Rabu

Rabu Abu Ke-2

Ini adalah kedua kalinya aku mengikuti Misa Rabu Abu.
Dan untuk pertama kalinya setelah selama tujuh tahun bekerja di Mulia, aku menerima abu di kantor. :)

Aku bersyukur, karena Tuhan telah membawa hatiku kembali merenungkan akan kemurahan-Nya yang teramat besar.
Dikala jiwaku terasa mulai hampa, kasih Tuhan mengalir membasuh jiwaku. Hingga hatiku pun kembali bangkit untuk memandang Sang Kasih Ilahi yang bersinar cemerlang, menyingkirkan kehampaan yang sesaat lalu terasa menyelubungi hatiku.

O Yesusku,
kasih bagi-Mu merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat lagi ditawar-tawar!
Sebab Engkau sendiri adalah kasih sejati.
Kau begitu mengasihi kami meski kami seringkali melukai hati kudus-Mu.
Namun seberapa besar pun pelanggaran dan kesalahan kami, kasih-Mu tak dapat berpaling dari kami, para mahluk durhaka ini.

Seharusnya Kau memilih untuk membuang kami dari hadapan-Mu yang maha kudus!
Namun mengapa Kau malah memilih mati di Salib bagi kami?

O Tuhanku, Raja kerahiman termulia,
Siapakah yang berani berkata : "Kami tidak beruntung!"
padahal karena dosanya, Engkau tersiksa sedemikian rupa di salib!

Siapakah dengan tanpa malu berkata : "Kami menderita!"
Padahal karena ulahnya, Engkau yang tanpa cela malah menerima hukuman dan menderita hingga mati!

O Yesusku...
sadarkan kami, bahwa kami hanyalah setitik debu,
yang jika tertiup angin semilir pun akan terseret dan lenyap!
Apalah daya kami, o Tuhan yang murah hati?
Masihkah kami dapat berpikir: "Kami mampu berbuat segalanya!"
Sementara nafas hidup kami saja Kau yang punya?
Dengan jari-jari-Mu Kau hitung semuanya,
dan hanya dengan satu jari-Mu, Kau dapat memerintahkan hidup atau mati pada kami!

O Yesus, Tawanan Kasih,
aku mengasihi-Mu dengan segenap jiwaku.
Bantulah aku agar selalu taat akan setiap kehendak-Mu.
apalah gunanya hidup ini, tanpa ketaatan dan ketulusan.
Sebab hidup bagi Kristus adalah ketaatan pada semua kehendak Bapa!

Tidak ada komentar: