VIVIT DOMINUS IN CUIUS CONSPECTU STO
Setiap kali aku teringat akan pertolongan Tuhan dalam seluruh kehidupanku, sungguh aku merasa Tuhan itu berada dekat sekali denganku, bahkan Dia tinggal di dalam hatiku.
Apalagi saat mengingat kembali proses aku bisa diterima bekerja di PT. Mulia Keramik Indah Raya, benar-benar membuatku terpesona dan juga terharu. Begitu baik-Nya Tuhan, sementara aku sendiri seringkali begitu jahat. Bahkan aku sering kali malas berdoa.
Di tahun 2003, di mana aku telah berhasil menyelesaikan kuliahku dan memperoleh gelar sebagai sarjana pendidikan, dan sedang kebingungan untuk mencari pekerjaan, karena sudah banyak teman tunanetra yang lain sangat sulit mendapat pekerjaan hanya karena kecacatan mereka, padahal gelar sarjana juga sudah mereka sandang. Setiap malam aku hanya bisa membawanya dalam doa. Pada saat hari ulang tahunku juga, aku hanya make a wish about job. Tepatnya di bulan Desember, sebulan setelah aku di wisuda, aku diundang melalui telepon oleh orang yang sama sekali tidak kukenal untuk menyampaikan kesaksian hidupku di acara Natal kantornya. Nama orang itu adalah Henny Susanti. Dia bilang kalau dia pernah mendengar kesaksianku di
Gereja Nafiri Allah Greenville.
Ketika aku memasuki gedung Gereja di mana acara Natal itu diadakan, sekonyong-konyong aku mendengar sebuah bisikan yang sangat jelas sekali. Bisikan itu seperti terdengar di telingaku, tapi juga seperti muncul dari hatiku. Bisikan itu berkata : "Kamu akan bekerja di sini".
Pada saat itu, aku hanya berpikir kalau bisikan itu pastilah muncul dari hatiku sendiri yang memang sangat merindukan sebuah pekerjaan. Setelah mendengar bisikan itu, aku malah berdoa dalam hati, "Ya Tuhan, seandainya aku boleh bekerja di sini..."
Menurut susunan acara panitia, seharusnya aku tampil pada acara terakhir sebelum penutup. Tapi Tuhan ternyata punya rencana lain. Pendeta yang menyampaikan khotbah saat itu terlambat datang, akhirnya panitia menyuruh aku tampil di awal acara, di sela-sela praise & worship. Setelah aku selesai bersaksi, acara dilanjutkan dengan penyalaan lilin Natal. Tiba-tiba seorang bapak menghampiriku dan bertanya kepadaku :
"Sudah selesai sekolahnya?"
"Sudah, pak." jawabku.
"Sudah bekerja?" Tanyanya lagi.
"Belum."
"Mau bekerja?"
"Mau, pak."
"Ya sudah, kamu bekerja dengan saya saja!"
Ternyata bapak itu adalah pemilik perusahaan tersebut. Kemudian aku mendengar bapak itu berbicara dengan seseorang bapak lain yang sedang berdiri di sebelahnya mengenai penerimaan diriku sebagai karyawannya. Baru kuketahui di kemudian hari kalau bapak yang diajak bicara oleh pemilik perusahaan itu adalah direktur HRD.
Saat itu aku percaya kalau bisikan yang kudengar ketika memasuki gedung Gereja tadi pastilah suara Tuhan. Tuhan telah memberitahuku terlebih dahulu sebelum bapak pemilik perusahaan itu berbicara kepadaku.
Setelah itu acara pun dilanjutkan dengan penyampaian khotbah Natal. Selesai khotbah, bapak pemilik perusahaan itu pun pulang, tidak mengikuti acara hingga akhir. Seandainya pengkhotbah saat itu tidak terlambat datang, dan panitia tidak menyuruhku untuk tampil di awal acara, melainkan membiarkanku tetap tampil di akhir acara. Pastilah bapak pemilik perusahaan itu tidak akan pernah mendengar kesaksianku, dan itu berarti kesempatanku untuk diterima bekerja dengannya pun hilang.
Aku begitu gembira dan benar-benar tak bisa percaya dengan kejadian itu. Sampai tiba di rumah pun, aku masih merasa kalau semua itu seperti dalam mimpi saja.
Selang beberapa hari, seorang wanita meneloponku, memintaku datang ke kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan, untuk proses wawancara. Aku bilang padanya kalau ijasahku pun belum kuterima dari kampus, karena aku baru diwisuda bulan kemarin.
"Tidak masalah, kamu bawa CV saja. Itu pun hanya sebagai formalitas." jawabnya.
Aku pun datang sesuai hari yang ditentukan. Di sana sudah banyak calon karyawan yang sedang mengikuti test. Aku hanya duduk saja di bagian belakang, tak tahu harus berbuat apa, karena pelaksana test tidak memberiku lembar test. Kemudian seorang wanita memanggilku untuk diwawancara olehnya. Selesai di wawancara, aku pindah ke meja bapak Direktur HRD yang waktu di acara Natal diajak bicara oleh bapak pemilik perusahaan itu.
Dia menanyaiku kapan aku akan mulai kerja. Aku bilang awal tahun saja, berhubung waktu itu sudah pertengahan bulan Desember. Dan dia pun menyetujuinya.
Begitulah, akhirnya aku mulai bekerja di PT. Mulia Keramik Indah Raya pada awal Januari di tahun 2004 hingga hari ini.
Henny bercerita kepadaku, kalau sebenarnya waktu itu panitia sudah mengundang artis-artis rohani untuk mengisi acara kesaksian, tapi entah mengapa, satu per satu artis-artis itu mengundurkan diri. Untung saja Henny langsung teringat padaku, dan dia pun langsung menghubungi pihak Gereja Nafiri Allah untuk meminta nomer teleponku.
Sampai sekarang, masih ada teman-teman kantor yang menyangka kalau aku ini saudara dari bapak pemilik perusahaan. Malah seorang sekuriti pernah bercerita kepadaku kalau para sekuriti menganggap aku ini mata-mata big boss!
VIVIT DOMINUS IN CUIUS CONSPECTU STO,, kalimat indah ini kukutip dari Lembah Karmel Puncak. Artinya begitu indah sekali : "Allah Itu Hidup Dan Aku Berdiri Di HadapanNya"
Sungguh Allah hidup!
Dia hidup di dalam hatiku, berdaulat penuh atas hidupku.
Terima kasih banyak, Yesus!
Kau sungguh teramat baik buatku.
Tak tahu aku harus bagaimana agar dapat membalas semua kebaikan-Mu yang tak terkira.
Alih-alih hendak menyenangkan hati-Mu, aku malah seringnya melukai hati-Mu dengan ulahku.
O Yesusku, Allah dan Sahabatku,
aku mau bersaksi di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun tentang semua kebaikan yang telah kuterima dari-Mu,
sehingga biarlah nama-Mu kian masyur di seluruh bumi!
***
LAGU : ALLAH ITU HIDUP
BY : Rachel Stefanie Halim
Saat hatiku lemah,
kuberseru kepada-Nya,
Tuhan kan segera datang menolong.
Dia berkata : "Jangan takut, Aku sertamu."
Hatiku pun memandang-Nya dan percaya.
REFF :
Allah itu hidup,
dan aku berdiri di hadapan-Nya sebagai anak kesayangan.
Allah itu hidup,
Dia sungguh mendengar,
dan berbicara di dalam hatiku.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar