Kamis

Kunang-Kunang

Malam bertandang,
dingin pun menyapa:
"Sedang apa kau di sini?"

Jawabku :
"Menunggu sang cahaya!"

Malam terkekeh,
dingin mendengus pahit.
"Tahukah kau akan malam yang berkuasa? Bilamanakah cahaya itu tiba?"

Aku bergeming pilu.
Mataku mengerjap menahan tangis. Gelap semua,
tiada satu pun bintang sudi mengawani.

"Bilamanakah malam berlalu dari pandangan?"
Dalam sepi kubertanya.
Namun tak jua kudengar jawaban.
Hanya sang angin yang bersemilir,
membekukan apa yang telah beku.

Semburat cahaya itu datang,
setitik..., hanya setitik.

Malam terusik,
dingin pun mulai menguap.

Kukerjapkan mata tak percaya,
namun cahaya itu kian besar dan bertambah banyak.
terbang mendekat, terang, berputar-putar.
Mungkinkah cahaya itu ada?
bukankah dia telah pergi lama...
lama sekali?

"Hai kawan!"
Serempak suara itu menyapaku riang;
bersama kilau sinarnya yang berwarna-warni,
bagaikan sinar lampu di tengah kota metropolitan.
Penuh semarak, indah memukau!

Kelopak mataku terbuka lebar,
menyaksikan keindahan yang belum pernah kulihat.
Sungguh, kerlip lampu mereka terlalu indah bagi mata sang putri malam.

"Siapa kalian, hai para mahluk pembawa lampu?"

"Kunang-kunang!"

"Kunang-kunang?
Bagaimanakah kalian dapat mengusir gelap dari mataku?"

"Bukan matamu..., tapi hatimu!.
Kami ada di dalam hatimu!"

"Bilamanakah kalian masuk ke dalam hatiku?"

"Saat kau berharap akan cahaya..., kami ada karena harapanmu!"

"Ah, bagaimanakah harapan dapat menghadirkan cahaya yang terpancar melalui dirimu?"

"Karena kami adalah harapan itu sendiri!
Berharaplah selalu, maka kami akan senantiasa hadir dan menari untukmu!"

"Oh, kunang-kunang pembawa harapan...
tahukah kau akan cantiknya dirimu?
Akan kerlipmu yang membentuk jalinan-bintang bintang bersinar di hatiku?
akankah mungkin aku rela kau pergi?

Malamku kini penuh cahaya;
seolah siang telah sudi menampilkan dirinya yang lama bersembunyi di balik jubahnya.
Ah, kunang-kunang pembawa cahayaku,
Bilamanakah aku sanggup hidup tanpa harapan?

Meski malam terbalut pekat,
membentang luas hamparan kegelapan yang seolah tiada bertepi,
asalkan harapan itu tetap bersemi di hatiku,
maka kau akan menari disekelilingku dengan gemerlap cahayamu!
Oh, kunang-kunang pembawa cinta,
hadirmu menyemarakan hariku.
kini sepi telah terhalau,
membuka jalan bagi keceriaan.

Cintaku akan harapan,
akan dirimu yang mengisi kegelapanku dengan sinar-sinar cintamu!

Tidak ada komentar: