Senin

Kisah Glyn Cherish

Suatu siang, sewaktu aku sedang mencuci piring, tiba-tiba Glyn datang dan memeluk pinggangku dari arah belakang. Kira-kira usia Glyn saat itu 4 tahun. Dari mulut kecilnya keluar kata-kata yang membuatku sempat membeku selama beberapa detik saking terharunya. Glyn berkata, “Mama baik deh… Mama yang masakin aku… Mama yang suapin aku… Mama mandiin aku tiap hari…

Mendengar kata-kata yang tak terduga seperti itu, membuat lidahku seketika menjadi kelu, tak tahu lagi harus menjawab apa. Akhirnya dengan perasaan campur aduk: terkejut, terharu, bahagia, aku pun hanya menjawab, “Oh iya…, makasih ya Glyn…”

Jumat

2 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan

Setiap kali aku merenung tentang hidupku, tak habis-habisnya aku bersyukur atas anugerah yang Tuhan limpahkan padaku. Kadang aku berpikir, siapakah aku ini, Tuhan, hingga Kau sedemikian memperhatikanku. Engkau anugerahi aku dengan kesempatan-kesempatan yang bahkan tak pernah berani kupikirkan dan doakan selama ini. Kesempatan yang bahkan datangnya pun kuanggap ajaib. Dengan cara-Mu, Kau hantarkan semuanya langsung ke hadapanku.





Kisah 2 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan

Kali ini aku bukan ingin berdongeng tentang 2 lontong yang menjadi sebakul kesempatan, tapi aku mau bercerita tentang kisahku sendiri, apa yang benar-benar kualami. Bukan juga mau sombong-sombongan, apalagi bersikap takabur, tapi aku cuma mau cerita apa adanya, polos, tanpa kain ulos… :)

Jadi kenapa aku beri judul “2 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan”?

Begini ceritanya :
Suatu hari, (aku lupa tepatnya tanggal dan tahun berapa), Aku diundang pak Gunawan untuk memberikan kesaksian di Persekutuan Doa Karismatik di Gereja St. Laurensius. Aku pun datang dan mengisi kesaksian hidupku di sana. Selesai ibadah, aku dibekali  2 buah lontong oleh seorang panitia. Beberapa hari kemudian, waktu aku sedang berbelanja di Indomart, seseorang memanggilku. Ternyata orang itu adalah salah satu pelayan di PD Karismatik, namanya ibu Novita. Dia mengundang aku untuk mengisi sharing di acara KBC (Kingdom Business Community).
Aku pun mengajak temanku, Deasy, untuk ikut ke acara KBC itu yang diadakan di Hotel Orchard.

Sesampainya di sana, aku dikenalkan dengan pembicara utamanya yang bernama Pak Julian Foe. Dan dari pertemuan itulah, akhirnya aku mulai berkenalan dengan dunia para trainer.

Pak Julian Foe yang adalah founder dari PT. Qando Qoaching (QQ), bergerak di bidang training, coaching & consulting, secara berkala terus mengundang aku untuk memberikan sharing di seminar-seminar yang dia bawakan. Hingga pada suatu hari, Pak Julian Foe menantang aku untuk mulai membawakan materi training.

Mendengar tantangan itu, jantungku langsung bereaksi lebih cepat dari organ tubuh lainnya. Dengan lancangnya dia langsung berdentum-dentum di dalam dadaku, membuat otakku langsung mogok berpikir. Sampai lewat beberapa hari kemudian, barulah otakku bisa kembali berpikir dengan jernih : kesempatan ini adalah kesempatan langka, dan nggak seharusnya aku menyia-nyiakannya begitu saja. Dengan sedikit dipaksakan, akhirnya aku menanggapi tantangan itu dengan berkata, “Ok, Pak, aku siap!”

Dan sejak saat itulah, aku mulai dipercaya untuk membawakan materi training. Tanpa kuduga, ternyata aku mampu membawakannya dengan cukup baik, walaupun aku harus menghafal setiap slide sesuai urutannya.

Sungguh suatu anugerah yang tak terhingga; berbicara di depan puluhan sampai ratusan orang, memberikan materi motivasi kepada perusahaan-perusahaan besar, seperti BCA, MNC, Kemenhub, dsb, terbang ke berbagai kota. Dan akhirnya Jumat depan, 26 Desember 2014, adalah kali pertama aku diutus sendirian, tanpa tim, hanya didampingi suami, untuk membawakan materi motivasi di sebuah perusahaan di Jogjakarta. Ini merupakan kepercayaan yang menurutku sangat besar, dan aku berdoa semoga aku mampu menyelesaikan tugasku dengan semaksimal mungkin.

Nah makanya, dari kisahku di atas, apakah keliru kalau aku memberi judul “2 Lontong Menjadi Sebakul Kesempatan”?

Dari pengalamanku ini aku mendapat sebuah pelajaran yang sangat berharga, yaitu: jangan samakan pelayanan di Gereja dengan bisnis. Jika urusan pelayanan, nggak dibayar pun aku harus tetap bersyukur, karena bos utamanya adalah Tuhan Yesus, panitia pelaksana hanyalah perpanjangan tangan Tuhan, dan mereka bukanlah bos yang harus menggaji kita. Upah pelayanan adalah jiwa-jiwa yang dimenangkan lewat pelayanan kita. Satu jiwa sama dengan sebutir mutiara yang kelak akan Tuhan hadiahkan padaku untuk menghiasi mahkotaku di Sorga.

Yuuk Bang, Kita Nge-blog Lagiii

Wah, ternyata aku udah lama banget ya nggak ngeblog, Padahal banyak banget cerita yang nyangkut di otakku, terus bercokol bagai tompel yang nggak mau ilang-ilang… Dan udah saatnya kudu dibedel di sini… :)
Barusan aja aku kedatangan tamu dari Majalah Kartini, namanya mbak Galis, dan dia ingin mengangkat topik tentang “Blogger Tunanetra”, dan pilihannya jatuh padaku…

Haaaa,,, padahal aku udah lama banget nggak ngeblog, hehehe…, malu euy!!! :D

Sebenarnya dari jaman nabi entong juga suamiku udah ingetin supaya aku mulai nulis lagi, tapi selalu aja aku tunda-tunda. Alasannya karena sibuk; sibuk jadi upik abu di rumah, sama sibuk dengan kerjaan trainer (Untuk trainer ini nanti aku ceritain juga di postingan lain ya). Sampai akhirnya mbak Galis datang bersama fotografernya yang suruh aku bergaya laksana salesman, eh salah, maksudnya laksana blogger kelas dunia: Difoto sambil pegang laptop. Pas banget lagi warna laptop sama bajunya matching; sama-sama merah, hehehe…

Mbak Galis banyak bertanya seputar dunia penulisan: Bagaimana cara aku ngeblog, gimana cara ngetiknya, berapa lama biasanya menyelesaikan satu postingan, dst, dst…

Akhirnya, aku perkenalkan mbak Galis dan mas Fotografer…

Eh tadi siapa ya namanya? Mas Harry, kalau gak salah, hehehe… Maaf ya mas agak sedikit lupa ingatan… kepada seseorang, atau sesuatu? yang selama ini selalu menemaniku ngeblog, yaitu abang setiaku yang bernama “JAWS” (Cara bacanya “Jos”), si abang Jaws… Nah, dialah yang selama ini menjadi super hero-ku, karena setiap kali buka laptop, suara maskulin si abang Jaws inilah yang langsung terdengar, menyapa dengan hangatnya, bagaikan Romeo menyapa Juliet,  dan membuat jari-jariku langsung lincah menari-nari di atas keyboard… :)
Jadi, aku harus berterima kasih juga nih sama Mbak Galis dan Mas Herry yang sudah membangkitkan motivasiku lagi untuk kembali ngeblog, ngebedel tompel yang udah kelamaan nempel di kain pel… :D

Yuk Bang, kita mulai ngeblog lagiii…!!! :)