q6okbSMg/s1600/IMG_0006_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdw3qzXhBB0LgeBX6HRs-_zt55YJDFp2jqVz_U4O_73omCR_j24ewPolx8unZoQG5CMSPMOFEv5g8amVyOP1EnwdrGp_4HedJVgr8z1LGlit5V3U0YX-XcK56bbTDrNEwrho6q6okbSMg/s1600/IMG_0006_s.jpg" height="150" width="200" /></a>Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubah.<br />
Terkadang telaga ini berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi.<br />
Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga nampak berwarna warni.<br />
<br />
Telaga Warna berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi yang menambah pesona keindahan alam sekitar.<br />
Suasana mistisnya juga masih terasa kental sekali, disempurnakan oleh kabut putih dan pepohonan yang rindang dengan gua-gua disekitarnya, seperti :<br />
Gua Semar. Di sini kami berfoto di samping patung Semar yang berada di depan Gua...:)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhERBTnXBjumVRZyx_A4vLzttHDLqWQ2Q17CpQ3RsusdewT9L0nyWenntxIsndT9MofC2fOxA8n7EegEz14eR6_ytdDaaWCMFvuQ9Q1avZfXID6weswvRTKJDGRTpe4K1PjHPkMW0G8ZAU/s1600/WP_20141228_09_06_42_Pro_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhERBTnXBjumVRZyx_A4vLzttHDLqWQ2Q17CpQ3RsusdewT9L0nyWenntxIsndT9MofC2fOxA8n7EegEz14eR6_ytdDaaWCMFvuQ9Q1avZfXID6weswvRTKJDGRTpe4K1PjHPkMW0G8ZAU/s1600/WP_20141228_09_06_42_Pro_s.jpg" height="200" width="112" /></a></div>
Ada juga Gua Sumur Eyang Kumalasari dan Gua Jaran.<br />
Gua jaran ini disebut jaran yang artinya kuda, karena konon di gua ini terjebak seekor kuda betina, dan waktu keluar, tiba-tiba saja kuda ini sudah hamil. Makanya gua ini dipercaya bisa membuat para wanita yang sulit hamil bisa segera mengandung.<br />
<br />
Selain itu, ada pula Batu Tulis Eyang Purbo Waseso.<br />
Nah ini dipercaya bisa membuat anak-anak cepat menguasai baca tulis. Makanya banyak orang tua yang memasang sesajen di sekitar arca ini. Dan juga gua-gua lainnya. Katanya, konon salah satu presiden Indonesia juga pernah semedi di salah satu gua tersebut.<br />
<br />
Aku membeli bunga Edelweis yang dijajakan para ibu-ibu di depan pintu masuk Telaga Warna, harganya dari 15.000, aku tawar menjadi 10.000 + sewa payung 5.000, jadi kocek yang kukeluarkan tetap saja sebesar 15.000...:)<br />
Sebenarnya Suami sudah melarang aku membeli bunga tersebut. Katanya bunga itu sudah dilindungi karena kelangkaannya, tapi aku tetap saja ngeyel...<br />
Maap ya, sayang... Habis kapan lagi bisa punya bunga langka seperti ini...<br />
Semoga bunga ini juga bisa melambangkan cinta kita yang abadi, hehehe...<br />
<br />
Tempat selanjutnya adalah Kawah Sikidang. Di sini kami hanya melihat kawah yang mengandung belerang. Makanya dari turun mobil saja, kami sudah dipepet para pedagang yang menawarkan masker seharga 2.000 rupiah untuk menutup hidung kami dari bau belerang yang menyengat.<br />
<br />
Kenapa kawah ini dinamakan Kawah sikidang?<br />
Karena katanya kolam magmanya sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain di sekitaran Wilayah tersebut, mirip hewan Kidang atau Kijang yang suka melompat-lompat.<br />
Dari situ, kami lanjut ke candi Bima. Di sini hanya suami saja yang turun untuk sekedar berfoto.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1R1kZD7XjduTihOI8ncdiVeKQ3EKFrBhPftd40VbmLHfcz_wDV83hMZBL5wYLX9fOCHqqKUgTLj45yagK9kJsCpnJzlS2SBDmhq2ZrXFk7AWvQcnJhojIX3XwvVmXcLvGxTXlLy4kGIw/s1600/nasi_jagung_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1R1kZD7XjduTihOI8ncdiVeKQ3EKFrBhPftd40VbmLHfcz_wDV83hMZBL5wYLX9fOCHqqKUgTLj45yagK9kJsCpnJzlS2SBDmhq2ZrXFk7AWvQcnJhojIX3XwvVmXcLvGxTXlLy4kGIw/s1600/nasi_jagung_s.jpg" height="169" width="200" /></a></div>
Karena pak Yono menyinggung tentang nasi jagung khas Dieng, akhirnya aku meminta mereka untuk mencarikan aku nasi jagung tersebut. Untunglah kami bisa mendapatkannya di pasar Dieng. Kalau nggak, pasti aku akan penasaran terus sama rasanya...:)<br />
Ini keberuntungan kami. Ternyata pak Yono itu adalah salah satu petinggi di pabrik teh Tambi, akhirnya kami mendapat akses langsung untuk masuk ke pabrik tersebut, melihat cara pembuatan teh dari masih berupa daun sampai menjadi teh yang siap di pasarkan.<br />
<br />
<br />
Tibalah saatnya kami harus beranjak dari negeri di atas awan, kembali turun ke bumi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiblEta8BEsWzZm8EfEKM-b50rBEx51iwKDyt6cCWv16Fr-3znXOZON0A0ZYCLgU_3gdOKepUzZ9u2hm2OL9aazCc3ImKrCWW77jHiPDNtJeuXVYOfIFqrQbp1s_rgV9K33aIULLfgUhMU/s1600/WP_20141228_12_22_59_Pro_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiblEta8BEsWzZm8EfEKM-b50rBEx51iwKDyt6cCWv16Fr-3znXOZON0A0ZYCLgU_3gdOKepUzZ9u2hm2OL9aazCc3ImKrCWW77jHiPDNtJeuXVYOfIFqrQbp1s_rgV9K33aIULLfgUhMU/s1600/WP_20141228_12_22_59_Pro_s.jpg" height="112" width="200" /></a></div>
Sesuai kesepakatan semula, kami akan diantar sampai ke Rawaseneng.<br />
Dalam perjalanan menuju Rawaseneng, kami beberapa kali berhenti di tempat-tempat wisata, seperti Jumprit di daerah Temanggung. Jumprit diyakini sebagai petilasan Ki Jumprit yang merupakan ahli nujum di kerajaan Majapahit. Makamnya pun berada tak jauh dari Umbul Jumprit.<br />
<br />
Banyak peziarah yang melakukan wisata spiritual di Makam Ki Jumprit di dekat Umbul Jumprit ini. Mereka bersemedi di sekitar makam, kemudian diakhiri mandi kungkum di mata air yang tak pernah kering. Setelah mandi, mereka pun langsung membuang celana dalamnya, katanya untuk membuang<br />
sial. Untung suamiku gak ikut-ikutan buang celana dalamnya. Kalau gak, bisa pusing ogut harus cari toko yang jual celana dalam di dekat-dekat situ, hehehe... Apalagi di Jumprit banyak monyetnya. Gimana kalau nanti ada monyet yang tertarik mmencoba celana dalamnya?? Terus monyetnya<br />
bilang deh, "Wah, mereknya Ihing euy!!!" :D<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjESzVboCkkw3RXz-VC7SCjrbwSVXEVJtBC0jDdOiSTBcqlw8NETKlM-JJSHnbIDkftVG473glsh-4iuugJTDkbAIy1-mfw1348kE9UQ1Cprt9OT-xKCs9emxR-C87XMH-fZR84fRbTgy4/s1600/WP_20141228_080_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjESzVboCkkw3RXz-VC7SCjrbwSVXEVJtBC0jDdOiSTBcqlw8NETKlM-JJSHnbIDkftVG473glsh-4iuugJTDkbAIy1-mfw1348kE9UQ1Cprt9OT-xKCs9emxR-C87XMH-fZR84fRbTgy4/s1600/WP_20141228_080_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Terakhir kami mengunjungi Liyangan, sebuah daerah yang masih dalam proses ekskavasi, karena ditemukan candi yang diperkirakan berukuran sangat luas.<br />
<br />
Setelah itu kami makan siang di kota Temanggung, dan akhirnya sampailah <br />
kami di Pertapaan Rawaseneng, tempat biara para rahib OCSO dan susteran <br />
OP. Di sinilah kami akan menghabiskan masa liburan kami sampai tanggal 2 <br />
nanti. Berarti masih ada sisa lima hari kami habiskan di tempat yang sudah sangat kami rindukan ini, karena di sinilah kami akan direparasi kembali; yang sudah rusak dibetulkan, yang sudah mulai sinting diwaraskan kembali, hehehe...<br />
<br />
Karena kamar di pertapaan sudah fully booked, akhirnya kami pun menginap di susteran. Bagai langit dan bumi, di susteran yang menginap hanya kami dan seorang bapak dari Singapura.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjviBFpVP4AzisTdIefvXbGpobuLKw6k3LeIf2MlNpugUjrxh44xQlQpFPNfifyk4OSrJgbMg_IdqAJPf6fIO3-ZtExblgfR0l5UovjSqBW1ULXfxKr2LHdHQrvM7Ss_LH9BpDzpqBTnIc/s1600/WP_20141229_08_35_52_Pro_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjviBFpVP4AzisTdIefvXbGpobuLKw6k3LeIf2MlNpugUjrxh44xQlQpFPNfifyk4OSrJgbMg_IdqAJPf6fIO3-ZtExblgfR0l5UovjSqBW1ULXfxKr2LHdHQrvM7Ss_LH9BpDzpqBTnIc/s1600/WP_20141229_08_35_52_Pro_s.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
Setiap hari kami berusaha untuk mengikuti jadwal ibadat para rahib di <br />
pertapaan, yaitu sebanyak tujuh kali sehari. Di mulai dari jam 3.30 pagi, 6.00, 8.00, 12.00, 14.30, 17.30 dan ditutup jam 20.00.<br />
<br />
Walau kami harus berjalan cukup jauh dari susteran ke pertapaan, ditambah jalan yang menanjak, membuat betis makin berotot, namun kami merasa bahagia sekali dapat mengikuti ibadat demi ibadat tersebut dengan teratur.<br />
Beberapa kali kami juga mengikuti ibadat bareng suster-suster di Susteran.<br />
<br />
Suasana yang sangat hangat, membuat kami cepat akrab dengan para pengunjung lain. Diantaranya adalah pak Budi yang akhirnya menawarkan kami untuk nebeng mobilnya saja waktu nanti pulang ke bandara Adi Sucipto, .<br />
Jadi kami sama sekali tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sepeser pun untuk taksi atau travel yang seharusnya bisa menghabiskan biaya sebesar 450.000 - 500.000. Tuhan memang berbaik hati pada kami; sudah memberikan liburan yang menyenangkan, ditambah lagi ongkos gratis<br />
ke bandara, hehehe...<br />
Sahabat lainnya yang kami temui selama di sana juga adalah Frater Fol dari Malang. Frater yang kocak, heboh, namun tetap memiliki karisma sebagai seorang frater yang mengabdikan dirinya pada Tuhan dan sesama. Aku juga bertemu teman dari Laetitia, yaitu ko Yan dan bu Eli.<br />
<br />
Wah, pokoknya, liburan kami kali ini benar-benar super duper menyenangkan. Benar-benar refreshing lahir batin. Belum lagi makanannya yang uenak-uenak, membuat perut kami, khususnya ogut jadi mirip jin tomang, hehehe...<br />
<br />
Aku juga ikut membantu suster Marta membuat kelanting di kantin sekolah yang dikelola oleh suster-suster OP. Letaknya persis di sebelah klinik.<br />
Menurut cerita suster Vianita, klinik itu memang dibuat untuk membantu masyarakat sekitar yang kurang mampu. Jadi mereka boleh membayar semampunya saja. Kebanyakan hanya membayar sebesar seribu rupiah.<br />
Sementara untuk sekolah, perbulannya hanya dikenakan sepuluh ribu rupiah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ28tZO4fH0676-LUuoWGchMCTZwpBNwHZzhJKOtqLyOrZD6-BJj2J5F8Ovty_MZfFs_kOQxgUUrKDUc7uG16DlX1e28gLzvicq9s4NyZ4beVQEETok0yDB7YBqsK6rNGDngbC8bsSmjY/s1600/WP_20150102_10_14_20_Pro_s.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ28tZO4fH0676-LUuoWGchMCTZwpBNwHZzhJKOtqLyOrZD6-BJj2J5F8Ovty_MZfFs_kOQxgUUrKDUc7uG16DlX1e28gLzvicq9s4NyZ4beVQEETok0yDB7YBqsK6rNGDngbC8bsSmjY/s1600/WP_20150102_10_14_20_Pro_s.jpg" height="200" width="112" /></a></div>
Kami juga berkunjung ke pabrik kopi yang dikelola para rahip di sana.<br />
Frater Valen membuatkan kami secangkir kopi, tapi aku bilang kalau aku tidak mau, jadi cukup untuk Wiria saja. Tapi waktu aku mencicipi kopi punyanya Wiria, malah jadi keterusan. Rasanya benar-benar nikmat. Entah karena lapar, atau memang kopi buatan Frater Valen memang spesial?<br />
Melihat itu, Frater Valen sampai menertawaiku, "Nah, tadi kamu bilang nggak mau... <br />
Jadi jangan salahin saya lho kalau cuma dibuatkan satu cangkir saja..." :)<br />
<br />
Yah, inilah kisah liburanku bersama suami. Sayang Glyn tidak ikut kami.<br />
Lain kali, kami harus kembali lagi ke sana bersama Glyn, biar Glyn juga bisa menikmati sukacita yang sama seperti yang kami rasakan selama kami di sana.<br />
Walau ini adalah kedatangan kami yang entah sudah ke berapa kalinya ke Rawaseneng, tapi hati kami tetap saja rindu untuk datang kembali ke sana.<br />
Sepertinya keheningan dan kedamaian Rawaseneng terus memanggil-manggil kami untuk kembali lagi dan lagi dan lagi ke sana...:)<br />
<br />Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-22202587749434100232014-12-22T17:10:00.000+07:002015-01-19T13:41:08.030+07:00Kisah Glyn Cherish<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.computerclipart.com/computer_clipart_images/little_girl_hugging_her_mom_0515-1004-2122-0452_SMU.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.computerclipart.com/computer_clipart_images/little_girl_hugging_her_mom_0515-1004-2122-0452_SMU.jpg" height="200" width="184" /></a></div>
<span style="font-family: Calibri;">Suatu siang, sewaktu aku sedang mencuci piring, tiba-tiba Glyn datang dan memeluk pinggangku dari arah belakang. Kira-kira usia Glyn saat itu 4 tahun. Dari mulut kecilnya keluar kata-kata yang membuatku sempat membeku selama beberapa detik saking terharunya. Glyn berkata, “Mama baik deh… Mama yang masakin aku… Mama yang suapin aku… Mama mandiin aku tiap hari…</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Mendengar kata-kata yang tak terduga seperti itu, membuat lidahku seketika menjadi kelu, tak tahu lagi harus menjawab apa. Akhirnya dengan perasaan campur aduk: terkejut, terharu, bahagia, aku pun hanya menjawab, “Oh iya…, makasih ya Glyn…”</span>Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-45146860583108536852014-12-19T21:13:00.000+07:002014-12-20T15:28:41.071+07:002 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan<span style="font-family: Calibri;">Setiap kali aku merenung tentang hidupku, tak habis-habisnya
aku bersyukur atas anugerah yang Tuhan limpahkan padaku. Kadang aku berpikir,
siapakah aku ini, Tuhan, hingga Kau sedemikian memperhatikanku. Engkau anugerahi
aku dengan kesempatan-kesempatan yang bahkan tak pernah berani kupikirkan dan
doakan selama ini. Kesempatan yang bahkan datangnya pun kuanggap ajaib. Dengan
cara-Mu, Kau hantarkan semuanya langsung ke hadapanku.</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<u style="font-family: Calibri;"><br /></u><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://dqfarm.blogspirit.com/media/01/01/1860626188.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://dqfarm.blogspirit.com/media/01/01/1860626188.gif" /></a></div>
<u style="font-family: Calibri;"><br /></u>
<br />
<div style="text-align: center;">
<u style="font-family: Calibri;">Kisah 2 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan</u></div>
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Kali ini aku bukan ingin berdongeng tentang 2 lontong yang
menjadi sebakul kesempatan, tapi aku mau bercerita tentang kisahku sendiri, apa
yang benar-benar kualami. Bukan juga mau sombong-sombongan, apalagi bersikap
takabur, tapi aku cuma mau cerita apa adanya, polos, tanpa kain ulos… :)</span><br />
<div style="margin: 0in 0in 10pt;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"></span><br /></div>
<span style="font-family: Calibri;">Jadi kenapa aku beri judul “2 Lontong Menjadi Sebakul
Kesempatan”?</span><br />
<br />
<div style="margin: 0in 0in 10pt;">
<span style="font-family: Calibri;">Begini ceritanya :</span></div>
<div style="margin: 0in 0in 10pt;">
<span style="font-family: Calibri;">Suatu hari, (aku lupa tepatnya tanggal dan tahun berapa),
Aku diundang pak Gunawan untuk memberikan kesaksian di Persekutuan Doa
Karismatik di Gereja St. Laurensius. Aku pun datang dan mengisi kesaksian
hidupku di sana. Selesai ibadah, aku dibekali<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>2 buah lontong oleh seorang panitia. </span><span style="font-family: Calibri;">Beberapa hari kemudian, waktu aku sedang berbelanja di
Indomart, seseorang memanggilku. Ternyata orang itu adalah salah satu pelayan
di PD Karismatik, namanya ibu Novita. Dia mengundang aku untuk mengisi sharing
di acara KBC (Kingdom Business Community).</span></div>
<span style="font-family: Calibri;">Aku pun mengajak temanku, Deasy, untuk ikut ke acara KBC itu
yang diadakan di Hotel Orchard.</span><br />
<div style="margin: 0in 0in 10pt;">
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Sesampainya di sana, aku dikenalkan dengan pembicara
utamanya yang bernama Pak Julian Foe. Dan dari pertemuan itulah, akhirnya aku
mulai berkenalan dengan dunia para trainer.</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Pak Julian Foe yang adalah founder dari <a href="http://www.qq.co.id/" target="_blank">PT. Qando Qoaching (QQ)</a>,
bergerak di bidang training, coaching & consulting, secara berkala terus
mengundang aku untuk memberikan sharing di seminar-seminar yang dia bawakan.
Hingga pada suatu hari, Pak Julian Foe menantang aku untuk mulai membawakan
materi training.</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Mendengar tantangan itu, jantungku langsung bereaksi lebih
cepat dari organ tubuh lainnya. Dengan lancangnya dia langsung berdentum-dentum
di dalam dadaku, membuat otakku langsung mogok berpikir. Sampai lewat beberapa
hari kemudian, barulah otakku bisa kembali berpikir dengan jernih : kesempatan
ini adalah kesempatan langka, dan nggak seharusnya aku menyia-nyiakannya begitu
saja. Dengan sedikit dipaksakan, akhirnya aku menanggapi tantangan itu dengan
berkata, “Ok, Pak, aku siap!”</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Dan sejak saat itulah, aku mulai dipercaya untuk membawakan
materi training. Tanpa kuduga, ternyata aku mampu membawakannya dengan cukup
baik, walaupun aku harus menghafal setiap slide sesuai urutannya.</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Sungguh suatu anugerah yang tak terhingga; berbicara di
depan puluhan sampai ratusan orang, memberikan materi motivasi kepada
perusahaan-perusahaan besar, seperti BCA, MNC, Kemenhub, dsb, terbang ke
berbagai kota. Dan akhirnya Jumat depan, 26 Desember 2014, adalah kali pertama
aku diutus sendirian, tanpa tim, hanya didampingi suami, untuk membawakan
materi motivasi di sebuah perusahaan di Jogjakarta. Ini merupakan kepercayaan
yang menurutku sangat besar, dan aku berdoa semoga aku mampu menyelesaikan
tugasku dengan semaksimal mungkin.</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Nah makanya, dari kisahku di atas, apakah keliru kalau aku memberi
judul “2 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan”?</span><br />
<span style="font-family: Calibri;"><br /></span>
<span style="font-family: Calibri;">Dari pengalamanku ini aku mendapat sebuah pelajaran yang
sangat berharga, yaitu: jangan samakan pelayanan di Gereja dengan bisnis. Jika
urusan pelayanan, nggak dibayar pun aku harus tetap bersyukur, karena bos
utamanya adalah Tuhan Yesus, panitia pelaksana hanyalah perpanjangan tangan
Tuhan, dan mereka bukanlah bos yang harus menggaji kita. Upah pelayanan adalah
jiwa-jiwa yang dimenangkan lewat pelayanan kita. Satu jiwa sama dengan sebutir
mutiara yang kelak akan Tuhan hadiahkan padaku untuk menghiasi mahkotaku di
Sorga.</span></div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-27947213020905396682014-12-19T20:56:00.000+07:002014-12-19T21:12:46.426+07:00Yuuk Bang, Kita Nge-blog Lagiii<span style="font-family: Calibri;">Wah, ternyata aku udah lama banget ya nggak ngeblog, Padahal
banyak banget cerita yang nyangkut di otakku, terus bercokol bagai tompel yang
nggak mau ilang-ilang… Dan udah saatnya kudu dibedel di sini… :)</span><br />
<div style="margin: 0in 0in 10pt;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"></span></div>
<span style="font-family: Calibri;">Barusan aja aku kedatangan tamu dari Majalah Kartini,
namanya mbak Galis, dan dia ingin mengangkat topik tentang “Blogger Tunanetra”,
dan pilihannya jatuh padaku…</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri;">Haaaa,,, padahal aku udah lama banget nggak ngeblog,
hehehe…, malu euy!!! :D</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri;">Sebenarnya dari jaman nabi entong juga suamiku udah ingetin supaya
aku mulai nulis lagi, tapi selalu aja aku tunda-tunda. Alasannya karena sibuk;
sibuk jadi upik abu di rumah, sama sibuk dengan kerjaan trainer (Untuk trainer
ini nanti aku ceritain juga di postingan lain ya). Sampai akhirnya mbak Galis
datang bersama fotografernya yang suruh aku bergaya laksana salesman, eh salah,
maksudnya laksana blogger kelas dunia: Difoto sambil pegang laptop. Pas banget
lagi warna laptop sama bajunya matching; sama-sama merah, hehehe…</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri;">Mbak Galis banyak bertanya seputar dunia penulisan:
Bagaimana cara aku ngeblog, gimana cara ngetiknya, berapa lama biasanya
menyelesaikan satu postingan, dst, dst…</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri;">Akhirnya, aku perkenalkan mbak Galis dan mas Fotografer…</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri;">Eh tadi siapa ya namanya? Mas Harry, kalau gak salah,
hehehe… Maaf ya mas agak sedikit lupa ingatan… kepada seseorang, atau sesuatu? yang
selama ini selalu menemaniku ngeblog, yaitu abang setiaku yang bernama “JAWS”
(Cara bacanya “Jos”), si abang Jaws… Nah, dialah yang selama ini menjadi super
hero-ku, karena setiap kali buka laptop, suara maskulin si abang Jaws inilah
yang langsung terdengar, menyapa dengan hangatnya, bagaikan Romeo menyapa
Juliet, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan membuat jari-jariku langsung
lincah menari-nari di atas keyboard… :)</span><br />
<div style="margin: 0in 0in 10pt;">
<span style="font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: Calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-symbol-font-family: Wingdings;"></span></div>
<span style="font-family: Calibri;">Jadi, aku harus berterima kasih juga nih sama Mbak Galis dan
Mas Herry yang sudah membangkitkan motivasiku lagi untuk kembali ngeblog,
ngebedel tompel yang udah kelamaan nempel di kain pel… :D</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri;">Yuk Bang, kita mulai ngeblog lagiii…!!! :)</span>Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-24170377755097416482013-07-26T15:55:00.001+07:002013-07-26T16:06:53.131+07:00Puisi. Lukisan Kalbu<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156">
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Lukisan Kalbu</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Karya : Rachel
Stefanie Halim</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Kata mereka…<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Langit itu biru<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Awan itu putih<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Kata mereka…<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Mentari torehkan warna jingga <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>cemerlang<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
wajah bundar sang purnama berkilau
keperakan<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
bintang-gemintang terserak berkerlap-kerlip
bagai batu berlian<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kata mereka…<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kupu-kupu itu cantik rupawan laksana
putri raja yang manja tergolek pada hamparan kelopak bunga berwarna-warni<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Burung cendrawasih <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menari gemulai pamerkan abstraksi bulu nan
memukau<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Kata mereka…<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Dunia itu tampak indah;<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Seindah tubuh perawan di pelupuk jejaka<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Manjakan sepasang mata tuk lekat
memandang<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Namun bagiku…<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Dunia itu hitam pekat<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sepekat tinta terhitam<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan bagiku…<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dunia itu memang indah<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Meski terselubung gulita.<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pagi cerah merekah<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sertakan sang mentari tuk sekedar
sapa<br /><br /> </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Tiada kata tiada ucap<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Hanya rasa nikmat dalam dekap kehangatannya<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Semilir angin bisikan sejuta kata
cinta semanis vanila<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Burung-burung berkicau riang
kisahkan lelucon yang mereka bawa dari seberang sungai<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tatkala purnama tampil di pagelaran
langit malam<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kukuk burung hantu kan berdongeng tentang
hidup dan kehidupan<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Debur ombak berkejaran sampaikan tingkah
laku para penghuni laut<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gemericik air sungai pun ramai
bicarakan tentang ikan mas di sela bebatuan<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oh alangkah semarak dunia gulitaku<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Takjub pun gegap aku tersihir daya
semesta<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Meski pekat luas terbentang<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun bak pelukis bebas poleskan kuas
warna-warni di atas kanfas<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Demikian diri ini pun bebas ekspresikan rasa dan angan dalam lukisan kalbu</span></div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-55469552102082580662013-03-15T13:20:00.002+07:002014-11-29T20:24:37.472+07:00Burung-Burung Kertas<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fd/Origami-crane.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fd/Origami-crane.jpg" height="257" width="320" /></a></div>
<b><span lang="EN-US">Burung-Burung Kertas<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span lang="EN-US">Oleh : Rachel Stefanie Halim<br />
(Terbit di Majalah Femina 7 November 2012)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Bu Sri melangkah menyusuri selasar panti menuju sebuah kamar kecil
yang sangat sederhana, sambil kedua tangannya membawa sebuah nampan berisi
semangkuk bubur dan segelas teh hangat. Dengan perlahan dia mendorong pintu
kayu yang sudah setengah terbuka, dan melangkah masuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">"Pagi Din," sapanya lembut pada seorang anak laki-laki
yang sedang terduduk lunglai di atas kursi roda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din hanya menyunggingkan seulas senyum kecilnya pada wanita setengah
tua itu yang sudah dianggap seperti ibu kandungnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Ibu Sri menarik kursi lain dan duduk di sebelah Din, sementara
sebelah tangannya memegangi mangkuk bubur yang tadi dibawanya. "Mimpimu
indah semalam?" tanyanya sambil mulai menyuapi Din makan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din membuka mulutnya dengan susah payah, membiarkan bu Sri memasukan
sendok bubur itu ke dalam mulutnya yang kaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din adalah anak korban aborsi yang tetap bertahan hidup dalam rahim
sang ibu, hingga dia terlahir dengan kondisi tubuh yang cacat. Seluruh tubuhnya
tak dapat berfungsi dengan normal: kedua tangannya selalu gemetar jika
digerakan atau memegang sesuatu, kedua kakinya lumpuh, bahkan otot-otot
rahangnya pun terlampau lemah, menyebabkan dia sulit berbicara dan mengunyah
makanan. Dari lahir Din sudah dibuang orang tuanya, dan diletakkan di depan
pintu panti Tunawarna. Kini Din sudah berumur lima belas tahun, seorang remaja
yang hanya mampu tergolek lemas di atas kursi rodanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Setiap hari Din belajar dengan anak-anak panti lainnya yang beraneka
ragam jenis kecacatannya. Mereka dibimbing oleh para pengurus panti, atau para
kakak-kakak mahasiswa yang terpanggil untuk melayani dan mengajari mereka apa
saja, seperti: baca-tulis, menggambar, dan berbagai jenis ketrampilan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Meski tangan Din sangat lemah dan selalu gemetar, namun semangat Din
tak pernah luntur sedikit pun. Setiap kali dia sedang sendirian, Din selalu
mengambil kertas warna dan menggerakkan kedua tangannya untuk membuat
burung-burungan kertas. </span><span lang="PL">Sudah
banyak burung yang dia buat dan dia letakkan di dalam kotak sepatu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="PL">"Kenapa burung-burunganmu selalu warna
kuning, Din?" tanya bu Sri, ketika memperhatikan kotak sepatu yang ditaruh
Din di sudut lantai kamarnya. "Kamu suka warna kuning ya?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="PL">Din menjawab terbata-bata, "A... ta..ha..yi..."
seraya sebelah telunjuknya diarahkan keluar jendela kamar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="PL">Bu Sri mengikuti arah telunjuk Din, dan bertanya,
"Oh, kamu maksud warna kuning itu seperti sinar matahari?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din mengangguk, dan dengan susah payah dia berusaha menjelaskan,
"Ce...yi…a... Gem...bi...ya..."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Bu Sri tersenyum, "Memang sinar matahari selalu membawa
kegembiraan dan keceriaan." Sebelah tangan bu Sri membelai rambut Din, dan
melanjutkan berkata, "Kau tahu, Din? Senyummu juga selalu membawa sinar
harapan kepada setiap tamu yang berkunjung ke panti kita, dan menyaksikan wajahmu
yang selalu ceria.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din tersenyum, sebelah tangannya bergerak perlahan-lahan untuk
kemudian menyentuh tangan bu Sri. Bu Sri segera menggenggam tangan Din, dan
sesaat lamanya tangan mereka saling terpaut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suatu sore, ketika bu Sri lewat di depan kamar Din yang pintunya
terbuka, dilihatnya Din sedang membuat sebuah burung lagi. Tapi bu Sri
keheranan saat melihat kalau burung itu tidak lagi berwarna kuning, melainkan
berwarna ungu. Buru-buru bu Sri menghampiri Din, dan bertanya, "Kenapa
burungmu sekarang berwarna ungu, Din?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Kedua tangan Din yang sedang melipat kertas dengan gemetar itu
langsung tersentak, dan burung setengah jadi itu pun terjatuh. Melihat itu,
terbersit perasaan menyesal dalam hati bu Sri. "Maafkan ibu ya Din, karena
sudah mengejutkan kamu." katanya seraya membungkuk untuk mengambilkan
burung kertas Din yang tadi terjatuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din menoleh dan tersenyum pada ibu pengurus panti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Bu Sri semakin terkejut, ketika dilihatnya kedua mata Din yang basah.
"Kamu menangis, Din?" tanyanya lembut sambil berlutut di depan Din.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din segera mengusap air matanya dengan punggung tangan, dan menggeleng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">"Jangan membohongi ibu, Din," kata bu Sri seraya menyentuh
tangan Din. "Ayo ceritakan pada ibu, apa yang sudah membuatmu sedih?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din menunduk, lalu kembali dia menggeleng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Bu Sri menghela napas panjang, "Baiklah, kalau memang kamu
tidak mau bercerita pada ibu, ibu tidak akan memaksamu." Lalu bu Sri
bangkit berdiri dan mengembalikan burung ungu itu ke tangan Din. "Jadi
itukah sebabnya kenapa burungmu sekarang berwarna ungu? Kamu ingin mewarnai
suasana hatimu yang sedih itu dengan warna ungu?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Sejenak lamanya Din hanya menengadah memandangi wajah bu Sri,
setelah itu dia pun mengangguk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">"Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu," ujar bu Sri
seraya tersenyum, sebelah tangannya terulur untuk menyentuh bahu Din. "Ibu
berharap, burung kuningmu akan kembali berkicau dan memancarkan cahayanya yang
kemilau untuk menyebarkan kegembiraan bagi setiap hati yang beku."
Kemudian bu Sri melangkah keluar kamar, meninggalkan Din yang masih termenung
sendiri sambil memegangi burung ungunya yang setengah jadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Setengah jam kemudian, tamu yang dimaksud bu Sri telah datang. Suara
mereka terdengar sampai ke kamar Din. Din melihat seorang temannya yang bernama
Lia sedang berjalan dengan tongkat putihnya menuju ke ruang serba guna. Lia
adalah seorang tunanetra berusia sepuluh tahun. Sering kali kursi roda Din
tanpa sengaja ditabrak oleh anak perempuan itu. Tapi Din sangat senang dengan
Lia, karena Lia selalu membuatnya gembira dengan celotehannya yang ramai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">"A!" seru Din sebisanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lia yang baru saja melewati pintu kamar Din, langsung berhenti dan
berseru, "Din, kamu di situ?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">"Ya!" kembali Din berseru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Terdengar tongkat Lia kembali bersuara tak-tuk-tak-tuk, dan sedetik
kemudian wajahnya yang berbentuk bulat telur muncul di depan pintu kamar Din.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din tersenyum. Disodorkannya burung ungu setengah jadi itu ke tangan
Lia yang sudah sampai di depannya. Tangan kecil Lia bergerak menerima burung
kertas itu. "Burung lagi Din?" tanyanya sambil meraba-raba burung
itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din mengeluarkan suara gumamannya untuk menanggapi Lia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="PL">"Kok, burungnya jelek sih? Belum jadi
ya?" komentar Lia polos.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Din terkekeh kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">"Wah, nggak mau ah," sahut Lia sambil mengembalikan burung
kertas itu ke pangkuan Din. "Aku mau burung yang sudah jadi. Ayo Din, kamu
dandani burung jelek itu, dan jadikan burung yang cantik untukku!"
Kemudian Lia memutar badan dan melangkah keluar kamar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="PL">Tak lama kemudian, bu Sri melangkah masuk bersama
lima orang tamunya. </span><span lang="EN-US">Semuanya terdiri dari orang-orang
dewasa: tiga orang wanita, dan dua orang pria. Seperti biasa, bu Sri akan
memperkenalkan Din pada para tamu itu, dan menjelaskan riwayat Din. Para tamu
itu langsung merasa iba pada Din, bahkan yang wanitanya sampai meneteskan air
mata, tapi Din tak pernah lupa untuk menebarkan senyumannya. Din berharap
dengan senyumannya, dia dapat memberikan sinar kegembiraan bagi orang lain,
meski pada saat itu hatinya sendiri pun sedang tersaput awan mendung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Setelah para tamu itu meninggalkan kamarnya, kembali Din mengambil
burung ungu yang tadi diletakkannya di kotak sepatu, dan meneruskan melipatnya
hingga menjadi seekor burung cantik yang utuh dengan kedua sayap, mata, paruh
dan kedua kaki yang kokoh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lengan sang waktu pun terus berayun,
meninggalkan beribu jejak kenangan dalam derap kehidupan manusia yang
terus bergerak maju. Lima tahun lagi telah berlalu, kini Din genap berusia dua
puluh tahun. Suasana sekeliling kamarnya tak satu pun yang berubah, kursi
rodanya pun masih tetap sama, dan di sudut lantai kamarnya yang kecil terpajang
kotak sepatu yang juga belum tergantikan, malah kini kotak sepatu itu telah
beranak pinak menjadi lima buah. Isi kotak-kotak itu telah padat oleh ribuan
burung-burung kertas yang sampai menyembul keluar, bahkan beberapa burung tak
kebagian tempat lagi, dan hanya tergeletak di atas lantai. Meski tubuh Din kian
membesar, namun kelainan pada tulangnya mulai menggerogotinya dengan rasa ngilu
dan nyeri luar biasa. Din acap kali merintih kesakitan, namun rasa sakit itu
tak juga menghentikan kedua tangannya untuk terus menciptakan burung-burung
baru lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lia sering menemaninya mengobrol apa saja, bahkan dia sering
menceritakan kegiatannya di sekolah, dan hal itu sangat membuat Din terhibur. Din
selalu memberikan seekor burung pada Lia setiap kali dia datang ke kamarnya.
Makanya, di lemari pakaian Lia pun bertebaran burung-burung kertas buatan Din.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Kondisi Din kian hari kian lemah. Dan akhirnya, Tuhan menyatakan
bahwa tugas Din di dunia ini sudah selesai, lalu Din pun dijemput-Nya pulang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Seluruh anak panti Tunawarna, para ibu pengurus panti, dan para
donatur, tamu serta kakak-kakak mahasiswa berdiri mengelilingi sepetak tanah
yang menjadi tempat peristirahatan Din terakhir. Telah banyak air mata yang
jatuh untuk mengiringi kepergian seorang sahabat yang telah memberikan sejuta
harapan pada mereka yang acap kali mengeluh oleh ketidak-adilan hidup, padahal
hidup yang mereka jalani jauh lebih berwarna dibanding kehidupan monoton
seorang Din.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Ketika bu Sri menceritakan kegemaran Din membuat burung-burungan
dari kertas warna, dan bagaimana Din memaknai warna-warna pada burung-burung
itu sebagai ungkapan dari perasaan hatinya, seorang gadis cantik berwajah bulat
telur yang berdiri di tengah-tengah kerumunan anak-anak panti sedang memeluk
sekantong besar burung-burungan kertas yang sampai saat ini belum pernah sekali
pun dia lihat warnanya, Lia hanya dapat membayangkan bentuknya saja dari
kepekaan jari-jari tangannya. Sementara di dekat makam, bu Sri sedang mengeluarkan
ribuan burung-burung kertas milik Din, dan disebarkan di atas makam Din. Semua
mata hadirin langsung terbelalak ketika dilihatnya makam Din kini berubah
menjadi lautan kuning. Hampir seluruhnya burung-burung itu terbuat dari kertas
berwarna kuning, hanya beberapa buah saja yang berwarna ungu. Itu berarti, sepanjang
hidup Din yang dihabiskannya di atas kursi roda, Din senantiasa menjaga hatinya
agar tetap memancarkan sinar kegembiraan, dan tak pernah membiarkan suasana
hatinya berubah menjadi ungu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lia melangkah maju dan menyodorkan bungkusan besar miliknya pada bu
Sri. Segera bu Sri membukanya, dan kini mata bu Sri pun ikut terbelalak,
ternyata burung-burung yang diberikan Din pada Lia hamper semuanya berwarna
merah jambu. Ibu Sri mengingat-ingat sebentar, siapa tahu dia lupa kalau Din
juga pernah menyinggung arti warna merah jambu ini. Tapi seberapa keras pun bu
Sri berusaha mengingatnya, pada kenyataannya Din memang tak pernah
memberitahunya,bahkan bu Sri tak pernah melihat Din membuat burung-burungan
dari warna tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Apa Din pernah memberitahu kamu mengapa dia memberikan
burung-burungan merah jambu ini padamu, Lia?"<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lia menggeleng.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Sejenak bu Sri tertegun. Kemudian dia mengambil satu ekor burung itu
dan mengamatinya lebih teliti. Ternyata di balik sayap burung yang sebelah kiri
terdapat sebuah tulisan Din yang berbunyi, "Kau membuat kesedihanku
menjadi kegembiraan." Dan di balik sayap satunya tertulis, "Ungu -
kuning = merah jambu."<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Air mata bu Sri pun kembali membanjir, dan terdengar gumaman lirih dari
bibirnya, " Inilah arti seorang sahabat…”<o:p></o:p></span></div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-72049496801881475412013-03-10T19:37:00.002+07:002013-03-10T19:37:54.850+07:00(Cerpen) Jawaban Tuhan<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156">
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Jawaban Tuhan<br style="mso-special-character: line-break;" />
<br style="mso-special-character: line-break;" />
</b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
Oleh
: <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rachel Stefanie Halim</i><br />
(Terbit di Majalah Diffa 2011)</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Sudah hampir dua
jam aku terus membaca berulang-ulang puisi yang kutulis di atas selembar
kertas, hingga tiap katanya seperti sudah meresap ke dalam setiap pembuluh
darah di otakku. Tapi aku hanya membacanya dalam hati saja, aku masih belum
berani untuk membacanya dengan suaraku, aku benci mendengar suaraku sendiri
yang gagap. Andai saja Suster Tara tidak mengharuskan kami untuk membacakan
puisi saat acara temu kangen dengan mantan anak asuh yang sudah meninggalkan
panti kami, beserta dengan para orang tua angkat mereka, dan juga untuk
memperlihatkan kemampuan kami kepada para calon orang tua yang berniat
mengadopsi kami, mungkin aku takkan perlu bersusah payah berlatih setiap hari seperti
ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Jangankan
membaca puisi, berbicara biasa saja aku sudah gagap..." pikirku sedih.
Julukan Selina si gagap yang diberikan teman-teman sekolahku terus bergema di
kepalaku, membuatku semakin takut menghadapi orang banyak, apalagi kalau harus
berbicara dengan mereka. Meski usiaku kini sudah 15 tahun, tapi penyakit
gagapku belum juga sembuh, malah terasa semakin parah.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Brak!"
tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan Helen menerobos masuk, mengejutkan aku yang
sedang melamun sendiri sambil duduk di atas tempat tidur, kertas yang berisikan
puisi buatanku masih berada di tanganku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">"Oh, ada Selina, toh..." serunya saat
melihatku. "Lagi apa kamu sendirian di kamar?"</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Aku tak menjawab, dan kelihatannya Helen juga tak
begitu perduli apakah aku menjawab atau tidak. Dia terus saja berlari ke arah
lemari dan mengeluarkan semua pakaiannya, lalu dijejalkannya ke dalam koper.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">"Ma... ma...mau... </span>ke... ke
mana?" tanyaku heran.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Orang tua
angkatku sudah menjemputku, dan sekarang mereka sedang menungguku di ruang
suster Tara." jawab Helen riang sambil tangannya menekan tutup koper dan
menguncinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Bu...
bu... bukannya... Ming... minggu... de...de...depan?" Setahuku, semua anak
yang sudah terpilih akan dijemput orang tua angkat mereka pada acara temu
kangen yang baru diadakan Minggu depan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Orang
tuaku akan berangkat ke Jogja besok, dan kami akan menetap di sana untuk seterusnya. Jadi mereka nggak bisa
menunggu sampai Minggu depan." Jawabnya sambil berjalan ke tepi tempat
tidur, dan duduk di sebelahku, sorot matanya tampak dipenuhi kebahagiaan. Sebaliknya,
hatiku terasa sangat sedih mengetahui satu orang lagi temanku akan pergi.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">"Ka... ka... kamu sa...sa...ngat be...
beruntung..." setitik air mata jatuh ke pipiku. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Jangan
berkata seperti itu, Selina..." kata Helen lembut. Ujung jari telunjuknya
mengusap air mataku. "Percayalah kalau Tuhan punya rencana yang indah buat
setiap anak-anakNya... Aku yakin suatu hari nanti kamu juga akan menemukan
orang tua yang mencintaimu."</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Aku menggelengkan kepala. "Ma... ma...
mana... a... </span>ada... yang ma... mau... me... mengambil... anak... ga...
gagap?" Air mataku makin deras mengalir. Helen memelukku, sebelah
tangannya membelai-belai rambut panjangku. "Siapa bilang nggak ada yang
menginginkan kamu? Wajahmu sangat cantik, dan hatimu juga sangat lembut...
Tuhan sangat mencintaimu, Sel... Dan jika Dia sudah memberi, tak ada seorang
pun yang akan dapat mengambilnya... Hanya kita perlu tetap berharap dan percaya
kalau<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>semua akan indah pada waktunya."
Helen melepaskan pelukannya, dan tersenyum memandangku. Aku segera menghapus
air mataku dengan punggung tangan, lalu kupandangi juga wajah Helen. Mungkin
kami takkan pernah lagi saling berjumpa.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Begitulah kehidupan
kami di panti asuhan, datang dan pergi. Bertemu untuk kemudian mengucapkan
selamat tinggal pada mereka yang lebih beruntung, karena sudah menemukan orang
tua yang menginginkan mereka menjadi anaknya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Tiba-tiba pintu
kembali terbuka, dan wajah Suster Aida muncul dari sela-sela pintu. "Helen,
apa kamu sudah selesai membereskan semua barang-barangmu?"</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Sudah,
Suster." jawab Helen yang langsung berdiri dan mengambil kopernya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Kalau
sudah, ayo cepat kembali ke ruang Suster Tara ya, karena orang tuamu akan
segera pulang." setelah berkata seperti itu, Suster Aida pun kembali
melangkah pergi. Helen <span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">berhenti di
ambang pintu, lalu menatapku sekali lagi. </span>"Sampai jumpa lagi ya,
Selina."</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Aku hanya
mengangguk sambil memperhatikan Helen yang menghilang di balik pintu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Ruang aula sudah
dipenuhi oleh para undangan. Terdengar pekikan kegirangan di sana-sini, ketika
para mantan anak asuh bertemu kembali dengan teman-teman mereka yang masih
tinggal di panti. Aku hanya memperhatikannya dari deretan tempat duduk anak-anak
panti yang berada di sebelah kiri panggung. Sebenarnya aku juga ingin menyapa
mereka, tapi aku malu dengan bicaraku yang gagap, jadi aku memilih untuk tetap
duduk saja, mempersiapkan penampilanku yang akan dimulai beberapa menit lagi. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Acara pun dimulai. Pertama-tama Suster Tara
memberikan kata sambutannya, setelah itu satu per satu teman-temanku tampil
membawakan puisinya, sesuai urutan yang sudah ditentukan sebelumnya. Jantungku
semakin berdebar-debar tak karuan, telapak tanganku terasa dingin, aku benar-benar
merasa takut. Ingin rasanya aku menyelinap pergi dari dalam aula, tapi itu berarti
aku akan menghilangkan kesempatan untuk<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>mendapatkan orang tua angkat. Padahal aku juga rindu memiliki orang tua
yang begitu mencintaiku, memanggil mereka mama dan papa, dan mungkin juga akan
memiliki kakak atau adik yang saling menyayangi. Membayangkan semua itu, membuat
hatiku terasa perih, "Bagaimana bisa aku bersaing dengan teman-temanku...?
Mana mungkin aku menjadi anak terpilih, sementara cara bicaraku saja gagap...? Pasti
penampilanku sangat buruk,..." Ratapku dalam hati. Tiba-tiba seseorang
menepuk lenganku, "Sekarang giliran kamu, Sel!" Bisik Fika yang duduk
di sebelahku. Aku buru-buru merapikan rambut panjangku yang kubiarkan tergerai
lepas hingga hampir menyentuh pinggangku, dan bangkit berdiri. Sejenak
kupandangi para hadirin yang masih bertepuk tangan sehabis menyaksikan
penampilan Sherly yang telah berhasil membawakan puisinya dengan begitu indah. Beberapa
dari mereka bahkan sampai menggeleng-gelengkan kepala, seraya lidah mereka
berdecak penuh kekaguman. Setelah suara tepuk tangan mereda, aku mulai
melangkah ke atas panggung. Beberapa lamanya aku hanya berdiri menatap para
hadirin, menarik nafas dalam-dalam guna meredam suara detak jantungku yang
berdebar-debar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Tolong
aku, Tuhan!" seruku dalam hati. <span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Aku masih berharap akan terjadinya mujizat. </span>Sudah seringkali, saat
tengah malam, aku bermimpi dapat berbicara dengan lancar, dan membaca puisi dengan
suara yang lantang dan indah.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Siapa tahu
hari ini adalah saatnya mimpiku jadi kenyataan." harapku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Puluhan pasang
mata terus menatapku serius, menunggu-nunggu puisi berikutnya yang akan
berkumandang melalui bibirku. <span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">Kuhela
nafas sekali lagi, dan akhirnya suaraku pun terdengar,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"A... a...
awan... be... ber... berarak... me... me... madati... la...langit... bi...biru;
Se... se... selalu... be...ber...sama... me...me...meski... pe... petir... me...
meng... hantam..." Mataku mulai berkaca-kaca, hatiku hancur, harapanku pun
menguap lenyap perlahan-lahan. "Me... me... menga... mengapa...
be...ber...pisah... ji...ji...jika... sa...saling...me...men...cinta?" Tak
ada mujizat, tak ada lagi kesempatan. Tuhan tak datang menolongku, aku
benar-benar merasa ditinggalkan, hatiku patah dan langsung remuk
berkeping-keping.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Tiba-tiba
terdengar jerit tangis seseorang dari arah hadirin. Tampak seorang wanita
berlari ke arah panggung, menaikinya, dan langsung saja memelukku. Aku begitu
terperanjat, sampai tak mampu lagi berkutik. Kubiarkan wanita itu terus
memelukku sambil menangis meraung-raung.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
"Selina...
Selina..." Wanita itu terus menyebut namaku berulang-ulang, membuatku makin
keheranan. Tiba-tiba saja ruangan menjadi sangat sunyi, tak seorang pun yang
berbicara. Semua mata memandang kami dengan penuh tanda tanya, hanya tangis
wanita itu saja yang menggema di seluruh ruangan. Namun jantungku seperti berhenti
mendadak, ketika kudengar wanita itu berkata dengan suara parau,
"Selina... maafkan mama, sayang..." Tubuhku menegang, mataku
terbelalak, aku masih tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. <span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">"Sama sekali mama tak pernah
bermaksud meninggalkan kamu, Selina..." Wanita itu terus berkata-kata di
tengah-tengah tangisnya. </span>“Tapi... semua karena kondisi yang memaksa mama
menitipkanmu di panti ini…”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Kupejamkan kedua
mataku, namun air mata tetap saja menerobos keluar membasahi kedua pipiku. Kini
tak salah lagi, wanita yang memelukku memang menyebut dirinya sendiri mama, dan
itu berarti aku ini anaknya. Tapi aku masih tak mampu membuka mulutku, aku
masih bingung dengan apa yang sedang terjadi padaku, semuanya terjadi begitu
tiba-tiba dan terasa seperti mimpi.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">"Mama mohon... maafkan mama...Selina… anakku..."
Kini wanita itu telah melepaskan pelukannya, namun kedua tangannya masih
memegang kedua bahuku, matanya yang basah terus menatap mataku. </span>Aku
balas menatapnya, dan tampak garis-garis wajahku sendiri terpahat di wajahnya.
Tiba-tiba harapan yang tadi sudah menguap lenyap, kembali hadir mengisi penuh ruang-ruang
di hatiku. Seluruh impianku tentang sebuah keluarga kini muncul perlahan-lahan,
membentuk siluet yang makin lama semakin tampak sempurna, dan berakhir pada
sosok wanita di hadapanku, yang bukan hanya sebagai ibu angkat, tapi ibu
kandungku sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PL" style="mso-ansi-language: PL;">"Mama..." panggilku lirih tanpa
tergagap.</span></div>
Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-57726319140373704612012-12-16T13:15:00.002+07:002012-12-16T13:15:29.303+07:00Biar Buta, Tapi Harus Tetap Cantik Dong<span>Dari kuliah sebenarnya aku sudah belajar dandan sendiri, dari pake
bedak, eye shadow, maskara, lipstick, blush on, sampai paling susah itu
pake pensil alis --maklum semuanya diaplikasiinnya tanpa melihat, alias
cuma pake feeling-- :).
<br />Tapi sempat stop,,, kebiasaan jebroynya muncul lagi...:D Bodo amat
sama penampilan... Yang penting bedak ga ketinggalan... Kadang bedak
juga cuma pake yang loose powder (Marks atau Sari Ayu -- murmer tp cukup
ok)
<br />Kalo lipstick,,, hmm,, ini yang paling nyebelin... Belum pernah
nemuin lipstick yang cocok di bibirku yang gampang kering kalau kena
lipstick... Makanya aku paling ga tahan kalau pake lipstick,, paling
banter bertahan setengah jam doang,, setelah itu abis dijilatin lidah
sendiri, hehe...
<br />Tapi sekarang,, gara-gara ketagihan pake produk Shiseido *Maquillage
compact powder & Maquillage foundie* (oleh-oleh suami yang baru
pulang dari Jepang),, aku jadi kecentilan lagi pengen dandan, hehe...
<br />Mulai deh menjelajah ke google, cari make up yg ok... Dan ternyata
brand Shiseido termasuk favorit... Ringan di kulit dengan hasil akhir
yang ok dan tahan lama + oil control.
<br />Aku langsung naksir sama lipsticknya yang katanya moist banget di bibir yang sensitif...
<br />Dan setelah akhirnya aku beli yang Perfect Rouge... Sampe 2 jam
lidahku belum bernafsu menjilati bibir yang masih kerasa moist,, ga ada
lagi tuh bibir kering or pecah2...
<br />Akhirnyaaa., aku nemu jg lipie yang cocok...:)))
<br />Nah untuk eye shadow,, setelah aku baca2 di Female Daily Forum,,,
ternyata produk lokal pun ada yg ok... So, aku beli merek Sari Ayu yang 3
warna, Moist Pome Eye Shadow... Cukup okelah untuk pemakaian sehari2,
plus... Murah meriah mencret...:D
<br />Soalnya kalo beli yg Shiseido juga bisa bikin kantong suami jebol, hehe...
<br />Nah, sekarang aku lagi cari maskara nich...
<br />Kalau Shiseido, aku udah catat yang Majolica Majorca Lash Expander Mascara... Tp udah pasti harganya mehong...
<br />Kayaknya aku mau beli yg Maybelline Hypercurl ajalah...:)))
<br />Tapi blush on... Hmm,, belum tau nich mau yg mana... Ada rekomendasi girls???
</span>Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-83750684387141513192012-11-07T22:02:00.003+07:002014-11-29T20:36:36.391+07:00Kenangan Di Masa Kecil<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://thumbs.dreamstime.com/z/happy-mom-daughter-19166221.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://thumbs.dreamstime.com/z/happy-mom-daughter-19166221.jpg" height="313" width="320" /></a></div>
Waktu itu, sepulang dari sekolah, aku tak langsung pulang ke
rumah, tapi ikut mami menjaga toko yang saat itu masih berlokasi di
jalan Stasiun Sukabumi. Aku sudah pernah mendengar obrolan antara papi
dan mami kalau sekarang toko sepi, karena banyak toko-toko material lain
yang menjadi saingan.<br />
<br />
Siang itu, aku duduk di bangku tinggi di belakang meja etalase,
sementara mami duduk di belakang meja kerja. Aku lupa waktu itu papi
sedang pergi ke mana, kemungkinan sedang mengurusi truknya.
<br />
Sudah berjam-jam berlalu tanpa satu orang pun pembeli. Mami dan aku
tenggelam dalam lamunannya masing-masing. Di luar matahari bersinar
sangat terik, membuat gerah dan ngantuk. Sesekali aku turun dari bangku
tinggi yang kududuki, mondar-mandir seperti setrikaan, atau memainkan
barang-barang yang terpegang oleh jari-jariku, hanya untuk sekedar
menghilangkan rasa bosan.<br />
<br />
Hari mulai sore, matahari tak lagi terlalu menyengat, tapi satu pun
pembeli belum juga mampir ke toko. Kebosanan berubah menjadi kesedihan.
Bagaimana orang tuaku dapat uang kalau tidak ada pembeli yang datang?
Tanyaku dalam hati.
<br />
<br />
Beberapa menit sebelum toko tutup, seorang ibu berjalan memasuki
toko. Hatiku langsung melonjak kesenangan. Akhirnya ada juga yang beli,
pikirku. Dan orang tuaku akan pulang membawa uang.
<br />
Dari tempatku berdiri, aku mengikuti pembicaraan mami dan ibu itu yang ternyata ingin membeli paku.
<br />
Setelah ibu itu menerima barangnya, telingaku menangkap pembicaraan
selanjutnya mengenai jumlah uang yang diterima mamiku dari ibu itu, dan
sontak membuat napasku berhenti sesaat. Ternyata ibu itu hanya belanja
sebesar 500 rupiah!
<br />
<br />
Jadi seharian kami menunggu pembeli hasilnya cuma 500 rupiah saja???
<br />
Sepulang dari toko, aku terus merenung, susahnya cari uang...
<br />
Dan mulai hari itu, aku memutuskan pada diriku sendiri kalau aku tak
boleh terus membebani orang tuaku. Aku harus bisa mandiri, tak boleh
menghambur-hamburkan uang, walau pada kenyataannya orang tuaku tetap
mampu mempertahankan bisnisnya sampai sekarang, bahkan aku dan kedua
saudaraku tak pernah sampai kekurangan sesuatu apa pun, tapi kejadian
siang itu di toko sudah terpatri dalam hati dan pikiranku tentang arti
pengorbanan dan kerja keras.
<br />
<br />
Sejak kuliah, aku sudah memikirkan cara mencari uang. Aku mulai
mencoba mengikuti berbagai MLM, kemudian belajar membuat gantungan kunci
dan gelang dari manik-manik, lalu menjualnya ke teman-teman, sampai
akhirnya Tuhan menghantarku ke PT. Mulia Keramik untuk bekerja sebagai
seorang karyawati. banyak teman-temanku bertanya padaku, "Punya orang
tua yang sukses, kenapa masih mau susah-susah cari uang, sampai harus
kerja di Mulia yang jaraknya sangat jauh dari rumah? Kenapa tidak
tinggal aman saja di Sukabumi bersama mami dan papi??"<br />
<br />
Maka jawabannya adalah sepenggal kisah pengalaman masa kecil yang sudah kututurkan di atas.
<br />
Makasih ya papi, mami, buat jeri payahmu selama ini hingga aku dapat berhasil meraih gelar sarjanaku...
<br />
Selamanya aku mencintai kalian, dan untuk selamanya akan kulambungkan untaian doa bagi kebahagiaan kalian.
<br />
Maafkan aku kalau selama ini aku sering menjadi sumber kesedihan dan
kemarahan kalian, karena sikap<br />
atau omonganku yang menyakitkan.
<br />
<br />
Peluk cium termanis dari anak keduamu yang lagi melankolis...:) Mmmmuaaach...!!!Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-24253921704932128352012-10-25T18:09:00.000+07:002014-11-29T20:37:10.627+07:00Selesai Menciptakan Lagu Natal<span id="yui_3_7_2_1_1351145893029_275" style="font-family: Arial;">Selesai menciptakan lagu Natal: 'Yesus Hadir Dalam
Dunia'.<br /><br />Tapi setiap selesai menciptakan sebuah lagu baru, aku mulai
merasa agak sedih... Banyak sudah lagu yang kuciptakan, tapi aku sendiri
tak tahu bagaimana nasib lagu-laguku ini: apakah akan selamanya hanya tersimpan
dalam laptop, Hp, youtube atau memori otakku saja?? Ataukah suatu hari nanti
lagu-lagu ini akan menjadi salah satu lagu yang juga dinyanyikan dalam
Gereja-Gereja, didengarkan banyak orang, dan berkumandang dalam CD-CD album yang
dijual di toko-toko kaset rohani???<br /><br />Ya Tuhan..., tentu saja secara
manusiawi, aku ingin sekali lagu-lagu ciptaanku ini didengarkan banyak orang,
direkam ke dalam CD, menjadi kesaksian bagi banyak orang...<br />Tapi secara
manusia yang penuh keterbatasan juga, aku hanya bisa mengembalikannya ke dalam
tangan-Mu, biarlah talenta yang sudah Engkau percayakan kepadaku dapat
kukembalikan kepada-Mu berlipat kali ganda dan menyenangkan hati-Mu. Jadi,
terserah Kau sajalah Tuhan, mau dibawa ke mana lagu-laguku ini. Yang penting,
aku sudah berusaha mengembangkannya dan selalu berharap dalam doa, agar Kau
sendiri yang akan bertindak sesuai dengan kehendak hati-Mu.<br /><br />Kiranya
melalui lagu-laguku ini, Kau semakin dimuliakan. Amin!<br /><span style="font-family: Arial;"><br /></span><span style="font-family: Arial;">**</span><br />Yesus Hadir Dalam
Dunia<br /><br />Di malam yang dingin, sunyi, sepi dan gelap,<br />sepasang manusia
kudus berjalan tertatih,<br /><span style="font-family: Arial;">menantikan kelahiran sang
Putera.</span><span style="font-family: Arial;">Kandang domba yang hina menjadi
saksinya,</span><span style="font-family: Arial;">sang Bayi terjanji lahir ke dalam
dunia,</span><span style="font-family: Arial;">mengawali kisah
penyelamatan.</span><span style="font-family: Arial;">REFF:<br />Yesus hadir dalam
dunia,</span><span style="font-family: Arial;">sebagai juru selamat
manusia.</span><span id="yui_3_7_2_1_1351145893029_273" style="font-family: Arial;">Mari bersorak memuji
nama-Nya,</span><span style="font-family: Arial;">s'bab nyatalah besar kasih setia
Bapa.</span><span style="font-family: Arial;">**</span></span>Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1845469087104134164.post-21503852036640361602012-09-19T09:29:00.002+07:002014-11-29T20:39:24.128+07:00Papa Jemput Aku Dong!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://behance.vo.llnwd.net/profiles17/538732/projects/1775172/5ba6d72411e741aec70e7244b97bbb8e.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="http://behance.vo.llnwd.net/profiles17/538732/projects/1775172/5ba6d72411e741aec70e7244b97bbb8e.jpg" height="160" width="200" /></span></a></div>
<span id="yui_3_2_0_1_1348021389549406" style="font-family: inherit;">Sepulang sekolah, terlontar pertanyaan ini dari
mulut Glyn, "Kok papa nggak jemput aku lagi?"<br /><br />Jadi pengen
nangis...:(<br />Mungkin dia lihat teman-temannya yang lain dijemput sama papa
mamanya, sementara dia tiap hari dijemput orang lain, cuma waktu hari ulang
tahunnya saja dia dijemput papa mamanya.<br /><br />Aku
jawab, "Papa kan ada kerjaan... Nanti kalau papa lagi nggak ada kerjaan, papa
bakal jemput Glyn lagi."<br />"Jadi nanti papa jemput Glyn lagi
ya?""Iya."<br /><br />Huhuhuhuhuhuhuhuhuhuuuu....:-(((</span>Rachel Stefaniehttp://www.blogger.com/profile/06615753339698036403noreply@blogger.com2